Senadadengan itu, KHR Kholil As'ad selain menyerukan agar masyarakat Bondowoso untuk memilih pasangan Dhafir - Dayat. Selain itu, KH Kholil juga berpesan agar tidak ada yang melakukan hal negatif seperti mencela, black campaign, maupun menebar kebencian dalam mendukung Dhafir - Dayat. "Tidak boleh mencela, menghina calon lain.
In a digital age where everyone USES social media to learn information and communicate remotely, new media is growing and becoming a human need for everyday life. Youtube is one of the new media that is so frequently visited by people with such needs and at any time that we can enjoy. The gayeng santri channel active on youtube that upshot the lecture of gus baha who is the lead actor. Gus Baha is very popular among the people his lectures are easy to accept and understandable with such a humourless attitude. We can enjoy gus baha's lectures at any time and anywhere with youtube makes it easier for us to gain knowledge of Islam. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free SYIAR Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Volume 2 1 2022 1-10 e-ISSN 2808-7941 DOI 1 Syiar Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam This work is licensed under a Creative Commons Attribution International License. METODE DAKWAH KH. AHMAD BAHAâUDDIN NURSALIM GUS BAHA MELALUI CHANNEL SANTRI GAYENG DI MEDIA YOUTUBE Muhammad Qori Qordofa 1, Muhamad As'ad 2 12 Universitas Hasim Asyâari Tebuireng Jombang 1qoriqordofa 2muhamadasad ABSTRAK Di jaman yang serba digital semua orang menggunkan media sosial untuk mengetahui sebuah informasi dan berkomunikasi secara jarak jauh. Media baru semakin berkembang dan menjadi kebutuhan bagi manusia untuk kehidupan sehari-hari. Media youtube salah satu media baru yang sangat sering dikunjungi oleh berbagai kalangan sesuai kebutuhan dan bisa kapan saja untuk kita nikmati. Channel santri gayeng yang aktif dimedia youtube yang mengunggah kajian ceramah nya Gus Baha yang menjadi aktor utama nya. Gus Baha kiyai yang sangat terkenal dikalangan masyarakat ceramah nya yang mudah diterima dan difahami dengan pembawaan yang sangat humoris dan santai. Kita bisa menikmati ceramah Gus Baha kapan saja dan dimana saja dengan adanya youtube memudahkan kita untuk mendapatkan pengetahuan agama islam. Kata Kunci Metode Dakwah, Gus Baha, Youtube Metode dakwah KH. Ahmad Bahaâuddin... 2 Syiar Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam ABSTRACT In a digital age where everyone USES social media to learn information and communicate remotely, new media is growing and becoming a human need for everyday life. Youtube is one of the new media that is so frequently visited by people with such needs and at any time that we can enjoy. The gayeng santri channel active on youtube that upshot the lecture of gus baha who is the lead actor. Gus Baha is very popular among the people his lectures are easy to accept and understandable with such a humourless attitude. We can enjoy gus baha's lectures at any time and anywhere with youtube makes it easier for us to gain knowledge of Islam. Keywords Method Dakwah, Gus Baha, Youtube Muhammad Qori Qordofa 1, Muhamad As'ad 2 3 Syiar Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam A. PENDAHULUAN Malik Idris, dakwah diartikan sebagai mengajak orang lain untuk meyakini dan mengamalkan aqidah dan syariâat Islam yang terlebih dahulu diamalkan oleh pendakwah itu sendiri Bashori & Jalaluddin, 2021. Fauzi menjelaskan Da'wah has a significant role in increasing public about knowledge and understanding, sedangkan Abidin & Zainuddin menjelaskan da'wah is defined as the activity of giving understanding of a concept or theory carried out by an individual or a group of people to other people who are the target of da'wah Baidowi, 2021. Kesuksesan dakwah diantaranya sangat ditentukan oleh bagaimana dakwah itu dilaksanakan. Tata cara dalam berdakwah termasuk pengemasan materi, sikap dan cara penyampaian materi dakwah menjadi lebih penting dari materi dakwahnya. Betapa pun sempurnanya materi, lengkapnya bahan dan aktualnya isu-isu yang disajikan, tetapi bila disampaikan dengan cara yang sembrono, tidak sistematis dan serampangan, akan menimbulkan kesan yang tidak menggembirakan. Tetapi sebaliknya, walaupun materi dakwahnya kurang sempurna, bahan sederhana dan isu isu yang disampaikan kurang aktual, namun disajikan dengan cara yang menarik dan menggugah maka akan menimbulkan kesan yang menggembirakan. Aktivitas dakwah sudah cukup lama dilakukan, paling tidak sejak Rasulullah Muhammad SAW diangkat menjadi Rasul. Agar dakwah di era modern ini dapat berjalan dengan baik, diperlukan adanya media dakwah yang dapat dimanfaatkan untuk kelancaran dakwah. Media dakwah merupakan seperangkat peralatan yang digunakan oleh daâi untuk mendukung proses pelaksanaan dakwah di era new normal seperti buku, perangkat keras atau perangkat lunak IT, peralatan pendukung protokol kesehatan dan lain sebagainya Baidowi & Salehoddin, 2021. Media terdiri atas beberapa unsur orang, teknologi, sarana, peralatan dan lain sebagainya yang disusun secara rapi untuk membentuk suatu proses komunikasi yang sistematis dalam pembelajaran Mahnun, 2012. Media baru adalah salah satu bentuk perkembangan teknologi komunikasi yang memperluas jangkauan komunikasi antara sesama manusia dalam bentuk lingkungan yang lebih luas. Dan tak dapat dipungkiri lagi media baru bisa membawa dampak bagi kehidupan sosial masyarakat dan terhadap budaya di sekitarnya dapat disebut revolusi digital Baik itu dampak positif maupun dampak negatif yang terjadi di kehidupan sosial masyarakat. Media sosial dapat digunkan oleh khalayak umum media daring ini bisa kita gunakan kapan pun sesuai kebutuhan kita, para pengguna media baru bisa saling berinteraksi dangan cara nya masing-masing, ada yang berinteraksi melalui blog ataupun jurnal ada juga yang berpartisipasi dengan menggunakan youtube sebagai media berinteraksi memberi informasi dan google sebagai tempat yang merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia. Media sosial membuat kita mengakses sesuatu semakin mudah dengan jangkauan yang sangat luas. Selain itu, media sosial juga bisa menjadi wadah bagi manusia untuk melakukan kreatifitas dengan membuat konten konten yang menarik Metode dakwah KH. Ahmad Bahaâuddin... 4 Syiar Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam untuk ditonton dan dipelajari. Secara umum banyak sekali para daâi yang menggunakan media sosial untuk keperluan dakwah dengan cara mengupload ceramah mereka untuk disebarluaskan melalui internet sehingga dapat dijangkau oleh semua kalangan. Media baru youtube didirikan pada tahun 2005 tanggal 14 februari oleh tiga orang, mantan karyawan paypal, yaitu Chad Hurley, Steve Chen dan Jawed Karim. Situs web ini memungkinkan pengguna mengunggah, menonton, dan berbagi video. Perusahaan ini berkantor pusat di San Bruno, media youtube sangat pesat pada tahun 2006, pada tahun itu media youtube telah berhasil menjadi media terpopuler sehingga dapat memberikan beranekaragam manfaat. Berawal hanya mengupload atau mengunggah video sederhana sekarang dapat di gunakan untuk live streaming, dan berkembang sebagai media untuk berdakwah. Dari sekaian penceramah yang bermunculan di Youtube salah satunya adalah KH. Ahmad Bahaâuddin Nursalim atau yang lebih dikenal dengan panggilan Gus Baha. Salah satu akun Youtube yang mempopulerkan Gus Baha di media sosial adalah santri gayeng. Channel santri gayeng salah satu channel berdakwah bersama Gus Baha banyak video ceramah Gus Baha yang diunggah, santri gayeng memiliki arti guyon yang sesuai dengan Gus Baha yang suka guyon didalam isi ceramahnya maka banyak yang menyukai ceramah beliau dikalangan masyarakat. Gus Baha saat ini bisa dikatergorikan sebagai ulama besar yang menguasai berbagai ilmu seperti ilmu tafsir al-Qurâan ilmu hadis serta hafalan Sahih Muslim lengkap dengan matan, rowi dan sanadnya. Selain Sahih Muslim beliau juga mengkhatamkan dan hafal isi kitab Fathul Mu'in dan kitab-kitab gramatika bahasa arab seperti 'Imrithi dan Alfiah Ibnu Malik. Channel santri gayeng dibentuk saat kepemimpinan KH. Maimoen Zubairdi, alumni pondok pesantren yang beliau pimpin membuat akun yotube yang diberi nama âsantri gayengâ. Pada saat itu santri gayeng dipimpin oleh Gus Yasin Maimoen, penasihat utamanya Nawawi Suyuthi Cholil akrab dipanggil Mbah Wie, Paklik dari Mbah Moen dan sepupu Gus Mus. Santri Gayeng diketuai Gus Najib Buchori. B. METODE PENELITIAN Dalam penelitian yang digunakan penulis untuk meneliti menganalisis dan mendeskripsikan Metode Dakwah Kh. Ahmad Bahaâuddin Nursalim Gus Baha Melalui Channel Santri Gayeng di Media Youtube. Menggunakan metode kualitatif dan netnografi kedua metode ini yang penulis gunakan dalam penelitian ceramah Gus Baha dichannel santri gayeng, adapun metode analisis yang dipakai adalah dengan mereduksi data, penyajian data, pengambilan kesimpulan, pengesecakan keabsahan data menggunakan kekuatan penelitian dan menggunakan bahan refrensi. C. HASIL DAN PEMBAHASAN Penulisan penelitian ini dilaksanakan untuk menganalisis dan mendeskripsikan Muhammad Qori Qordofa 1, Muhamad As'ad 2 5 Syiar Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Metode Dakwah Kh. Ahmad Bahaâuddin Nursalim Gus Baha Melalui Channel Santri Gayeng Di Media Youtube. Sejarah perjalan dakwah Kh. Ahmad Bahaâuddin Nursalim Gus Baha dimulai dari salah satu organisasi yang sangat terkenal dan banyak di isi oleh kiyai-kiyai besar di Indonesia, Nahdatul Ulama salah satu organisai yang beliau ikuti dan aktif juga