Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Ilah selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal, dan Dia adalah Rabb yang memiliki 'Arsy yang agung". (QS. 9:129) -Saya sudah tidak dapat bertahan lagi dan menanggung beban ini! "Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir".
Jakarta - Surat Yusuf ayat 87 berkisah tentang Nabi Yusuf AS dan saudara-saudaranya. Surat Yusuf adalah surat ke-12 dalam urutan mushaf Al Yusuf diturunkan di Kota Mekkah dan tergolong surat Makkiyah. Surat yang terdiri dari 111 ayat ini berisi tentang salah satu kisah terbaik. Sebagaimana firman-Nya dalam ayat 3نَحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ اَحْسَنَ الْقَصَصِ بِمَآ اَوْحَيْنَآ اِلَيْكَ هٰذَا الْقُرْاٰنَۖ وَاِنْ كُنْتَ مِنْ قَبْلِهٖ لَمِنَ الْغٰفِلِيْنَ - ٣Artinya "Kami menceritakan kepadamu Muhammad kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al-Qur'an ini kepadamu, dan sesungguhnya engkau sebelum itu termasuk orang yang tidak mengetahui." QS. Yusuf 3Imam As-Suyuthi dalam bukunya Asbabun Nuzul menjelaskan, ayat di atas turun setelah Rasulullah SAW diminta untuk membacakan cerita kepada orang-orang. Pendapat ini merujuk pada riwayat Ibnu Jarir dari Ibnu mengatakan, "Wahai Rasulullah, bagaimana jikalau engkau bercerita kepada kami?" Maka turunlah firman Allah, "Kami menceritakan kepadamu Muhammad kisah yang paling baik...QS. Yusuf 1. Pendapat ini senada dengan riwayat Ibnu Mardawaih dari Ibnu Mas' surat Yusuf ayat 87, Allah SWT menceritakan perihal Nabi Ya'qub AS yang memerintahkan anak-anaknya untuk mencari keberadaan putranya, Yusuf dan Bunyamin. Berikut firman-Nyaيٰبَنِيَّ اذْهَبُوْا فَتَحَسَّسُوْا مِنْ يُّوْسُفَ وَاَخِيْهِ وَلَا تَا۟يْـَٔسُوْا مِنْ رَّوْحِ اللّٰهِ ۗاِنَّهٗ لَا يَا۟يْـَٔسُ مِنْ رَّوْحِ اللّٰهِ اِلَّا الْقَوْمُ الْكٰفِرُوْنَ - ٨٧Arab-latin Yā baniyyaż-habụ fa taḥassasụ miy yụsufa wa akhīhi wa lā tai`asụ mir rauḥillāh, innahụ lā yai`asu mir rauḥillāhi illal-qaumul-kāfirụnArtinya "Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir".Ulama tafsir, Ibnu Katsir menjelaskan, ayat di atas juga berisi tentang larangan untuk tidak berputus asa dari rahmat Allah SWT. Lafaz tahassus digunakan untuk mencari berita kebaikan. Sedangkan tajassus untuk mencari berita bahwa Nabi Ya'qub AS yakin bahwa mimpi Yusuf itu benar dan dia akan menghormatinya. Maka, ia memerintahkan anak-anaknya untuk mencari keberadaan Yusuf di Mesir. Dia juga memberi semangat kepada anak-anaknya untuk tidak berputus asa dari rahmat Allah SWT. "Jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir". QS. Yusuf 87 Simak Video "Tidak Boleh Berputus Asa" [GambasVideo 20detik] kri/erd
LaranganBerputus Asa Dari Rahmat Allah Allah D berfirman: ۞ قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَىٰ أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِن رَّحْمَةِ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ ٥٣