dalam ke organisasian, dengan pengetahuan ilmu Tafsir Al-Quran yang mendalam dan ilmu Fiqih. Gus Baha merupakan santri yang sangat menonjol dengan keilmuannya dan beliau merupakan santri pertama Al-Anwar yang memegang rekor hafalan terbanyak dieranya, beliau juga mengkhatamkan hafalan kitab Fathul Muâin dan kitab- kitab gramatika Arab seperti Imrithi dan Alfiah Ibnu Malik. Dalam berbagai kesempatan, beliau sering mendampingi gurunya SyaikhinaMaimoen Zubair untuk berbagai keperluan dakwah dan pondok pesantren. Dimulai dari sini rekam jejak dakwah Gus Baha sudah mulai dikenal oleh masyarakat khususnya, masyarakat pondok pesantren di Pondok Pesantren Al Anwar Karangmangu, Sarang, Rembang. Setelah menikah, beliau mencoba hidup mandiri dengan keluarga barunya dan menetap di Yogyakarta sejak 2003. Pada tanggal 26 Desember 2018 sejarah awal mula Santri Gayeng didirikan, Santri Gayeng didirikan oleh Maimoen Zubair Mbah Moen, pemimpinnya adalah Gus Yasin Maimoen, penasihat utamanya Nawawi Suyuthi Cholil. Santri Gayeng diketuai Gus Najib Buchori. Santri Gayeng merupakan bagian dari âGanjar-Yasinâ untuk Jateng. Tujuan mengunggah pengajian pesantren tradisional, di akun media youtube salah satunya adalah, ikhtiar memperlambat jatuhnya hari kiamat di dunia. Dan Gus Baha merupakan sesosok guru yang bisa dijadikan panutan oleh para pendengar, dan dari sinilah awal mula perjalanan dakwah Gus Baha di media sosial yaitu membuat konten seputar pengajian tentang agama islam yang secara langsung dipinpim oleh Gus Baha di channel Santri Gayeng. Dalam penelitian skripsi ini penyajian data akan dilakukan dengan mendeskripsikan objek yaitu Ahmad Bahauddin Nursalim Gus Baha sebagai objek didalam penulisan karya ilmiah ini skripsi yang akan diteliti. Dan peneliti ini akan mendeskripsikan metode dakwah Kh. Ahmad Bahaâuddin Nursalim Gus Baha melalui channel Santri Gayeng pada ceramah Gus Baha yang diunggah melalui media youtube dengan tiga video unggahan di youtube Santri Gayeng yang menjadi sempel sebagai berikut 1. Habib Jakfar Alkaf, wali yang di belakang Jokowi. Dalam video ini metode dakwah Gus Baha menggunakan al-mauidzah al-hasanah, yaitu metode dakwah yang mengjak kepada sesuatu kebaikan kepada diri kita semua, dalam video Gus Baha tersebut dapat disimpulkan Gus Baha mengajak untuk kita berpikir positif terhadap ulam-ulama, yang berhubungan dengan para pejabat karena ulama dan pejabat itu saudara kembar, Gus Baha juga menjelaskan dengan hikmah, karena cara prilaku wali Allah dan kita yang baiasa-biasa saja berbeda dalam berpikir, beliau menyampaikan juga dengan bijaksana dan mudah dipahami oleh madâu. Metode dakwah KH. Ahmad Bahaâuddin... 6 Syiar Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam 2. Ngaji Dahsyat 2021 Gus Baha Bersama Grab [Video]. Dalam video ini Gus Baha menerapkan metode dakwah Al-mauidzah al-hasanah terhadap para madâu yang sebagai mitra Grab, pembahasan nya pun sesuai dengan profesi Grab, yang haru mengetahui hukum Fiqih minimal yang dasar, dan Gus Baha juga memberikan ijazah Al-Fatihah kepada mitra Grab, sebagai salah satu metode dakwah hikmah, yang dilakukan Gus Baha, tujuan Gus Baha untuk para mitra selalu taat beribadah di jalan nya Allah Gaya retorika Gus Baha untuk kali ini ada dialogika, yang mana mitra Grab diberi kesempatan untuk bertanya ke Gus Baha, tentang persoalan profesinya maka Gus Baha akan menjawab sesuai hukukum Fiqih yang ada, mudah dipahami oleh para madâu. 3. Ilmu Baru Jangan Ajari Anak Supaya Hemat! Gus Baha. Ceramah video ini Gus Baha menggunakan metode dakwah Al-mauidzah al-hasanah memberi nasihat dengan kejadian Nabi Musa dan Nabi Muhammad pada zaman nya, yang di uji olel Allah yang sabar menerima segala ujian dan mengajarkan bawasannya mengajak anak kecil itu bermain termasuk ibadah, karena Nabi melakukannya pada saat itu. Dan berprilaku husnudzon juga penting dalam kihidupan kita ini. 4. Gaya retorika Gus Baha dalam video, ini menggunakan gaya monologika di mana Gus Baha berbicara yang lain mendengarkan, dan ditambahi guyonan khas beliau, yang menghibur para madâu dalam mendengarkan ceramah beliau. Dari ketiga video ceramah Gus Baha yang di unggah channel Santri Gayeng, peneliti menyimpulkan beberapa metode yang di peraktekan Gus Baha dalam ceramah nya, menggunakan dua metode yaitu, Hikmah dan Al-mauidzah al-hasanah, dan beliau menggunakan gaya retorika monologika, dialogika, dan pembinaan dari masing-masing video yang diteliti. Metode Gus Baha dalam berceramah yang dilakukan dalam tiga video yang ditetili sebagai berikut beserta contoh nya 1. Metode Hikmah, dalam isi ceramah Gus Baha yang metode Hikmah seperti âjalan-jalan itu termasuk ibadah dan ini sudah jalan-jalan juga mencari nafkah yang soleh dapet ibadah yang ga soleh dapet macam-macamâ 2. Metode Al-Mauidzah Al-Hasanah. dalam isi ceramah Gus Baha yang metode Hikmah seperti âNabi berkenan mengakui eksistensi hukum yang sedang berlaku tentu ketika hukum itu tidak bertentangan dengan syariat jadi pilihan beliau dekat dengan presiden,kaplori dan pejabat lain nya jangan di tafsirkan aneh-aneh tetapi tafsirkan lah bahwa semua itu untuk keinginan beliau supaya kita semua baik-baik saja baik terkait urusan ulama maupun urusan pejabat dan itulah yang di ihya ulumuddin dijelaskan seperti itu ulama dan pejabat itu saudara kembarâ. Dalam penelitian ini, terdapat tiga macam gaya retorika yang digunakan Gus Baha, dalam ceramahnya yaitu dialogika, monologika dan pembinaan, semua itu dilakukan Gus Baha di berbagai video ceramah nya, setiap beliau melakukan gaya retorika pasti dengan gaya pembinaan yang sangat mudah dipahami, dan dengan khas guyon nya yang sering menghibur, dan beberapa perumpamaan yang membuat Muhammad Qori Qordofa 1, Muhamad As'ad 2 7 Syiar Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam gaya monologika Gus Baha tersampaikan dengan mudah, dan dialogika bersama Gus Baha dengan jawaban yang ringkas namun jelas, sangat memudahkan madâu untuk memahami pernyataan Gus Baha. Dalam pelaksanaan dakwah, gaya retorika dengan mempraktekkan gaya bahasa, gaya suara dan gaya gerak tubuh sesuai dengan apa yang ada di dalam ilmu retorika yang peneliti pelajari dalam kajian gaya atau elocutio/style berdasarkan konsep oleh Gorys Keraf Yanuar & Adlani, 2019. Salain dari retorika di atas peneliti juga mendapatkan beberapa gaya retorika dari segi bahasa, suara dan gerak, yang sangat umum digunakan dalam berdakwah, dan peneliti sudah mengumpulkan data tersebut, berikut data gaya retorika Gus Baha 1. Gaya bahasa klimaks juga digunakan beliau dalam ceramah nya, seperti âanak kecil itu boros berkah untuk pedagang dan temennya biarkan sajaâ, âAl-Fatihah kalimat yang baik diajarkan oleh Allah dan rasulullah pasti memiliki kekuatan luar biasa maka baca Al-Fatihah dijiwaiâ, âkaidah Fiqih menolong maksiat ya bagian dari maksiat, menolong taat ya bagian dari ibadah mau gamau harus ada hukumnya setidaknya berkah nya hukum kita tau istihgfarâ dan orang melete itu gampang bersyukur, enak jadi orang biasa begini mau ngopi, ngopi saja mau makan, makan saja tanpa adanya terikatâ 2. Gaya bahasa apostrof sering dilakukan Gus Baha dalam ceramah nya. âketika Habib Jakfar sering melakukan syahadat wali-wali yang sudah tiada secara berulang-ulang, itu sebuah kebiasaan Habib Jakfar, mungkin kita sering mendengar itu biasa biasa saja,karena kita semua bukan wali ataupun ahli Fiqih, yang bisa mengerti setiap tindakan beliau.â.âmbah kholil bangkalan terkenal wali, haji-haji di madura kan pada kultus, talqin, kalau bukan mbah kholil mereka gamau, makanya yang penting jadi kekasih Allah aman, Malaikat pun wajib sopan makanya itu pentingnya jadi wali terlebih dahuluâ 3. Gaya bahasa ironi yang beliau lakukan dalam ceramah nya. ânggak masalah kamu anti-semaan, tetapi lakukan perintah Nabi untuk hatam tiga kali sehari, tidak apa-apa anda memilih-milih bidâah sesuai versi anda, pemikiran anda, tetapi yang adi,l kalau anda anti-semaan ya khataman Al-Quran setiap tiga hari,karenaNabi bersabda, khataman setiap tiga hari sekaliâ itu ga adil nya disituâ 4. Gaya bahsa hiperbola, juga menjadi khas Gus Baha dalam ceramah nya. âkalau pak rektor berdoa biasanya gak begitu manjur karena jadi rektor itu banyak hisabnya beratâ, âharta kok menghabiskan harta yang lainâ dan âmaka saat ini jika ada orang mencintaimu lalu mempermasalahkanmu ya biasa saja, istri itu cinta kamu, sampai ia menuntut kamu agar kaya itu saking cintanya, tidak rela jika kamu miskin jadi sekali-kali ditafsiri yang baik, jadi jika istri nuntut kamu kaya itu berati betul-betul cinta, ga ikhlas kalau saya miskin, ditafsiri gitu kan bisa, misalkan kamu miskin tetapi istri tenang saja berati seakan-akan ia ridhaâ Metode dakwah KH. Ahmad Bahaâuddin... 8 Syiar Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam 5. Gaya bahasa sinisme juga beliau gunakan. âsetiap ada hujan turun kalian selalu mengatakan, pantas hujan tadi sudah mendung, itu Allah tersinggung karena kalian mengaggap hujan turun karena mendung, bukan karena Allah â 6. Gaya bahasa repitisi beliau juga gunakan. âDi antara kebaikan islam adalah orang harus inget semua nikmat, kalau nikmat itu sudah ada semua, kata imam Ghazali ânikmat hidup jika tidak ada kenikmatan yang anda punyai, kamu datang ke kuburan dan kamu bilang begini, kenikmataan kembali kedunia adalah kenikmatan yang di inginkan mulai yang mati dari zamanNabi adam hingga kiamat.â Dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan beberapa gaya bahasa yang paling muncul di antara gaya bahasa yang digunakan oleh Gus Baha. Kemudian peneliti menganalisis gaya suara Gus Baha dalam dakwahnya. Gaya suara ceramah Gus Baha terbilang pelan lemah lembut, dan menggunakan bahasa sesuai tempat beliau berdakwah, misalkan beliau berdakwah di daerah yang kental dengan bahsa jawa nya, maka beliau menggunakan bahasa jawa yang sering orang setempat gunakan, jika beliau ceramah di luar daerah jawa, maka beliau menggunakan bahasa Indonesia, walaupun terkadang suka keceplosan berbicara jawa. Fatoni & Rais menjelaskan dengan penggunaan bahasa dan diksi yang tepat maka dapat meciptakan suasana dan nuansa komunikasi yang lebih hidup dan menarik untuk diperdengarkan, pemilihan diksi yang tepat juga dapat menghindari kesalahpahaman atau kesalahtafsiran dalam komunikasi Dewantara, 2020. Untuk intonasi suara Gus Baha cukup stabil tidak terlalu pelan, dan tidak terlalu kencang, dan tidak pernah ceramah secara menggebu-gebu. Gus Baha tergolong ulama yang santai dalam menyampaikan pesan, Gus Baha lebih sering menggunakan pauseuntuk menjeda beberapa kata. Fungsi dari penggunaan gaya bahasa dapat meningkatkan, mempengaruhi, menciptakan dan memperkuat minat pembaca untuk mengikuti gagasan, pikiran yang dikemukakan oleh pendakwah Nurlaela, et al., 2022. D. SIMPULAN Penelitian ini fokus terhadap metode dakwah Gus Baha dalam channel Santri Gayeng, pada video yang di unggah bulan Januari-Maret 2021 peneliti memilih tiga video yang diteliti, dengan menggunakan metode netnografi dengan observasi data melalui video unggahan Santri Gayeng, sehingga peneliti dapat memliki beberapa kesimpulan diantaranya adalah sebagai berikut 1. Metode dakwah Gus Baha yang memiliki tiga metode dalam berceramah nya diantaranya a. Metode Hikmah, Gus Baha selalu merangkul dan mengajak dengan sederhana dan lemah lembut kepada para pendengar untuk menjadi yang lebih baik lagi dan mengikuti ajaran agama islam yang benar, Gus Baha selalu ingin mengajak para pendengar menjalankan kehidupan yang lebih baik lagi. Ibnu Katsir menerangkan dalam tafsirnya, bahwa hikmah Muhammad Qori Qordofa 1, Muhamad As'ad 2 9 Syiar Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam mengandung arti tafsir al-Qurâan, kesesuaian antara perkataan ilmu fiqh dan al-Qurâan, mengerti, akal, dan paham betul terhadap ajaran agama Ismatulloh, 2015. b. Metode Al-Mauidzah Al-hasanah, Gus Baha juga sering memberikan ceramah dengan bahasa yang lemah lembut, Gus Baha terkenal dengan guyonan nya dalam memberikan ceramah nya, sehingga para pendengar sedikit terhibur dan mudah menerima isi pesan dari Gus Baha, setiap ceramah Gus Baha selalu memberikan motivasi dalam menjalankan kehidupan dan memberikan contoh kehidupan seseorang yang patut kita contoh. Mauâizhah hasanah dapatlah diartikan sebagai ungkapan yang mengandung unsur bimbingan, pendidikan, pengajaran, kisah-kisah, berita gembira, peringatan, pesan-pesan positif wasiat yang bisa dijadikan pedoman dalam kehidupan agar mendapatkan kedamaian dunia dan akhirat Maullasari, 2019. c. Metode Al-mujadalah al-ahsan, Gus Baha juga memperkuat isi ceramah nya dengan dalil-dalil dan kisah-kisah para nabi dan sahabatnya, dilakukan metode ini untuk menambah keyakinan para pendengar. Metode dakwah ini lebih bersifat komunikatif, artinya ada interaksi feedback aktif antara madâu dengan materi dakwah yang disampaikan daâI Aliasan, 2011. 2. Gaya retorika yang di gunakan Gus Baha dalam berceramah yang sudah peneliti dapat simpulkan menjadi tiga diantara nya yaitu a Monologika, Gus Baha sering melakukan gaya Monologika dalam berceramh di berbagai kesempatan, beliau juga menyampaikan dengan santai dan guyon untuk menghibur para pendengar, tetapi Gus Baha juga sangat tegas dan detail dalam memberikan isi ceramah nya. b Dialogika, dibeberapa kesempatan Gus Baha melakukan Dialogika terhadap para pendengar, dengan memberikan jawaban terhadap permasalahan yang terjadi. c Pembinaan, gaya retorika ini selalu di gunakan setiap gaya retorika monologika dan dialogika di lakukan dalam menyampaikan pesan. 3. Perkembangan akun youtube Santri Gayeng, semakain bertambah pengikutnya serta banyak yang berkunjung menonton video nya, Santri Gayeng pun tidak hanya aktif di youtube saja namun di instagram dan twitterjuga aktif, sehingga banyak video-video pendek yang di unggah di media sosial lain nya, tujuannya untuk meningkatkan ketertarikan orang lain untuk mengunjungi youtube Santri Gayeng, pada saat ini Santri Gayeng memiliki pengikut sebanyak 360k yang akan terus bertambah. DAFTAR PUSTAKA Aliasan, A. 2011. Metode Dakwah Menurut Al-Quran. Wardah, 23, 143â151. Baidowi, A. 2021. Da â wah Management of Islamic Religious Counselors in Metode dakwah KH. Ahmad Bahaâuddin... 10 Syiar Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Pegantenan , Pamekasan during and post Covid-19 Era. Muharrik Jurnal Dakwah Dan Sosial, 401, 63â78. Baidowi, A., & Salehoddin, M. 2020. Strategi Dakwah di Era New Normal. Muttaqien, 21, 70â86. Bashori, A. H., & Jalaluddin, M. 2021. Dakwah Islamiyah di Era Milenial. Syiar Jurnal Komunikasi Dan Penyiaran Islam, 12, 87â100. DAKWAH Dewantara, M. I. 2020. Pemilihan Bahasa Dakwah Habib DR. Segaf Baharun, Dalam Majelis al Hikam. Wasilatuna Jurnal Komunikasi Dan Penyiaran Islam, 31, 340â355. Ismatulloh, A. M. 2015. Metode Dakwah Dalam Al-Qurâan. Jurnal Lentera, 102, 155â169. Mahnun, N. 2012. Media Pembelajaran Kajian terhadap Langkah-langkah Pemilihan Media dan Implementasinya dalam Pembelajaran. An-Nidaâ Jurnal Pemikiran Islam, 371, 27â35. Maullasari, S. 2019. Dan Implementasinya Dalam Bimbingan Dan Konseling Islam Bki . Ilmu Dakwah, 201, 127â153. Nurlela, L. F., Boeriswati, E., & Tajuddin, S. 2022. Gaya Bahasa Komunikasi Dakwah Dalam Ceramah Syekh Sulaiman Bin Salimullah Ar Ruhaily. BAHTERA Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra, 211, 72â93. Yanuar, D., & Adlani, A. N. 2019. Gaya retorika dakwah ustadz abdul somad pada ceramah peringatan maulid nabi muhammad saw tahun 1440 H di mesjid raya baiturahman banda aceh. Jurnal Al-Bayan Media Kajian Dan Pengembangan Ilmu Dakwah, 252, 354â385. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this AsdarDakwah merupakan suatu penyampaian pesan kepada masyarakat agar mereka tetap pada jalan kebenaran dan hanya kepada Allah Swt yang mereka sembah dan tempat memohon. Berdakwah harus memenuhi tiga syarat yaitu, aqidahnya benar, manhajnya benar, memahami Al-Qur'an dan As-Sunnah, dan beramal dengan adanya wabah COVID-19 sebagai pandemi yang telah tersebar ke berbagai negara dan sudah sampai ke negaran Indonesia. Maka diperlukan suatu langkah lain dalam kegiatan keagamaan untuk pencegahan dan memutus rantai covid 19 agar tidak tersebar dan tidak meluas di masjid. Terutama yang ditetapkan sebagai zona merah yaitu wilayah yang sudah terkena, tertular bahkan sampai menelan korban jiwa. Maka tinggal di rumah dan tetap menjaga jarak merupakan pilihan umat Islam saat keadaan sekitar dirasa dapat merugikan diri sendiri dan orang dengan berjalannya waktu pada saat ini Pemerintah mewacanakan memberlakukan kebijakan new normal atau memulai aktivitas masyarakat pada minggu pertama Juni mendatang. Banyak prediksi yang muncul akibat dampak yang ditimbulkan dari pemberlakuan kebijakan new normal pada saat berakhirnya masa puncak kasus virus corona di Indonesia belum ada. Beberapan pakar menyebutkan syarat mutlak yang harus dipenuhi ketika pemerintah ingin menggerakkan lagi aktivitas ekonomi masyarakat secara normal adalah berakhirnya masa puncak kasus virus corona di during and post Covid-19 EraPegantenanPegantenan, Pamekasan during and post Covid-19 Era. Muharrik Jurnal Dakwah Dan Sosial, 401, 63-78. H BashoriM JalaluddinBashori, A. H., & Jalaluddin, M. 2021. Dakwah Islamiyah di Era Milenial. Syiar Jurnal Komunikasi Dan Penyiaran Islam, 12, Bahasa Dakwah Habib DRM I DewantaraDewantara, M. I. 2020. Pemilihan Bahasa Dakwah Habib DR. Segaf Baharun, Dalam Majelis al Hikam. Wasilatuna Jurnal Komunikasi Dan Penyiaran Islam, 31, 340-355. Dakwah Dalam Al-Qur'anA M IsmatullohIsmatulloh, A. M. 2015. Metode Dakwah Dalam Al-Qur'an. Jurnal Lentera, 102, Pembelajaran Kajian terhadap Langkah-langkah Pemilihan Media dan Implementasinya dalam Pembelajaran. An-Nida' Jurnal Pemikiran IslamN MahnunMahnun, N. 2012. Media Pembelajaran Kajian terhadap Langkah-langkah Pemilihan Media dan Implementasinya dalam Pembelajaran. An-Nida' Jurnal Pemikiran Islam, 371, Bahasa Komunikasi Dakwah Dalam Ceramah Syekh Sulaiman Bin Salimullah Ar Ruhaily. BAHTERA Jurnal Pendidikan Bahasa Dan SastraS MaullasariL F NurlelaE BoeriswatiS TajuddinMaullasari, S. 2019. Dan Implementasinya Dalam Bimbingan Dan Konseling Islam Bki . Ilmu Dakwah, 201, 127-153. Nurlela, L. F., Boeriswati, E., & Tajuddin, S. 2022. Gaya Bahasa Komunikasi Dakwah Dalam Ceramah Syekh Sulaiman Bin Salimullah Ar Ruhaily. BAHTERA Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra, 211, retorika dakwah ustadz abdul somad pada ceramah peringatan maulid nabi muhammad saw tahun 1440 H di mesjid raya baiturahman banda acehD YanuarA N AdlaniYanuar, D., & Adlani, A. N. 2019. Gaya retorika dakwah ustadz abdul somad pada ceramah peringatan maulid nabi muhammad saw tahun 1440 H di mesjid raya baiturahman banda aceh. Jurnal Al-Bayan Media Kajian Dan Pengembangan Ilmu Dakwah, 252, 354-385.
KholilBangkalan: Sejarah, Karomah, Dan Kata Bijaknya. KH. Kholil Bangkalan, tidak ada satu orang pun di Indonesia yang tidak mengenal beliau. Ulama Kharismatik dari pulau garam Madura yang sangat kesohor sejak jaman kolonial hingga saat ini. Bahkan kuburan beliau di Bangkalan tidak pernah sepi dari pengunjung.