“Ketika Allah menciptakan ciptaan, Dia menulis kata-kata yang ditempatkan di singgasana-Nya. Mereka berkata, “Rahmatku akan mengalahkan amarahku.” Al-Bukhari MENGETAHUI bahwa rahmat Allah akan menang atas kemarahan-Nya adalah alasan untuk tidak pernah kehilangan harapan. Ketika kita dikalahkan, kita harus ingat bahwa semuanya tidak pernah hilang. Jika Anda pernah berpikir tidak ada gunanya hidup karena Anda telah mencapai jalan buntu, melakukan terlalu banyak kesalahan dan ditakdirkan, Anda sebenarnya menutup lautan pengampunan dan kesempatan kedua. Itu semua ada untuk diambil. Selama kita bernafas, jalan ke depan dapat dipenuhi dengan cahaya dan belas kasihan. BACA JUGA Meraih Kasih Ilahi dengan Saling Mengasihi, 5 Kisah Nikmatnya Rahmat Allah SWT Jangan pernah berpikir bahwa sudah terlambat untuk berubah. Kesalahan kita, tidak peduli berapa banyak atau seberapa besar, tidak pernah lepas dari rahmat Allah. Kita kecil dan tidak berarti, jadi Allah tidak memaafkan kita. Bahkan, Dia suka melakukannya. Hanya dengan kemurahan-Nya kita bisa menjadi apa saja, dan itulah sebabnya kita tidak boleh terlalu kewalahan sampai putus asa oleh kekurangan kita sendiri. Ya, kemarahan-Nya ada di sana, tetapi belas kasihan-Nya jauh lebih dekat. Ilustrasi. FotoThe Economic Times Kita memperumit kisah hidup kita dengan terlalu banyak berpikir dan berasumsi tentang Allah. Terkadang, kita terburu-buru menilai diri sendiri daripada menyerahkan penilaian kepada Allah. Rahmat-Nya ada bagi mereka yang meminta. Hanya di dalam Dia kita dapat menemukan penyelesaian, hanya di dalam Dia kita dapat menemukan pemenuhan. Dengan ilmu yang rendah hati itu, kita selalu ingat untuk berharap lebih baik dan terus berjuang. Ketika kita terganggu oleh pikiran kita terhadap Allah, ketika kita tergoda untuk lari dari-Nya karena kita takut, kita harus mengingat kata-kata ini. BACA JUGA Rahmat Allah bagi Penduduk Bumi dan Penghuni Surga Sama seperti Allah lebih menyukai belas kasihan daripada kemarahan, jadi kita harus bercita-cita untuk mencontohkan belas kasihan dengan cara apa pun yang kita bisa. Belas kasihan dan pengampunan lebih baik daripada kemarahan dan balas dendam. Terkadang kita berpikir bahwa memaafkan dan berdamai dalam menghadapi provokasi adalah tanda kelemahan. Sebaliknya, belas kasihan, kedamaian, dan pengampunan adalah indikasi kekuatan batin. Kita seharusnya tidak menghakimi dengan kasar atau mengutuk, melainkan terburu-buru untuk mengampuni karena kita berharap untuk diampuni suatu hari nanti. Kita tidak perlu ragu untuk memberikan belas kasihan dan pengampunan yang sama kepada orang lain seperti yang kita harapkan untuk diri kita sendiri. [] SUMBER ABOUT ISLAM
Bunuhdiri karena putus asa dari belas kasihan Tuhan atau masalah duniawi sangat dilarang. Nabi Muhammad SAW bersabda: "Siapa pun yang bunuh diri dengan sesuatu di dunia ini akan dihukum dengan itu pada Hari Kebangkitan." (HR Al-Bukhari dan Muslim) Bunuh diri itu adalah dosa besar dan hukumannya bergantung pada apa yang Allah kehendaki. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. "Allah kejam. Kenapa saya dibiarkan sendirian? "Itulah perkataan yang diucapkan orang itu setelah kehilangan ibu dan bapaknya bahkan saudara-saudaranya karena menjadi korban bencana alam. Demikan teman saya menceritakan hal tersebut setelah berkunjung ke suatu daerah yang terkena bencana sekali. Padahal, kalau ia mau berbaik sangka kepada Allah, musibah yang menimpanya itu sebenarnya kebaikan pula baginya."Sesungguhnya besarnya pahala tergantung besarnya cobaan. Dan sungguh, Allah jika mencintai suatu kaum, niscaya ia memberikan kepada mereka cobaan. Siapa yang rida dengan cobaan tersebut, baginya keridaaan-Nya. Akan tetapi siapa yang murka dengan cobaan tersebut, baginya kemurkaan-Nya. " HR. TirmidziHati-hatilah, jangan sampai putus asa dari rahmat Allah, karena itu dosa besar yang membinasakan. Tapi apakah itu kekufuran?السؤألاذا قنط احد من رحمة الله فهل سيكون كافر كما فى الآية 87 من سورة يوسف؟PertanyaanJika seseorang berputus asa dari rahmat Allah, apakah ia menjadi kafir sebagaimana disebutkan dalam ayat 87 surat Yusuf?الجواب الحمد للهJawabanSegala puji bagi Allahقال الله تعالى إنَّه لا ييأس مِن روح الله إلا القومُ الكافِرون يوسف / 87 وقد دلَّت هذه الآيةُ الكريمةُ على أنَّ اليأسَ والقنوطَ مِن رحمة الله تعالى مِن صفات القوم الكافرين، ولا يلزَم مِن هذا أنَّ مَن اتَّصفَ بصفةٍ مِن صفاتهم أن يكون كافرًا تعالىberfirman {Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat Allah hanyalah orang-orang yang kafir.}Ayat yang mulia ini menunjukkan bahwa berputus asa dari rahmat Allah تعالىtermasuk sifat orang-orang kafir dan tidak mesti karena itu berarti orang yang mempunyai salah satu sifat mereka berarti kafir seperti mereka. واليأس والقنوط مِن رحمة الله تعالى قد يكون كفرًا يخرج مِن مِلَّة الإسلام، وقد يكون كبيرةً من asa dari rahmat Allah تعالى kadang merupakan kekufuran yang mengeluarkan dari agama dan kadang 'hanya' dosa besar. والضَّابِط في ذلك أنَّ اليأس إذا انعدمَ معه الرَّجاء في رحمة الله تعالى وفرجه وعفوه -له أو للنَّاس-، وكان إنكارًا واستبعادًا لسَعَة رحمته سبحانه ومغفرته وعفوه فهو كفرٌ؛ لأنَّه يتضمَّن تكذيبَ القرآن والنُّصوص القطعيَّة، وإساءة الظَّنِّ بربِّه تعالى؛ "إذ يقول - وقوله الحق - وَرَحْمَتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ [الأعراف 156] وهو يقول لا يغفِر له! فقد حجَّر واسعًا. هذا إذا كان معتقدًا لذلك"؛ كما قال الإمامُ القرطبيُّ -رحمه الله- في تفسيره» 5/ 160.Yang jadi patokan adalah bahwa berputus asa, jika diiringi dengan hilangnya harapan untuk mendapatkan rahmat Allah تعالىdan pertolongan-Nya serta ampunan-Nya bagi dirinya atau orang lain dan itu merupakan pengingkaran dan anggapan sempitnya rahmat-Nya dan ampunan-Nya, berarti itu adalah kekufuran. Sebab, itu mengandung pendustaan terhadap Al-Quran dan nash-nash yang jelas serta berprasangka buruk terhadap Rabbnya. Yaitu tatkala Allah berfirman-dan firman-Nya adalah hak- {Dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu }sedangkan ia berkata, "Allah tidak mungkin mengampuniku. " sungguh, ia telah menyempitkan sesuatu yang luas. Ini jika orang tersebut menyakini ini, sebagaimana yang dikatakan oleh Imam Qurthubi dalam tafsirnya 5/160 أما إن كان لاستعظام الذَّنوب ، واستبعاد مغفرتها والعفو عنها، أو بالنَّظَر إلى قضاء الله وأموره في الكون -كاليأس في الرِّزق والولد ونحوه-، مع عدم انعدام الرجاء؛ فهذا كبيرةٌ مِن أكبر الكبائر ولا يكون كفرًا. وقد عُدَّ من الكبائر -بالإجماع-؛ لما وردَ فيه مِن الوعيد الشديد؛ كقوله تعالى إنَّه لا ييأس مِن روح الله إلا القومُ الكافِرون [يوسف 87]، وقوله