Banyak ditemukan dalam berbagai literatur ulama kata âYa Fulanâ, atau Ya Fulanahâ, âFulan bin Fulanâ atau âFulanah binti Fulanahâ dan lain sebagainya. Kata-kata ini biasa digunakan untuk menyebutkan seseorang yang tidak diketahui identitasnya atau kurang elok menyebut namanya. Kata âFulanâ atau âFulanahâ dalam KBBI Kamus Besar Bahasa Indonesia diserap menjadi polan, memiliki arti yang kurang lebih sama dengan kata anu. Dalam bahasa Inggris dengan sebutan so-and-so untuk makna ini atau tergolong daftar kata placeholder name kata yang dapat merujuk pada benda, orang, tempat, waktu, angka, dan konsep lain yang namanya dilupakan sementara, tidak relevan, atau tidak diketahui dalam konteks pembahasannya Sedangkan dalam bahasa Arab sebagaimana yang disebutkan dalam al-Muâjam al-Wasith, kata âFulanâ digunakan sebagai kata Kinayah metaforik dari alam nama untuk menyebutkan orang laki-laki yang berakal, sedangkan kata âFulanahâ digunakan untuk alam nama untuk menyebut orang perempuan yang berakal. Kedua lafadz tersebut tergolong lafadz Ghairi al-Musharif tidak menerima tantwin dan kadang dalam penyebutannya kata âFulanâ atau âFulanahâ banyak ditulis dengan bentuk kata ÙÙÙÙ Fulu untuk menyebut orang laki-laki dan ÙÙۧ۩ atau ÙÙÙÙÙŰ© untuk menyebut orang perempuan dalam konteks Nidaâ memanggil. Juga kadang didepan âFulanâ atau âFulanahâ ditambahkan ŰŁÙ Al menjadi kata ۧÙÙÙŰ§Ù dan ۧÙÙÙۧÙŰ© yang digunakan sebagai kata Kinayah metafora dari nama selain anak Adam manusia seperti contoh ۱ÙŰšŰȘ ۧÙÙÙŰ§Ù saya menunggang hewan anu dan ŰÙŰšŰȘ ۧÙÙÙۧÙŰ© saya memerah susu hewan anu yang digunakan sebagai Kinayah metafora dari kata Kuda, Unta dll. Dalam al-Qurâan kata âFulanâ hanya disebutkan satu kali yaitu dalam Surat Al-Furqan 28, yang berbunyi ÙÙ°ÙÙÙÙÙÙŰȘÙ°Ù ÙÙÙÙŰȘÙÙÙÙÙ ÙÙÙ
Ù Ű§ÙŰȘÙÙŰźÙŰ°Ù ÙÙÙÙۧÙÙۧ ŰźÙÙÙÙÙÙÙۧ Artinya âWahai, celaka aku! Sekiranya dulu aku tidak menjadikan si fulan itu teman akrabku.â Syaikh ishomuddin Ismail bin Muhammad al-Hanafiy w. 1195 H dalam Hasyiyah al-Qunawiy ala Tafsiri al-Imam al-Baidhawiy yang ditulis oleh Syaikh Nashiruddin Abdullah bin Umar bin Muhammad as-Sairaziy w. 685 H menjelaskan Kinayah metafora mengunakan kata âFulanâ dalam Ayat tersebut, beliau berkata Kinayah metafora dalam Ayat ini adalah Kinayah metafora secara linguistik bahasa dan istilah ahli Nahwu bukan Istilah ilmu Ilmu Bayan salah satu fan ilmu Balaghah, yaitu Kinayah metafora dari setiap Alam nama dengan cara mengganti kata tanpa tertentu pada satu Alam nama. Para ahli Nahwu berkata Orang Arab biasa membuat Kinayah metafora dengan kata âFulanâ untuk Alam nama orang laki-laki yang berakal seperti Zaid dan dengan kata âFulanahâ untuk bagi Alam nama orang perempuan yang berakal seperti Fatimah. Ibnu Hajib menyaratkan dalam menggunakan Kinayah metafora dengan kata âFulanâ dalam konteks menceritakan sebuah perkataan sebagaimana dalam Ayat ini dan yang dimaksud kata âFulanâ dalam Ayat tersebut adalah Setan atau orang yang menyesatkan dari kalangan manusia dan jin di dunia atau Ubaiy bin Khalaf sebagaimana yang jelaskan Syaikh Syihabuddin Mahmud al-Lusiy w. 1270 H dalam Tafsir Ruhu al-Maâani-nya. Sedangkan dalam kitab al-Ishabah fi Tamyizi ash-Shahabah karya Syaikh Ibnu Hajar al-Asqolaniy w. 852 H mengatakan âOrang yang pertama kali menggunakan kata âFulan ila Fulanâ dalam sebuah tulisan adalah Qais bin Saâad bin Jadamah al-Ayadiy seorang orator ulung di zaman Jahiliyah yang meninggal dunia pada usia 380 tahun sebelum Nabi Muhammad SAW terutus. Waallahu Aâlamu Penulis Abdul Adzim Referensi âïž Jumhuriyati Mishri al-Arabiyah Al-Muâjam al-Wastih Maktabah asy-Suruq hal 702. âïž Syaikh ishomuddin Ismail bin Muhammad al-Hanafiy Hasyiyah al-Qunawiy ala Tafsiri al-Imam al-Baidhawiy Daru al-Kutub al-Ilmiyah juz 14 hal 80. âïž Syaikh Syihabuddin Mahmud al-Lusiy Tafsir Ruhu al-Maâniy Al-Maktabah asy-Syamilah al-Haditsiyah hal juz 10 hal 13. âïž Syaikh Ibnu Hajar al-Asqolaniy Al-Ishabah fi Tamyizi ash-Shahabah Daru al-Kutub al-Ilmiyah jilid 3 juz 5-6 hal 285.
Ingat bahwa sebelum NU dideklrasikan oleh Hadratussyekh KH Hasyim, ada semacam isyarah langit dari Gurunya melalui santri Syaikhona Kholil yang bernama Kiai As'ad. Pada waktu itu, sebelum tasbih yang dikalungkan terlebih dahulu tongkat dulu yang di berikan sang maha guru kepada Mbah Hasyim.
Hadratussyekh KH Muhammad Hasyim Asyâari adalah tokoh utama pendiri Nahdlatul Ulama NU, sebuah organisasi massa Islam Aswaja yang terbesar di KH Muhammad Hasyim Asyâari di bawah ini meliputi beberapa topik pembahasan, yaitu kelahiran, pernikahan, pendidikan, juga peran dalam proses berdirinya organisasi NU. Juga pergulatan pemikiran tentang pembaharuan Islam dan dinamika terkait dan merupakan uraian yang saling berhubungan dengan Biografi singkat KH Muhammad Hasyim Asyâari meliputi peran zaman penjajahan Belanda dan Jepang, Masa Kemerdekaan dan Fatwa Resolusi Jihad Pondok PesantrenKiai Hasyim Asyâari MenikahMenetap di MakkahDialog Mbah Hasyim dengan Mbah KholilResolusi Jihad 22 Oktober 1945Pembaharuan IslamBerpegang pada MadzhabKomite HijazKebangkitan NasionalMasalah Salafi-WahabiKH Hasyim Asyâari Pendiri NUKelahiranKH Muhammad Hasyim Asyâari beliau dilahirkan pada tanggal 14 Februari 1871 M atau menurut penanggalan arab pada tanggal 24 Dzulqaidah 1287H di Dusun Gedang, Desa Tambakrejo, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Jawa Timur dan beliau kemudian tutup usia pada tanggal 25 Juli 1947 yang kemudian dikebumikan di Tebuireng, Muhammad Hasyim Asyâari merupakan putra dari pasangan Kiai Asyâari dan Halimah, Ayahnya Kiai Asyâari merupakan seorang pemimpin Pesantren Keras yang berada di sebelah selatan Jombang. Beliau merupakan anak ketiga dari 11 Asyâari memiliki nama lengkap Muhammad Hasyim bin Asyâari bin Abdul Wahid bin Abdul Halim atau yang populer dengan nama Pangeran Benawa bin Abdul Rahman yang juga dikenal dengan julukan Jaka Tingkir Sultan Hadiwijaya bin Abdullah bin Abdul Aziz bin Abdul Fatah bin Maulana Ishaq bin Ainul Yakin yang populer dengan sebutan Sunan Giri. Sementara dari jalur ibu adalah Muhammad Hasyim binti Halimah binti Layyinah binti Sihah bin Abdul Jabbar bin Ahmad bin Pangeran Sambo bin Pangeran Benawa bin Jaka Tingkir atau juga dikenal dengan nama Mas Karebet bin Lembu Peteng Prabu Brawijaya VI. Penyebutan pertama menunjuk pada silsilah keturunan dari jalur bapak, sedangkan yang kedua dari jalur Pondok PesantrenSejak anak-anak, bakat kepemimpinan dan kecerdasan KH Hasyim Asyâari memang sudah nampak. Di antara teman sepermainannya, ia kerap tampil sebagai pemimpin. Dalam usia 13 tahun, ia sudah membantu ayahnya mengajar santri-santri yang lebih besar ketimbang dirinya. Usia 15 tahun Hasyim meninggalkan kedua orang tuanya, berkelana memperdalam ilmu dari satu pesantren ke pesantren ia menjadi santri di Pesantren Wonokoyo, Probolinggo. Kemudian pindah ke Pesantren Langitan, Tuban. Pindah lagi Pesantren Trenggilis, Semarang. Belum puas dengan berbagai ilmu yang dikecapnya, ia melanjutkan di Pesantren Kademangan, Bangkalan di bawah asuhan Syaikhona KH Muhammad KholilKH Hasyim Asyâari belajar dasar-dasar agama dari ayah dan kakeknya, KiaiUtsman yang juga pemimpin Pesantren Gedang di Jombang. Sejak usia 15 tahun, beliau berkelana menimba ilmu di berbagai pesantren, antara lain Pesantren Wonokoyo di Probolinggo, Pesantren Langitan di Tuban, Pesantren Trenggilis di Semarang, Pesantren Kademangan di Bangkalan dan Pesantren Siwalan di Sidoarjo. Tak lama di sini, Hasyim pindah lagi di Pesantren Siwalan, pesantren yang diasuh Kiai Yaâqub inilah, agaknya, Hasyim merasa benar-benar menemukan sumber Islam yang diinginkan. Kiai Yaâqub dikenal sebagai ulama yang berpandangan luas dan alim dalam ilmu agama. Cukup lama âlima tahunâ Hasyim menyerap ilmu di Pesantren Siwalan. Dan rupanya Kiai Yaâqub sendiri kesengsem berat kepada pemuda yang cerdas dan alim Hasyim Asyâari MenikahMaka, Hasyim bukan saja mendapat ilmu, melainkan juga istri. Ia, yang baru berumur 21 tahun, dinikahkan dengan Nafisah, salah satu puteri Kiai Yaâqub Siwalan Panji, Sidoarjo. Tidak lama setelah menikah, Hasyim bersama istrinya berangkat ke Makkah guna menunaikan ibadah Juga Riwayat Pendidikan Dan Kitab-Kitab Karya KH Hasyim AsyâariDilansir Tebuireng Online, tujuh bulan kemudian, Nafisah meninggal dunia setelah melahirkan seorang putra bernama Abdullah. Empat puluh hari kemudian, Abdullah menyusul ibu ke alam baka. Kematian dua orang yang sangat dicintainya itu, membuat Kiai Hasyim sangat terpukul. Kiai Hasyim akhirnya memutuskan tidak berlama-lama di Tanah Suci dan kembali ke Indonesia setahun kemudian. Tujuh bulan di sana, Hasyim kembali ke tanah air, sesudah istri dan anaknya lama menduda, Kiai Hasyim menikah lagi dengan seorang gadis anak Kiai Romli dari desa Karangkates Kediri bernama Khadijah. Pernikahannya dilakukan sekembalinya dari Makkah pada tahun 1899 M/1325 H. Pernikahannya dengan istri kedua juga tidak bertahan lama, karena dua tahun kemudian 1901, Khadijah ketiga kalinya, Kiai