سبحانه ومَن يقنَط مِن رحمة ربِّه إلا الضَّالُّون [الحِجر 56]. والله jika berputus asa karena merasa besarnya dosa, merasa jauhnya pengampunan dan pemaafan terhadapnya, atau ditinjau dari ketentuan Allah di dunia ini seperti berputus asa dari mendapatkan rezeki, anak dan semisalnya, tanpa diiringi hilangnya pengharapan, maka yang seperti ini adalah dosa yang sangat besar akan tetapi bukan kekufuran. Dan putus asa seperti ini termasuk dosa besar-berdasarkan ijma' ulama-karena adanya ancaman keras tentangnya. Seperti dalam firman-Nya {Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat Allah hanyalah orang-orang yang kafir.}QS. Yusuf 87 dan juga firman-Nya {Tidak ada yang berputus asa dari rahmat Rabbnya kecuali orang-orang yang sesat. } QS. Al-Hijr 56Wallahu a'lamوينظر للاستزادة تفسير القرطبي» 5/ 160، والزواجِر عن اقتراق الكبائر» لابن حجر الهيتميّ الكبيرة الأربعون، وشرح العقيدة الطحاوية» للشيخ صالح آل الشيخ 1/ 552، والموسوعة الفقهية الكويتية» 7/ 200.والله أعلمUntuk menambah faidah, silahkan lihat Tafsir Al-Qurthubi 50160, Az-Zawajir 'An Iqtiraf Al-Kabair karya Ibnu Hajar Al-Haitami dosa besar 40, Syarh Al-Aqidah Ath-Thohawiyah karya Syaikh Shalih Alu Syaikh 1/552, Al-Mausu'ah Al-Fiqhiyyah Al-Kuwaitiyyah 7/200Wallahu a'lamSumber Lihat Pendidikan Selengkapnya DosaBesar Berputus Asa dari COVID-19 BAMBANG HERMAWAN A.Md. Wabah penyakit seperti pandemi COVID-19 tidak hanya berlangsung pada masa ini namun pernah terjadi dimasa lampau, pandemi virus corona sendiri pertamakali muncul di Wuhan, China dan mulai menyebar ke berbagai negara di dunia, menurut informasi terbaru penembahan kasus virus COVID-19 di Indonesia pada hari [] Az-Zumar 53 قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ ARTI Katakanlah, "Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang. Tafsir JalalainKatakanlah, "Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kalian berputus asa dapat dibaca Laa Taqnithuu atau Laa Taqnathuu; sebagian ahli qiraat ada yang membacanya Laa Taqnuthuu; artinya janganlah kalian putus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya bagi orang yang bertobat dari kemusyrikan. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Haramhukumnya dan termasuk dosa besar apabila seseorang berburuk sangka kepada Allah seperti ini. Inilah yang disebut para ulama dengan al-qunuth min rahmatillah (berputus asa dari rahmat Allah). Kita tidak akan pernah tahu apa yang akan Allah perbuat terhadap diri kita. Bagaimana mungkin kita memastikan bahwa Allah akan menyiksa kita?.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Mungkin kita punya dosa yaitu menyembah selain Allah syirik bid'ah enggan bayar zakat malas sholat korupsi... syariat islam....sedang kita sulit berhenti dari dosa itu....Jangam ceritakan dosa anda kepada seorangpun cukup anda dan Allah yang tau...Mendekatlah kepada Allah Kemudian Maka kita jangan sungkan sungkan minta ampun kepada Allah... jangan sungkan sungkan minta kebaikan dunia akhirat dan jauh dari neraka kepada Allah..... juga sholawat kepada Nabi.... dan minta petunjuk Allah... dengan niat anda berhenti dari dosa dan dapat ampunan Allah....Allah lebih suka orang yang berdoa kepadaNya memohon karuniaNya daripada yang tidak berdoa...Dan jangan putus asa dari rahmat AllahKatakanlah, "Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang.Az Zumar 53 Lihat Sosbud Selengkapnya