Hasyim menikah lagi dengan perempuan nama Nafiqah, anak Kiai Ilyas, pengasuh Pesantren Sewulan Madiun. Dan mendapatkan sepuluh orang anak, yaitu Hannah, Khoiriyah, Aisyah, Azzah, Abdul Wahid, Abdul Hakim, Abdul Karim, Ubaidillah, Mashurah, dan Muhammad Yusuf. Perkawinan Kiai Hasyim dengan Nafiqah juga berhenti di tengah jalan, karena Nafiqah meninggal dunia pada tahun 1920 Nafiqah, Kiai Hasyim memutuskan menikah lagi dengan Masrurah, putri Kiai Hasan yang juga pengasuh Pesantren Kapurejo, pagu Kediri. Dari hasil perkawinan keempatnya ini, Kiai Hasyim memiliki empat orang anak Abdul Qadir, Fatimah, Khadijah dan Muhammad Yaâqub. Perkawinan dengan Masrurah ini merupakan perkawinan terakhir bagi Kiai Hasyim hingga akhir di MakkahTahun 1893, ia berangkat lagi ke Tanah Suci. Sejak itulah ia menetap di Makkah selama 7 tahun dan berguru pada Syaikh Ahmad Khatib Minangkabau, Syaikh Mahfudh At Tarmisi, Syaikh Ahmad Amin Al Aththar, Syaikh Ibrahim Arab, Syaikh Said Yamani, Syaikh Rahmaullah, Syaikh Sholeh Bafadlal, Sayyid Abbas Maliki, Sayyid Alwi bin Ahmad As Saqqaf, dan Sayyid Husein Al Habsyi..Tahun 1899 pulang ke Tanah Air, Hasyim mengajar di pesanten milik kakeknya, KiaiUsman. Tak lama kemudian ia mendirikan Pesantren Tebuireng. Kiai Hasyim bukan saja Kiai ternama, melainkan juga seorang petani dan pedagang yang sukses. Tanahnya puluhan hari dalam seminggu, biasanya Kiai Hasyim istirahat tidak mengajar. Saat itulah ia memeriksa sawah-sawahnya. Kadang juga pergi Surabaya berdagang kuda, besi dan menjual hasil pertaniannya. Dari bertani dan berdagang itulah, Kiai Hasyim menghidupi keluarga dan 1899, KH Muhammad Hasyim Asyâari membeli sebidang tanah dari seorang dalang di Dukuh Tebuireng. Letaknya kira-kira 200 meter sebelah Barat Pabrik Gula Cukir, pabrik yang telah berdiri sejak tahun 1870. Dukuh Tebuireng terletak di arah timur Desa Keras, kurang lebih 1 sana beliau membangun sebuah bangunan yang terbuat dari bambu Jawa tratak sebagai tempat tinggal. Dari tratak kecil inilah embrio Pesantren Tebuireng dimulai. Kiai Hasyim mengajar dan salat berjamaah di tratak bagian depan, sedangkan tratak bagian belakang dijadikan tempat tinggal. Saat itu santrinya berjumlah 8 orang, dan tiga bulan kemudian meningkat menjadi 28 dua tahun membangun Tebuireng, Kiai Hasyim kembali harus kehilangan istri tercintanya, Nyai Khodijah. Saat itu perjuangan mereka sudah menampakkan hasil yang menggembirakan. Kiai Hasyim kemudian menikah kembali dengan Nyai Nafiqoh, putri Kiai Ilyas, pengasuh Pesantren Sewulan pernikahan ini Kiai Hasyim dikaruniai 10 anak, yaitu 1 Hannah, 2 Khoiriyah, 3 Aisyah, 4 Azzah, 5 Abdul Wahid, 6 Abdul Hakim Abdul Kholik, 7 Abdul Karim, 8 Ubaidillah, 9 Mashuroh, 10 Muhammad Yusuf. Pada akhir dekade 1920an, Nyai Nafiqoh wafat sehingga Kiai Hasyim menikah kembali dengan Nyai Masruroh, putri Kiai Hasan, pengasuh Pondok Pesantren Kapurejo, Pagu, Kediri. Dari pernikahan ini, Kiai Hasyim dikarunia 4 orang putra-putri, yaitu 1 Abdul Qodir, 2 Fatimah, 3 Khotijah, 4 Muhammad Yaâ Mbah Hasyim dengan Mbah KholilPernah terjadi dialog yang mengesankan antara dua ulama besar, KH Muhammad Hasyim Asyâari dengan KH Mohammad Kholil, gurunya.âDulu saya memang mengajar Tuan. Tapi hari ini, saya nyatakan bahwa saya adalah murid Tuan,â kata Mbah Kholil, begitu Kiai dari Madura ini populer dipanggil. Kiai Hasyim menjawab, âSungguh saya tidak menduga kalau Tuan Guru akan mengucapkan kata-kata yang demikian. Tidakkah Tuan Guru salah raba berguru pada saya, seorang murid Tuan sendiri, murid Tuan Guru dulu, dan juga sekarang. Bahkan, akan tetap menjadi murid Tuan Guru selama-lamanya.âTanpa merasa tersanjung, Mbah Kholil tetap bersikeras dengan niatnya. âKeputusan dan kepastian hati kami sudah tetap, tiada dapat ditawar dan diubah lagi, bahwa kami akan turut belajar di sini, menampung ilmu-ilmu Tuan, dan berguru kepada Tuan,â katanya. Karena sudah hafal dengan watak gurunya, Kiai Hasyim tidak bisa berbuat lain selain menerimanya sebagai ketika turun dari masjid usai shalat berjamaah, keduanya cepat-cepat menuju tempat sandal, bahkan kadang saling mendahului, karena hendak memasangkan ke kaki gurunya. Sesungguhnya bisa saja terjadi seorang murid akhirnya lebih pintar ketimbang gurunya. Dan itu banyak juga Syaikhona KH Muhammad Kholil, Cerita Dibalik Pendirian NUNamun yang ditunjukkan Kiai Hasyim juga Kiai Kholil; adalah kemuliaan akhlak. Keduanya menunjukkan kerendahan hati dan saling menghormati, dua hal yang sekarang semakin sulit ditemukan pada para murid dan guru-guru kita. Mbah Kholil adalah Kiai yang sangat termasyhur pada jamannya. Hampir semua pendiri NU dan tokoh-tokoh penting NU generasi awal pernah berguru kepada pengasuh sekaligus pemimpin Pesantren Kademangan, Bangkalan, Madura, Kiai Hasyim sendiri tak kalah cemerlangnya. Bukan saja ia pendiri sekaligus pemimpin tertinggi NU, yang punya pengaruh sangat kuat kepada kalangan ulama, tapi juga lantaran ketinggian ilmunya. Terutama, terkenal mumpuni dalam ilmu Hadits. Setiap Ramadhan Kiai Hasyim punya tradisiâ menggelar kajian hadits Bukhari dan Muslim selama sebulan suntuk. Kajian itu mampu menyedot perhatian ummat tak heran bila pesertanya datang dari berbagai daerah di Indonesia, termasuk mantan gurunya sendiri, Kiai Kholil. Ribuan santri menimba ilmu kepada KH Muhammad Hasyim Asyâari. Setelah lulus dari Tebuireng, tak sedikit di antara santri Kiai Hasyim kemudian tampil sebagai tokoh dan ulama kondang dan berpengaruh juga Kiai Bisri Syansuri, Ulama Inspiratif Dan Pejuang NKRIKH Abdul Wahab Chasbullah, KH Bisri Syansuri, KH R. Asâad Syamsul Arifin, Wahid Hasyim anaknya dan KH Achmad Siddiq adalah beberapa ulama terkenal yang pernah menjadi santri Kiai Hasyim. Tak pelak lagi pada abad 20 Tebuireng merupakan pesantren paling besar dan paling penting di Jawa. Zamakhsyari Dhofier, penulis buku Tradisi Pesantrenâ, mencatat bahwa pesantren Tebuireng adalah sumber ulama dan pemimpin lembaga-lembaga pesantren di seluruh Jawa dan Madura. Tak heran bila para pengikutnya kemudian memberi gelar Hadratus-Syaikh Tuan Guru Besar kepada Kiai Hasyim Asyari, Belanda dan JepangKarena pengaruhnya yang demikian kuat itu, keberadaan Kiai Hasyim menjadi perhatian serius penjajah. Baik Belanda maupun Jepang berusaha untuk merangkulnya. Di antaranya ia pernah dianugerahi bintang jasa pada tahun 1937, tapi ditolaknya. Justru Kiai Hasyim sempat membuat Belanda ia memfatwakan bahwa perang melawan Belanda adalah jihad perang suci. Belanda kemudian sangat kerepotan, karena perlawanan gigih melawan penjajah muncul di mana-mana. Kedua, Kiai Hasyim juga pernah mengharamkan naik haji memakai kapal Belanda. Fatwa tersebut ditulis dalam bahasa Arab dan disiarkan oleh Kementerian Agama secara luas. Keruan saja, Van der Plas penguasa Belanda menjadi bingung. Karena banyak ummat Islam yang telah mendaftarkan diri kemudian mengurungkan Juga Mbah Rusmani, Santri KH Hasyim Asyâari, WafatNamun sempat juga Kiai Hasyim mencicipi penjara 3 bulan pada l942. Tidak jelas alasan Jepang menangkap Kiai Hasyim. Mungkin, karena sikapnya tidak kooperatif dengan penjajah. Uniknya, saking khidmatnya kepada gurunya, ada beberapa santri minta ikut dipenjarakan bersama Kiainya awal perjuangan Kiai Hasyim di Tebuireng bersamaan dengan semakin represifnya perlakuan penjajah Belanda terhadap rakyat Indonesia. Pasukan Kompeni ini tidak segan-segan membunuh penduduk yang dianggap menentang undang-undang penjajah. Pesantren Tebuireng pun tak luput dari sasaran represif Belanda. Pada tahun 1913 M., intel Belanda mengirim seorang pencuri untuk membuat keonaran di Tebuireng. Namun dia tertangkap dan dihajar beramai-ramai oleh santri hingga ini dimanfaatkan oleh Belanda untuk menangkap Kiai Hasyim dengan tuduhan pembunuhan. Dalam pemeriksaan, Kiai Hasyim yang sangat piawai dengan hukum-hukum Belanda, mampu menepis semua tuduhan tersebut dengan taktis. Akhirnya beliau dilepaskan dari jeratan puas dengan cara adu domba, Belanda kemudian mengirimkan beberapa kompi pasukan untuk memporak-porandakan pesantren yang baru berdiri 10-an tahun itu. Akibatnya, hampir seluruh bangunan pesantren porak-poranda, dan kitab-kitab dihancurkan serta dibakar. Perlakuan represif Belanda ini terus berlangsung hingga masa-masa revolusi fisik Tahun 1940an. Pada bulan Maret 1942, Pemerintah Hindia Belanda menyerah kepada Jepang di Kalijati, dekat Bandung, sehingga secara de facto dan de jure, kekuasaan Indonesia berpindah tangan ke tentara Dai Nippon menandai datangnya masa baru bagi kalangan Islam. Berbeda dengan Belanda yang represif kepada Islam, Jepang menggabungkan antara kebijakan represi dan kooptasi, sebagai upaya untuk memperoleh dukungan para pemimpin satu perlakuan represif Jepang adalah penahanan terhadap Hadratussyekh beserta sejumlah putera dan kerabatnya. Ini dilakukan karena Kiai Hasyim menolak melakukan seikerei. Yaitu kewajiban berbaris dan membungkukkan badan ke arah Tokyo setiap pukul pagi, sebagai simbol penghormatan kepada Kaisar Hirohito dan ketaatan kepada Dewa Matahari Amaterasu Omikami. Aktivitas ini juga wajib dilakukan oleh seluruh warga di wilayah pendudukan Jepang, setiap kali berpapasan atau melintas di depan tentara Hasyim menolak aturan tersebut. Sebab hanya Allah lah yang wajib disembah, bukan manusia. Akibatnya, Kiai Hasyim ditangkap dan ditahan secara berpindahâpindah, mulai dari penjara Jombang, kemudian Mojokerto, dan akhirnya ke penjara Bubutan, kesetiaan dan keyakinan bahwa Hadratussyekh berada di pihak yang benar, sejumlah santri Tebuireng minta ikut ditahan. Selama dalam tahanan, Kiai Hasyim mengalami banyak penyiksaan fisik sehingga salah satu jari tangannya menjadi patah tak dapat penahanan Hadratussyekh, segenap kegiatan belajar-mengajar di Pesantren Tebuireng vakum total. Penahanan itu juga mengakibatkan keluarga Hadratussyekh tercerai berai. Isteri Kiai Hasyim, Nyai Masruroh, harus mengungsi ke Pesantren Denanyar, barat Kota Jihad 22 Oktober 1945Tanggal 18 Agustus 1942, setelah 4 bulan dipenjara, Kiai Hasyim dibebaskan oleh Jepang karena banyaknya protes dari para Kiai dan santri. Selain itu, pembebasan KH Muhammad Hasyim Asyâari juga berkat usaha dari Kiai Wahid Hasyim dan Kiai Wahab Hasbullah dalam menghubungi pembesar-pembesar Jepang, terutama Saikoo Sikikan di Jakarta. Tanggal 22 Oktober 1945, ketika tentaraNICA Netherland Indian Civil Administration yang dibentuk oleh pemerintah Belanda membonceng pasukan Sekutu yang dipimpin Inggris, berusaha melakukan agresi ke tanah Jawa Surabaya dengan alasan mengurus tawanan Jepang, Kiai Hasyim Asyâari bersama para ulama menyerukan Resolusi Jihad melawan pasukan gabungan NICA dan Inggris Jihad ditandatangani di kantor NU Bubutan, Surabaya. Akibatnya, meletuslah perang rakyat semesta dalam pertempuran 10 November 1945 yang bersejarah itu. Umat Islam yang mendengar Resolusi Jihad itu keluar dari kampung-kampung dengan membawa senjata apa adanya untuk melawan pasukan gabungan NICA dan Inggris. Peristiwa 10 Nopember kemudian diperingati sebagai Hari Pahlawan tanggal 7 Nopember 1945âtiga hari sebelum meletusnya perang 10 Nopember 1945 di Surabayaâumat Islam membentuk partai politik bernama Majelis Syuro Muslim Indonesia Masyumi. Pembentukan Masyumi merupakan salah satu langkah konsolidasi umat Islam dari berbagai Muhammad Hasyim Asyâari diangkat sebagai Roâis Am Ketua Umum pertama periode tahun 1945-1947. Selama masa perjuangan mengusir penjajah, Kiai Hasyim dikenal sebagai penganjur, penasehat, sekaligus jenderal dalam gerakan laskar-laskar perjuangan seperti GPII, Hizbullah, Sabilillah, dan gerakan Mujahidin. Bahkan Jenderal Soedirman dan Bung Tomo senantiasa meminta petunjuk kepada Kiai IslamKemampuannya dalam ilmu hadits, diwarisi dari gurunya, Syaikh Mahfudh At Tarmisi di Makkah. Selama 7 tahun Hasyim berguru kepada Syaikh ternama asal Pacitan, Jawa Timur itu. Disamping Syaikh Mahfudh, Hasyim juga menimba ilmu kepada Syaikh Ahmad Khatib Al Minangkabau. Kepada dua guru besar itu pulalah Kiai Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah, Juga Nyai Suryani Santri KH Hasyim Asyari Wafat, Usia 102 TahunJadi, antara KH Hasyim Asyâari dan KH Ahmad Dahlan sebenarnya tunggal guru. Yang perlu ditekankan, saat Hasyim belajar di Makkah, Muhammad Abduh sedang giat-giatnya melancarkan gerakan pembaharuan pemikiran Islam. Dan sebagaimana diketahui, buah pikiran Abduh itu sangat mempengaruhi proses perjalanan ummat Islam diketahui, saat itu bahkan hingga kini dalam dunia Islam terdapat pertentangan paham, antara paham pembaharuan yang dilancarkan Muhammad Abduh dari Mesir dengan paham bermadzhab yang menerima praktek reformasi Muhammad Abduh antara lain bertujuan memurnikan kembali ajaran Islam dari pengaruh dan praktek keagamaan yang bukan berasal dari Islam. Mereformasi pendidikan Islam di tingkat universitas, dan mengkaji serta merumuskan kembali doktrin Islam untuk disesuaikan dengan kebutuhan kehidupan ini Abduh melancarakan ide agar umat Islam terlepas dari pola pemikiran madzhab dan meninggalkan segala bentuk praktek tarekat. Semangat Abduh juga mempengaruhi masyarakat Indonesia, kebanyakan di kawasan Sumatera yang dibawa oleh para mahasiswa yang belajar di di Jawa dipelopori oleh KH Ahmad Dahlan melalui organisasi Muhammadiyah berdiri tahun 1912. KH Muhammad Hasyim Asyâari pada prinsipnya menerima ide Muhammad Abduh untuk membangkitkan kembali ajaran Islam, akan tetapi menolak melepaskan diri dari keterikatan madzhab. Sebab dalam pandangannya, umat Islam sangat sulit memahami maksud Al-Qurâan atau Hadits tanpa mempelajari kitab-kitab para ulama pada MadzhabPemikiran yang tegas dari Kiai Hasyim ini memperoleh dukungan para Kiai di seluruh tanah Jawa dan Madura. Kiai Hasyim yang saat itu menjadi âkiblatâ para Kiai, berhasil menyatukan mereka melalui pendirian Nahdlatul Ulamaâ ini. Pada saat pendirian organisasi pergerakan kebangsaan membentuk Majelis Islam Ala Indonesia MIAI, Kiai Hasyim dengan putranya Kiai Wahid Hasyim, diangkat sebagai pimpinannya periode tahun 1937-1942.Sebagaimana telah dikupas Deliar Noer, ide-ide reformasi Islam yang dianjurkan oleh Abduh yang dilancarkan dari Mesir, telah menarik perhatian santri-santri Indonesia yang sedang belajar di Makkah. Termasuk Hasyim tentu reformasi Abduh itu ialah ; pertama mengajak ummat Islam untuk memurnikan kembali Islam dari pengaruh dan praktek keagamaan yang sebenarnya bukan berasal dari Islam; Kedua, reformasi pendidikan Islam di tingkat universitas; dan ketiga, mengkaji dan merumuskan kembali doktrin Islam untuk disesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan kehidupan modern; dan keempat, mempertahankan Abduh merumuskan doktrin-doktrin Islam untuk memenuhi kebutuhan kehidupan modern pertama dimaksudkan agar supaya Islam dapat memainkan kembali tanggung jawab yang lebih besar dalam lapangan sosial, politik dan alasan inilah Abduh melancarkan ide agar ummat Islam melepaskan diri dari keterikatan mereka kepada pola pikiran para mazhab dan agar ummat Islam meninggalkan segala bentuk praktek tarekat. Syaikh Ahmad Khatib mendukung beberapa pemikiran Abduh, walaupun ia berbeda dalam beberapa santri Syaikh Khatib ketika kembali ke Indonesia ada yang mengembangkan ide-ide Abduh itu. Di antaranya adalah KH Ahmad Dahlan yang kemudian mendirikan Muhammadiyah. Tidak demikian dengan Hasyim. Ia sebenarnya juga menerima ide-ide Abduh untuk menyemangatkan kembali Islam, tetapi ia menolak pikiran Abduh agar ummat Islam melepaskan diri dari keterikatan mazhab, atau menolak tidak berkeyakinan bahwa adalah tidak mungkin untuk memahami maksud yang sebenarnya dari ajaran-ajaran Al Qurâan dan Hadist tanpa mempelajari pendapat-pendapat para ulama besar yang tergabung dalam sistem mazhab. Untuk menafsirkan Al Qurâan dan Hadist tanpa mempelajari dan meneliti buku-buku para ulama mazhab hanya akan menghasilkan pemutarbalikan saja dari ajaran-ajaran Islam yang sebenarnya, demikian tulis hal tarekat, Hasyim tidak menganggap bahwa semua bentuk praktek keagamaan waktu itu salah dan bertentangan dengan ajaran Islam. Hanya, ia berpesan agar ummat Islam berhati-hati bila memasuki kehidupan perkembangannya, benturan pendapat antara golongan bermazhab yang diwakili kalangan pesantren sering disebut kelompok tradisional, dengan yang tidak bermazhab diwakili Muhammadiyah dan Persis, sering disebut kelompok modernis itu memang kerap tidak juga KH Abdul Wahab Hasbullah Pendiri dan Penggerak Organisasi NUKomite HijazPuncaknya adalah saat Konggres Al Islam IV yang diselenggarakan di Bandung. Konggres itu diadakan dalam rangka mencari masukan dari berbagai kelompok ummat Islam, untuk dibawa ke Konggres Ummat Islam di Makkah. Karena aspirasi golongan tradisional tidak tertampung di antaranya tradisi bermazhab agar tetap diberi kebebasan, terpeliharanya tempat-tempat penting, mulai makam Rasulullah sampai para sahabat kelompok ini kemudian membentuk Komite yang dipelopori KH Abdullah Wahab Chasbullah ini bertugas menyampaikan aspirasi kelompok tradisional kepada penguasa Arab Saudi. Atas restu Kiai Hasyim, Komite inilah yang pada 31 Februari l926 menjelma jadi Nahdlatul Ulama NU yang artinya kebangkitan ulama. Setelah NU berdiri posisi kelompok tradisional kian pada 1937 ketika beberapa ormas Islam membentuk badan federasi partai dan perhimpunan Islam Indonesia yang terkenal dengan sebuta MIAI Majelis Islam Aâla Indonesia Kiai Hasyim diminta jadi ketuanya. Ia juga pernah memimpin Masyumi, partai politik Islam terbesar yang pernah ada di Indonesia. Penjajahan panjang yang mengungkung bangsa Indonesia, menggugah kesadaran kaum terpelajar untuk memperjuangkan martabat bangsa, melalui jalan pendidikan dan organisasi. Pada tahun 1908 muncul sebuah gerakan yang kini disebut Gerakan Kebangkitan Juga Mbah Syukri Santri KH Hasyim Asyâari, Berusia 102 TahunKebangkitan NasionalSemangat Kebangkitan Nasional terus menyebar ke mana-mana, sehingga muncullah berbagai organisai pendidikan, sosial, dan