Diamenghentikan kebiasaannya minum khamar selama-lamanya. "Hai hamba-hambaKu yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Al-qanut adalah al-ya’su artinya putus asa dari rahmat Allah. Kedua kata ini al-qanut dan al-ya’su memilik arti yang sama. Putus asa adalah lawan dari roja. Putus asa dari rahmat Allah dan karunia-Nya hukumnya haram. Dalilnya adalah Al-Kitab dan As-Sunah. Dalil dari Al Kitab يَابَنِيَّ اذْهَبُوا فَتَحَسَّسُوا مِنْ يُوسُفَ وَأَخِيهِ وَلاَ تَيْئَسُوا مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِنَّهُ لاَ يَيْئَسُ مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِلاَّ الْقَوْمُ الْكَافِرُونَ Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir. TQS. Yusuf [12] 87 قَالُوْا بَشَّرْنٰكَ بِالْحَقِّ فَلَا تَكُنْ مِّنَ الْقٰنِطِيْنَ – ٥٥ قَالَ وَمَنْ يَّقْنَطُ مِنْ رَّحْمَةِ رَبِّهٖٓ اِلَّا الضَّاۤلُّوْنَ – ٥٦ Mereka menjawab “Kami menyampaikan kabar gembira kepadamu dengan benar, maka janganlah kamu termasuk orang-orang yang berputus asa”. Ibrahim berkata “Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhannya, kecuali orang-orang yang sesat”. TQS. Al-Hijr [15] 55-56 وَالَّذِينَ كَفَرُوا بِآيَاتِ اللَّهِ وَلِقَائِهِ أُولَئِكَ يَئِسُوا مِنْ رَحْمَتِي وَأُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ Dan orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Allah dan pertemuan dengan Dia, mereka putus asa dari rahmat-Ku, dan mereka itu mendapat azab yang pedih. TQS. Al-Ankabut [29] 23 قُلْ يَاعِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ Katakanlah “Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. TQS. Al-Zumar [39] 53 Dalil dari As-Sunah • Dari Abu Hurairah ra., ia berkata; sesungguhnya Rasulullah bersabda لَوْ يَعْلَمُ الْمُؤْمِنُ مَا عِنْدَ اللهِ مِنْ الْعُقُوبَةِ مَا طَمِعَ بِجَنَّتِهِ أَحَدٌ وَلَوْ يَعْلَمُ الْكَافِرُ مَا عِنْدَ اللهِ مِنْ الرَّحْمَةِ مَا قَنَطَ مِنْ جَنَّتِهِ أَحَدٌ» Andaikata seorang mukmin mengetahui siksaan yang ada di sisi Allah, maka seorang pun tidak akan ada yang mengharapkan Syurga. Dan andaikata orang kafir mengetahui rahmat yang ada di sisi Allah, maka seorang pun tidak akan ada yang putus harapan dari Syurga-Nya. Mutafaq alaih • Dari Fadhalah bin Abid, dari Rasulullah saw. ia bersabda »وَثَلاَثَةٌ لاَ تُسْأَلُ عَنْهُمْ رَجُلٌ نَازَعَ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ رِدَاءَهُ فَإِنَّ رِدَاءَهُ الْكِبْرِيَاءُ وَإِزَارَهُ الْعِزَّةُ، وَرَجُلٌ شَكَّ فِي أَمْرِ اللهِ، وَالْقُنُوْطُ مِنْ رَحْمَةِ اللهِ Ada tiga golongan manusia yang tidak akan ditanya di hari Kiamat yaitu Manusia yang mencabut selendang Allah. Sesungguhnya selendang Allah adalah kesombongan dan kainnya adalah Al-Izzah keperkasaan; Manusia yang meragukan perintah Allah; Dan manusia yang putus harapan dari rahmat Allah. HR. Ahmad, Thabrani, Al-Bazar. Al-Haitsami berkata perawinya terpercaya. Al-Bukhari dalam kitab Al-Adab, Ibnu Hibban dalam kitab shahihnya • Dari Habah dan Sawa bin Khalid, keduanya berkata; Kami masuk bertemu dengan Rasulullah saw. sedangkan beliau sedang menyelesaikan suatu perkara. Kemudian kami berdua membantunya, maka Rasulullah saw. bersabda لاَ تَيْئَسَا مِنَ الرِّزْقِ مَا تَهَزَّزَتْ رُؤُوْسُكُمَا فَإِنَّ اْلإِنْسَانَ تَلِدُهُ أُمُّهُ أَحْمَرَ لَيْسَ عَلَيْهِ قِشْرٌ، ثُمَّ يَرْزُقُهُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ» Janganlah kamu berdua berputus asa dari rizqi selama kepalamu masih bisa bergerak. Karena manusia dilahirkan ibunya dalam keadaan merah tidak mempunyai baju, kemudian Allah memberikan rizqi kepadanya. HR. Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Hiban dalam kitab shahihnya • Dari Ibnu Abas bahwa seorang lelaki berkata, Ya Rasulullah saw.! Apa dosa besar itu? Rasulullah saw. bersabda »اَلشِّرْكُ بِاللهِ، وَالأَيَاسُ مِنْ رُوْحِ اللهِ، وَالْقَنُوْطُ مِنْ رَحْمَةِ اللهِ Dosa besar itu adalah musyrik kepada Allah, putus asa dari karunia Allah, dan putus harapan dari rahmat Allah. Al-Haitsami berkata telah diriwayatkan oleh Al-Bazar dan Thabrani para perawinya terpercaya, As-Suyuti dan Al-Iraqi menghasankan hadits ini Para Rasul tidak pernah putus harapan dari pertolongan Allah dan jalan keluar dari Allah. Mereka hanya putus harapan dari keimanan kaumnya. Allah berfirman حَتَّى إِذَا اسْتَيْئَسَ الرُّسُلُ وَظَنُّوا أَنَّهُمْ قَدْ كُذِبُوا جَاءَهُمْ نَصْرُنَا فَنُجِّيَ مَنْ نَشَاءُ وَلاَ يُرَدُّ بَأْسُنَا عَنِ الْقَوْمِ الْمُجْرِمِينَ Sehingga apabila para rasul tidak mempunyai harapan lagi tentang keimanan mereka dan telah meyakini bahwa mereka telah didustakan, datanglah kepada para rasul itu pertolongan Kami, lalu diselamatkan orang-orang yang Kami kehendaki. Dan tid]ak dapat ditolak siksa Kami daripada orang-orang yang berdosa. TQS. Yusuf [12] 110 Imam Bukhari meriwayatkan bahwa Aisyah membaca lafadz كُذِّبُوْا dengan memakai syiddah. Maksudnya adalah pendustaan suatu kaum kepada para Rasul, sebab para Rasul terjaga dari kesalahan.

Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir". Selain bermakna frustasi, kata ya's juga berarti mengetahui. Hal ini sebagaimana tercantum dalam Q.S. Al-Ra'd ayat 31:

📌 Ensiklopedi Larangan 🥀 LARANGAN BERPUTUS ASA DARI RAHMAT ALLAH DAN PESIMIS TERHADAP KARUNIANYA Bismillah was shalatu was salamu ala Rasulillah wa ba’du. Allah Ta’ala berfirman قَا لُوْا بَشَّرْنٰكَ بِا لْحَـقِّ فَلَا تَكُنْ مِّنَ الْقٰنِطِيْنَ {٥٥} قَالَ وَمَنْ يَّقْنَطُ مِنْ رَّحْمَةِ رَبِّهٖۤ اِلَّا الضَّآ لُّوْنَ {٥٦} Mereka menjawab “Kami menyampaikan kabar gembira kepadamu dengan benar, maka janganlah engkau termasuk orang yang berputus asa.” Ibrahim berkata “Tidak ada yang berputus asa dari rahmat Tuhannya, kecuali orang yang sesat.” [QS. Al-Hijr 55-56] Diriwayatkan dari Abdullah bin Abbas radhiallahu anhu, bahwa ada seorang lelaki yang berkata “Wahai Rasulullah, apa itu dosa besar?” Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menjawab “Syirik kepada Allah, pesimis terhadap karunia Allah dan berputus asa dari rahmat Allah.” [HR. Al-Bazzar 106, lihat Kasful Astaar dengan sanad hasan] ● Penjelasan 1. Rahmat atau kasih sayang merupakan salah satu dari sifat Allah berdasarkan ketetapan Al-Quran dan As-Sunnah, sifat kasih sayang yang layak bagi Allah sebagaimana sifat-sifat Allah lainnya. 