keagamaan, diantaranya Nahdlatul Wathan Kebangkitan Tanah Air tahun 1914, dan Taswirul Afkar tahun 1918 dikenal juga dengan Nahdlatul Fikri atau Kebangkitan Pemikiran. Dari situ kemudian didirikan Nahdlatut Tujjar Pergerakan Kaum Saudagar. Serikat itu dijadikan basis untuk memperbaiki perekonomian adanya Nahdlatul Tujjar, maka Taswirul Afkar tampil sebagi kelompok studi serta lembaga pendidikan yang berkembang sangat pesat dan memiliki cabang di beberapa kota. Tokoh utama dibalik pendirian tafwirul afkar adalah, KH Abdul Wahab Hasbullah tokoh muda pengasuh PP. Bahrul Ulum Tambakberas, yang juga murid HadratussyeKH Kelompok ini lahir sebagai bentuk kepedulian para ulama terhadap tantangan zaman di kala itu, baik dalam masalah keagamaan, pendidikan, sosial, dan Salafi-WahabiPada masa itu, Raja Saudi Arabia, Ibnu Saud, berencana menjadikan madzhab Salafi-Wahabi sebagai madzhab resmi Negara. Dia juga berencana menghancurkan semua peninggalan sejarah Islam yang selama ini banyak diziarahi kaum Muslimin, karena dianggap bidâah. Di Indonesia, rencana tersebut mendapat sambutan hangat kalangan modernis seperti Muhammadiyah di bawah pimpinan Ahmad Dahlan, maupun PSII di bahwah pimpinan Tjokroaminoto. Sebaliknya, kalangan pesantren yang menghormati keberagaman, menolak dengan alasan itu adalah pembatasan madzhab dan penghancuran warisan peradaban kalangan pesantren dikeluarkan dari keanggotaan Kongres Al Islam serta tidak dilibatkan sebagai delegasi dalam Muâtamar Alam Islami Kongres Islam Internasional di Makkah, yang akan mengesahkan keputusan oleh semangat untuk menciptakan kebebasan bermadzhab serta rasa kepedulian terhadap pelestarian warisan peradaban. Maka Kiai Hasyim bersama para pengasuh pesantren lainnya, membuat delegasi yang dinamai Komite Hijaz. Komite yang diketuai KH Wahab Hasbullah ini datang ke Saudi Arabia dan meminta Raja Ibnu Saud untuk mengurungkan saat yang hampir bersamaan, datang pula tantangan dari berbagai penjuru dunia atas rencana Ibnu Saud, sehingga rencana tersebut digagalkan. Hasilnya, hingga saat ini umat Islam bebas melaksanakan ibadah di Makkah sesuai dengan madzhab masing-masing. Itulah peran internasional kalangan pesantren pertama, yang berhasil memperjuangkan kebebasan bermadzhab dan berhasil menyelamatkan peninggalan sejarah serta peradaban yang sangat 1924, kelompok diskusi Taswirul Afkar ingin mengembangkan sayapnya dengan mendirikan sebuah organisasi yang ruang lingkupnya lebih KH Hasyim Asyâari yang dimintai persetujuannya, meminta waktu untuk mengerjakan salat istikharah, menohon petunjuk dari Allah. Dinanti-nanti sekian lama, petunjuk itu belum datang juga. Kiai Hasyim sangat gelisah. Dalam hati kecilnya ingin berjumpa dengan gurunya, KH Kholil bin Abdul Latif, Bangkalan. Sementara nun jauh di Bangkalan sana, Kiai Khalil telah mengetahui apa yang dialami Kiai Kholil lalu mengutus salah satu orang santrinya yang bernama Asâad Syamsul Arifin; kelak menjadi pengasuh PP Salafiyah Syafiiyah Situbondo, untuk menyampaikan sebuah tasbih kepada Kiai Hasyim di Tebuireng. Pemuda Asâad juga dipesani agar setiba di Tebuireng membacakan surat Thaha ayat 23 kepada Kiai Kiai Hasyim menerima kedatangan Asâad, dan mendengar ayat tersebut, hatinya langsung bergentar. âKeinginanku untuk membentuk jamiyah agaknya akan tercapai,â ujarnya lirih sambil meneteskan airmata. Waktu terus berjalan, akan tetapi pendirian organisasi itu belum juga Juga Sejarah Berdirinya Organisasi NU Nahdlatul UlamaAgaknya Kiai Hasyim masih menunggu kemantapan hati. Satu tahun kemudian 1925, pemuda Asâad kembali datang menemui HadratussyeKH âKiai, saya diutus oleh Kiai Kholil untuk menyampaikan tasbih ini,â ujar pemuda Asad sambil menunjukkan tasbih yang dikalungkan Kiai Kholil di Asâad belum pernah menyentuh tasbih sersebut, meskipun perjalanan antara Bangkalan menuju Tebuireng sangatlah jauh dan banyak rintangan. Bahkan ia rela tidak mandi selama dalam perjalanan, sebab khawatir tangannya menyentuh tasbih. Ia memiliki prinsip, âkalung ini yang menaruh adalah Kiai, maka yang boleh melepasnya juga harus Kiaiâ.Inilah salah satu sikap ketaatan santri kepada sang guru. âKiai Kholil juga meminta untuk mengamalkan wirid Ya Jabbar, Ya Qahhar setiap waktu,â tambah Asâad. Kehadiran Asâad yang kedua ini membuat hati KH Muhammad Hasyim Asyâari semakin mantap. Hadratussekh menangkap isyarat bahwa gurunya tidak keberatan jika ia bersama kawan-kawannya mendirikan organisai/jamâiyah. Inilah jawaban yang dinanti-nantinya melalui salat sebelum keinginan itu terwujud, Kiai Kholil sudah meninggal dunia terlebih dahulu. Pada tanggal 16 Rajab 1344 H/31 Januari 1926M, organisasi tersebut secara resmi didirikan, dengan nama Nahdhatul Ulama NU, yang artinya kebangkitan ulama. Hadratussyekh Muhammad Hasyim Asy;ari dipercaya sebagai pendiri NU, Rais Akbar Nahdlatul Ulama. Kelak, jamâiyah Nahdhatul Ulama NU ini menjadi organisasi dengan anggota terbesar di Indonesia, bahkan di Asia.
Terjadidialog yang mengesankan antara dua ulama besar, KH Muhammad Hasyim Asy'ari dengan KH Mohammad Cholil, gurunya. "Dulu saya memang mengajar Tuan. Tapi hari ini, saya nyatakan bahwa saya adalah murid Tuan," kata Mbah Cholil, begitu kiai dari Madura ini populer dipanggil. Kiai Hasyim menjawab, "Sungguh saya tidak menduga kalau Tuan
Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asyâari/. Foto Jakarta - Nahdlatul Ulama lebih tua umurnya dari usia kemerdekaan Indonesia. Ada Kiai Haji Hasyim Asy'ari di belakang organisasi Islam terbesar di Indonesia ini. Kakek Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur ini yang mendirikan Nahdlatul Ulama atau biasa disingkat KH Hasyim Asy'ariKH Hasyim Asyâari memiliki nama lengkap Muhammad Hasyim. Kiai Hasyim lahir dari pasangan Kiai Asyâari dan Halimah pada Selasa kliwon, tanggal 14 Februari tahun 1871 Masehi atau bertepatan dengan 12 Dzulqaâdah tahun 1287 Hijriah. Tempat kelahirannya berada di sekitar 2 kilometer ke arah utara dari kota Jombang, tepatnya di Pesantren Gedang. Garis keturunannya adalah ayahnya Asyâari bin Abdul Wahid bin Abdul Halim atau yang populer dengan nama Pangeran Benawa bin Abdul Rahman yang juga dikenal dengan julukan Jaka Tingkir Sultan Hadiwijaya bin Abdullah bin Abdul Aziz bin Abdul Fatah bin Maulana Ishaq bin Ainul Yakin yang dikenal sebagai Sunan Giri. Sementara dari jalur ibu adalah Halimah binti Layyinah binti Sihah bin Abdul Jabbar bin Ahmad bin Pangeran Sambo bin Pangeran Benawa bin Jaka Tingkir atau juga dikenal dengan nama Mas Karebet bin Lembu Peteng Prabu Brawijaya VI. Ditinjau dari silsilah kedua jalur tersebut, Kiai Hasyim merupakan gabungan dari dua trah sekaligus. Pertama, bangsawan Jawa dan elite agama Islam. Dari jalur ayah, merupakan bangsawan muslim Jawa Sultan Hadiwijaya atau Jaka Tingkir dan sekaligus elite agama Jawa Sunan Giri. Sementara dari jalur ibu, masih keturunan langsung Raja Brawijaya VI Lembu Peteng yang berlatar belakang bangsawan Hindu usia kanak-kanak, Kiai Hasyim hidup dalam lingkungan pesantren tradisional Gedang, salah satu pesantren yang pernah menjadi pusat perhatian terutama dari santri-santri Jawa pada akhir abad ke-19. Pesantren tersebut didirikan kakeknya dari jalur ibu, Kiai Utsman. Sementara kakek buyutnya bernama Kiai Sihah dikenal luas sebagai pendiri dan pengasuh Pesantren Tambak Beras Jombang. Ayahnya sendiri, Kiai Asyâari adalah pendiri Pesantren Keras. Pada umur lima tahun Kiai Hasyim berpindah dari Gedang ke Desa Keras, sebuah desa di sebelah selatan kota Jombang mengikuti ayah dan ibunya yang sedang membangun pesantren baru. Di sini, Kiai Hasyim menghabiskan masa kecilnya hingga berumur 15 tahun, sebelum akhirnya meninggalkan Keras dan menjelajahi berbagai pesantren hingga ke usia 21 tahun, Kiai Hasyim menikah dengan Nafisah, putri Kiai Yaâqub, Siwalan Panji, Sidoarjo pada tahun 1892 M/1308 H. Tidak lama kemudian, Kiai Hasyim bersama istri dan mertuanya berangkat ke Mekkah guna menunaikan ibadah haji. Bersama istrinya, Nafisah, Kiai Hasyim kemudian melanjutkan tinggal di Mekkah untuk menuntut ilmu. Tujuh bulan kemudian, Nafisah meninggal dunia setelah melahirkan seorang putra bernama Abdullah. Namun, empat puluh hari kemudian, Abdullah turut menyusul ibunya dipanggil Allah SWT. Kejadian ini membuat Kiai Hasyim merasa sangat terpukul dan akhirnya memutuskan tidak berlama-lama di Tanah Suci dan kembali ke Tanah Air setahun Hasyim kemudian menikah lagi dengan Khadijah, seorang gadis putri Kiai Romli dari Desa Karangkates Kediri pada tahun 1899 M/1325 H. Pernikahannya dengan istri kedua juga tidak bertahan lama, karena dua tahun kemudian pada 1901, Khadijah Hasyim menikah lagi untuk ketiga kalinya dengan gadis Nafiqah, putri Kiai Ilyas, pengasuh Pesantren Sewulan Madiun. Dari perkawinan ini, keduanya dikaruniai sepuluh orang anak, yaitu Hannah, Khoiriyah, Aisyah, Azzah, Abdul Wahid, Abdul Hakim, Abdul Karim, Ubaidillah, Mashurah, dan Muhammad Yusuf. Namun pada tahun 1920 M Nyai Nafiqah juga meninggal dunia. Kiai Hasyim