2. Pengaruh sifat ini dapat terlihat jelas di alam semesta, khususnya pada makhluk hidup. Nikmat dan karuniaNya merupakan bukti keberadaan rahmat Allah yang Mahasempurna dan Mahaluas. 3. Rahmat Allah meliputi segala sesuatu dan menaungi semua makhluk. Tidak ada satupun di alam semesta ini kecuali mendapat siraman rahmat Allah Ta’ala. Allah Ta’ala berfirman وَرَحْمَتِيْ وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ ۗ فَسَاَ كْتُبُهَا لِلَّذِيْنَ يَتَّقُوْنَ وَيُؤْتُوْنَ الزَّكٰوةَ وَا لَّذِيْنَ هُمْ بِاٰ يٰتِنَا يُؤْمِنُوْنَ ۚ “Dan rahmatKu meliputi segala sesuatu. Maka, akan Aku tetapkan rahmatKu bagi orang-orang yang bertakwa, yang menunaikan zakat, dan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami.” [QS. Al-A’raf 156] 4. Pintu rahmat Allah terbuka bagi orang-orang yang telah menganiaya diri mereka sendiri untuk bertaubat. Allah Ta’ala berfirman قُلْ يٰعِبَا دِيَ الَّذِيْنَ اَسْرَفُوْا عَلٰۤى اَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوْا مِنْ رَّحْمَةِ اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ جَمِيْعًا ۗ اِنَّهٗ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ “Katakanlah, Wahai hamba-hambaKu yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang.” [QS. Az-Zumar 53] 5. Berputus asa dari rahmat Allah merupakan sifat orang-orang sesat dan pesimis terhadap karuniaNya merupakan sifat orang kafir. Karena mereka tidak mengetahui keluasan rahmat Rabbul Alaamiin. Siapa saja yang jatuh dalam perbuatan terlarang ini berarti ia telah memiliki sifat yang sama dengan mereka, laa haula wa laa quwwata illaa billaah. والله أعلم… وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم 📕 Diringkas dari Buku “Ensiklopedi Larangan Menurut Al-Quran dan As-Sunnah.” Karya Syaikh Salim bin Ied Al-Hilali. Pustaka Imam Asy-Syafi’i. ✒ Alfaqir ilallah Abu Muhammad Royhan 📡 Silakan disebar Artikel ini dengan tetap mencantumkan sumber link asli dan tidak menambah atau mengurangi isi tulisan.
Alquran surat Al Hijr ayat 56). Pada ayat lain berbunyi: Katakanlah; Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (Alquran surat Az-Zumar ayat 53).
Akhir-akhir ini kita sering disuguhkan pidato-pidato yang tidak menumbuhkan semangat dalam kehidupan kita, malah menimbulkan keputusasaan. Beberapa orang juga terkadang cepat menyerah dalam menghadapi masalah. Saat gagal menemukan solusi, ia berputus asa. Tak jarang keputusasaan ini menimbulkan tindakan-tindakan yang membahayakan diri sendiri, seperti bunuh diri dan bagaimana Islam memandangnya?Putus asa dalam bahasa Arab biasa disebut dengan al-Ya’s, yang merupakan derivasi dari kata ya-a-sa يأس-ييأس. Dalam Al-Quran, kata ini memiliki dua arti. Pertama, berarti al-qunuth frustasi, sebagaimana disebutkan dalam Yusuf ayat 87يَا بَنِيَّ اذْهَبُوا فَتَحَسَّسُوا مِنْ يُوسُفَ وَأَخِيهِ وَلَا تَيْأَسُوا مِنْ رَوْحِ اللَّهِ ۖ إِنَّهُ لَا يَيْأَسُ مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْكَافِرُونَ“Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir”.Selain bermakna frustasi, kata