begitu sabar menghadapi cobaan tersebut. Untuk keempat kalinya, Kiai Hasyim menikahi Masrurah, putri Kiai Hasan pengasuh Pesantren Kapurejo, Pagu, Kediri. Dari perkawinan ini, Kiai Hasyim mendapat empat orang anak yaitu Abdul Qadir, Fatimah, Khadijah, dan Muhammad Yaâqub. Perkawinan dengan Masrurah ini merupakan perkawinan terakhir bagi Kiai Hsyim hingga akhir Nahdlatul Ulama. Foto Instagram/omah_bukustoreRiwayat Pendidikan KH. M. Hasyim AsyâariBerlatar belakang keluarga pesantren, Kiai Hasyim mendapat pendidikan agama dari sang ayah langsung. Kecerdasan Kiai Hasyim cukup menonjol, belum genap berumur 13 tahun, Kiai Hasyim mampu menguasai berbagai bidang kajian Islam dan dipercaya membantu ayahnya mengajar santri yang lebih Hasyim kemudian memulai menjelajahi beberapa pesantren. Pertama adalah Pesantren Wonokoyo Probolinggo, lalu berpindah ke Pesantren Langitan Tuban. Lalu Pesantren Tenggilis Surabaya, dan berlanjut ke Pesantren Kademangan Bangkalan, yang saat itu diasuh Kiai Kholil. Setelah dari pesantren Kiai Kholil, Kiai Hasyim melanjutkan ke Pesantren Siwalan Panji Sidoarjo yang diasuh Kiai Yaâkub. Atas nasihat Kiai Yaâkub, Kiai Hasyim akhirnya meninggalkan Tanah Air untuk berguru pada ulama-ulama terkenal di Mekkah sambil menunaikan ibadah haji untuk kali kedua. Di Mekkah, Kiai Hasyim berguru pada syaikh Ahmad Amin al-Attar, Sayyid Sultan bin Hashim, Sayyid Ahmad bin Hasan al-Attas, Syaikh Saâid al-Yamani, Sayyid Alawi bin Ahmad al-Saqqaf, Sayyid Abbas Maliki, Sayyid Abdullah al-Zawawi, Syaikh Salih Bafadal, dan Syaikh Sultan Hasim Dagastana, Syaikh Shuayb bin Abd al-Rahman, Syaikh Ibrahim Arab, Syaikh Rahmatullah, Sayyid Alwi al-Saqqaf, Sayyid Abu Bakr Shata al-Dimyati, dan Sayyid Husayn al-Habshi yang saat itu menjadi multi di Mekkah. Selain itu, Kiai Hasyim juga menimba pengetahuan dari ulama asal Nusantara yang bermukim di tanah Arab seperti Syaikh Ahmad Khatib Minankabawi, Syaikh Nawawi al-Bantani dan Syaikh Mahfuz al-Tirmisi. Prestasi belajar Kiai Hasyim yang menonjol, membuatnya kemudian juga memperoleh kepercayaan untuk mengajar di Masjid al-Haram. Beberapa ulama terkenal dari berbagai negara tercatat pernah belajar kepadanya. Di antaranya Syaikh Saâd Allah al-Maymani mufti di Bombay, India, Syaikh Umar Hamdan ahli hadith di Mekkah, al-Shihan Ahmad bin Abdullah Syiria, KH. Abdul Wahhanb Chasbullah Tambakberas, Jombang, K. H. R Asnawi Kudus, KH. Dahlan Kudus, KH. Bisri Syansuri Denanyar, Jombang, dan KH. Saleh Tayu.Sejak masih di Mekkah, Kiai Hasyim sudah memiliki ketertarikan tersendiri dengan tarekat. Bahkan, Kiai Hasyim juga sempat mempelajari dan mendapat ijazah tarekat Qadiriyah wa Naqshabandiyah melalui salah melalui salah satu gurunya, Syaikh Pesantren TebuirengPintu masuk Pondok Pesantren Tebuireng Jombang. Foto Instagram/ 1899, Kiai Hasyim membeli sebidang tanah dari seorang dalang di Dukuh Tebuireng. Kira-kira 200 meter sebelah Barat Pabrik Gula Cukir, pabrik yang telah berdiri sejak tahun 1870. Dukuh Tebuireng terletak di arah timur Desa Keras, kurang lebih 1 km. Di sana Kiai Hasyim membangun sebuah bangunan yang terbuat dari bambu atau dalam bahasa Jawa disebut tratak, sebagai tempat bangunan kecil inilah embrio Pesantren Tebuireng dimulai. Kiai Hasyim mengajar dan salat berjamaah di tratak bagian depan, sedangkan tratak bagian belakang dijadikan tempat tinggal. Saat itu santrinya berjumlah 8 orang, dan tiga bulan kemudian meningkat menjadi 28 Hijaz dan Pendirian Nahdlatul UlamaPada masa Raja Saudi Arabia Ibnu Saud berencana menjadikan mazab Wahabi sebagai mazab resmi Negara, dia juga berencana menghancurkan semua peninggalan sejarah Islam yang selama ini banyak diziarahi kaum muslimin, karena dianggap Indonesia, rencana tersebut mendapat sambutan hangat kalangan modernis seperti Muhammadiyah di bawah pimpinan Ahmad Dahlan, maupun Partai Syarikat Islam Indonesia PSII di bawah pimpinan Tjokroaminoto. Sebaliknya, kalangan pesantren yang menghormati keberagaman, menolak pembatasan mazab dan penghancuran warisan peradaban itu. Akibatnya, kalangan pesantren dikeluarkan dari keanggotaan Kongres Al Islam serta tidak dilibatkan sebagai delegasi dalam Muâtamar Alam Islami Kongres Islam Internasional di Mekkah, yang akan mengesahkan keputusan Hasyim bersama para pengasuh pesantren membuat delegasi yang dinamai Komite Hijaz yang diketuai KH. Wahab Hasbullah untuk menghadap Raja Ibnu Saud untuk mengurungkan niatnya. Dari berbagai penjuru dunia juga menentang Ibnu Saud untuk membatalkan rencana tersebut. Hasilnya, hingga saat ini umat Islam bebas melaksanakan ibadah di Mekkah sesuai mazab 1924, kelompok diskusi taswirul afkar ingin mengembangkan sayapnya dengan mendirikan sebuah organisasi yang ruang lingkupnya lebih besar. Hadratus syeikh KH. Hasyim Asyâari yang dimintai persetujuannya, meminta waktu untuk mengerjakan salat istikharah, menohon petunjuk dari sekian lama, petunjuk itu belum datang juga hingga membuat Kiai Hasyim gelisah. Dalam hati kecilnya ia ingin berjumpa dengan gurunya, KH Kholil bin Abdul Latif, Kiai Khalil telah mengetahui apa yang dialami Kiai Hasyim lalu mengutus seorang santrinya bernama Asâad Syamsul Arifin, kelak menjadi pengasuh PP Salafiyah Syafiiyah Situbondo, untuk menyampaikan sebuah tongkat kepada Kiai Hasyim di Tebuireng. Asâad juga dipesani agar setiba di Tebuireng membacakan surat Thaha ayat 23 kepada Kiai Kiai Hasyim menerima kedatangan Asâad, dan mendengar ayat tersebut, hatinya langsung bergetar. âKeinginanku untuk membentuk jamiyah agaknya akan tercapai,â ujarnya lirih sambil meneteskan air tahun kemudian 1925, pemuda Asâad kembali datang menemui Hadratus Syeikh. âKiai, saya diutus Kiai Kholil untuk menyampaikan tasbih ini,â ujar pemuda Asad sambil menunjukkan tasbih yang dikalungkan Kiai Kholil di Asâad belum pernah menyentuh tasbih sersebut, meskipun perjalanan antara Bangkalan menuju Tebuireng sangat jauh dan banyak rintangan. Bahkan ia rela tidak mandi selama dalam perjalanan, sebab khawatir tangannya menyentuh tasbih.âKiai Kholil juga meminta untuk mengamalkan wirid Ya Jabbar, Ya Qahhar setiap waktu,â tambah Asâ Asâad yang kedua ini membuat hati Kiai Hasyim semakin mantap. Hadratus Syeikh menangkap isyarat bahwa gurunya tidak keberatan jika ia bersama ulama lain mendirikan organisasi/jamâiyah. Inilah jawaban yang dinanti-nantinya melalui salat tanggal 16 Rajab 1344 H/31 Januari 1926 M, organisasi Nahdlatul Ulama, yang artinya kebangkitan ulama secara resmi didirikan. Kiai Hasyim dipercaya sebagai Rais Akbar KH. Hasyim AsyâariBeberapa karya KH. Hasyim Asyâari yang masih bisa ditemui dan menjadi kitab wajib dipelajari di pesantren-pesantren Nusantara sampai fi al-Nahyâan Muqathaâat al-Arham wa al-Aqarib wa al-IkhwanMuqaddimah al-Qanun al-Asasi li Jamâiyyat Nahdlatul UlamaRisalah fi Taâkid al-Akhdzi bi Mazhab al-Aâimmah al-ArbaâahArbaâina Haditsan Tataâallaqu bi Mabadiâ Jamâiyyat Nahdlatul UlamaAdab al-Alim wa al-Mutaâalim fi ma Yanhaju Ilaih al-Mutaâallim fi Maqamati TaâlimihiRasalah Ahl aas-Sunnah wa al-Jamaah fi Hadts al-Mauta wa Syuruth as-Saâah wa Bayani Mafhum as-Sunnah wa al-Bidâah. []Baca jugaWawancara Eksklusif Tagar dan Ganjar Pranowo Soal New NormalProfil Emha Ainun Nadjib, Penyair Berbahasa Universal
KiaiCholil tidak ingin diistimewakan. Ia ingin bersama dengan santri-santri yang lain. "Di Pesantren Bangkalan, benar memang aku ini kiai kamu, kamu santriku, tapi di sini sebaliknya, kamu sekarang kiaiku dan aku ini santrimu," tutur Kiai Cholil seperti dikisahkan Gus Muwafiq.
Disinggungalasan kenapa merekomendasi ke RBT, Jailani menegaskan, dirinya sudah memasrahkan penuh ke DPP, namun ia menjelaskan pertimbangan rekom itu turun ke politikus muda itu atas dasar petunjuk majelis suro, khusus Jawa Timur utamanya daerah tapal kuda dipasrahkan langsung kepada KH. Kholil As'ad , para Kiai dan ulama.
TeksTranslit Pidato KH As'ad Syamsul Arifin (KH As'ad Syamsul Arifin adalah pelaku sejarah berdirinya NU, beliaulah yang menjadi media penghubung dari KH Kholil Bangkalan yang memberi isyarat agar KH Hasyim Asyari mendirikan Jamiyah Ulama [akhirnya bernama Nahdlatul Ulama].
ofKH. Raden Muhammad Kholil As'ad Syamsul Arifin to the Situbondo Society KH. Raden Muhammad Kholil As'ad Syamsul Arifin is a preacher with a number of dakwah methods.. The research is to answer the problem formulation is the lecture method of Kyai Kholil include lecture opening technique, use a variety sound, lecture closing technique.
karomahkh kholil as ad, karomah kh kholil, Karomah Kh. Kholil As'ad Syamsul Arifin, kh.musleh, ceramah kh musleh adnan, kh.musleh adnan terb
. 6bwck65672.pages.dev/7916bwck65672.pages.dev/4336bwck65672.pages.dev/6466bwck65672.pages.dev/8136bwck65672.pages.dev/4456bwck65672.pages.dev/9446bwck65672.pages.dev/1096bwck65672.pages.dev/8836bwck65672.pages.dev/6656bwck65672.pages.dev/3836bwck65672.pages.dev/3906bwck65672.pages.dev/7206bwck65672.pages.dev/7556bwck65672.pages.dev/7346bwck65672.pages.dev/392
kata kata kh kholil as ad