ya’s juga berarti mengetahui. Hal ini sebagaimana tercantum dalam Al-Ra’d ayat 31وَلَوْ أَنَّ قُرْآنًا سُيِّرَتْ بِهِ الْجِبَالُ أَوْ قُطِّعَتْ بِهِ الْأَرْضُ أَوْ كُلِّمَ بِهِ الْمَوْتَىٰ ۗ بَلْ لِلَّهِ الْأَمْرُ جَمِيعًا ۗ أَفَلَمْ يَيْأَسِ الَّذِينَ آمَنُوا أَنْ لَوْ يَشَاءُ اللَّهُ لَهَدَى النَّاسَ جَمِيعًا“Dan sekiranya ada suatu bacaan kitab suci yang dengan bacaan itu gunung-gunung dapat digoncangkan atau bumi jadi terbelah atau oleh karenanya orang-orang yang sudah mati dapat berbicara, tentulah Al Quran itulah dia. Sebenarnya segala urusan itu adalah kepunyaan Allah. Maka tidakkah orang-orang yang beriman itu mengetahui bahwa seandainya Allah menghendaki semua manusia beriman, tentu Allah memberi petunjuk kepada manusia semuanya.”Lalu bagaimana hukumnya?Ahmad Abduh Iwad dalam bukunya Laa Tayasu min Ruhillah dengan mengutip pendapat Ibnu Hajar al-Asqalani menuturkan bahwa putus asa merupakan salah satu kategori dosa besar. Pendapat Ibnu Hajar ini didasarkan pada firman Allah Swt dalam Yusuf ayat 87 di atas. Dalam ayat tersebut disebutkan bahwa hanya orang kafirlah yang berputus asa dari rahmat Allah ini dikemukakan oleh Ibnu Hajar mengingat ancaman yang sangat pedih bagi bagi orang yang berputus asa sebagaimana disebutkan dalam ayat tersebut. Imam al-Qurthubi dalam tafsir al-Jami’ li Ahkamil Qur’annya juga menjelaskan bahwa ya’s yang bermakna qunuth frustasi atau putus asa termasuk dalam salah satu dosa al-Qurthubi menambahkan bahwa orang mukmin selalu berharap jalan keluar dan kemudahan dari Allah. Ia tidak pernah berputus asa. Berbedahalnya dengan orang kafir. Saat tertimpa masalah, ia selalu frustasi dan putus asa. Inilah yang membedakan antara orang mukmin dan mukmin yang sesungguhnya adalah orang yang selalu optimis dan berharap akan ada jalan keluar yang diberikan oleh Allah Swt atas seluruh masalah yang anda mengaku sebagai mukmin yang original, jangan berputus asa ya!Wallahu A’lam. AKURATCO Ketua Umum Pengurus Pusat Asosiasi Dai-Daiyah Indonesia (ADDAI) Ustaz Syarif Hidayatullah mengatakan, di dalam konteks Al-Qur'an terdapat dua ayat yang secara tegas menjelaskan larangan tentang berputus asa dari Rahmat Allah SWT. Hal itu disampaikan Ustaz Syarif Hidayatullah dalam Kultum Ramadhan Hari ke-28 AKURAT.CO, Sabtu (30/4/2022). Allah Ta’ala berfirman, ﻗﻞ ﻳﺎ ﻋﺒﺎﺩﻱ اﻟﺬﻳﻦ ﺃﺳﺮﻓﻮا ﻋﻠﻰ ﺃﻧﻔﺴﻬﻢ ﻻ ﺗﻘﻨﻄﻮا ﻣﻦ ﺭﺣﻤﺔ اﻟﻠﻪ إن الله يغفر الذنوب جميعا إنه هو الغفور الرحيم “Katakanlah “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” QS. Az-Zumar 53 Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata “Seorang yang berbuat dosa janganlah pernah berputus asa dari ampunan-Nya Allah Ta’ala, walaupun sebesar apa pun dosanya. Sebab Allah Ta’ala tidak pernah merasa keberatan oleh dosa apa pun untuk menerima taubat hamba-Nya. Sungguh keumuman ayat ini mencakup dosa syirik dan selainnya dari beragam dosa, karena Allah Ta’ala Maha Pengampun bagi siapa saja yang bertaubat kepada-Nya.” Sumber Al-Fatawa Al-Kubra jilid 1/hlm. 111. ➖➖➖➖➖➖➖➖ قال تعالى {ﻗﻞ ﻳﺎ ﻋﺒﺎﺩﻱ اﻟﺬﻳﻦ ﺃﺳﺮﻓﻮا ﻋﻠﻰ ﺃﻧﻔﺴﻬﻢ ﻻ ﺗﻘﻨﻄﻮا ﻣﻦ ﺭﺣﻤﺔ اﻟﻠﻪ إن الله يغفر الذنوب جميعا إنه هو الغفور الرحيم} قال شيخ الإسلام ابن تيمية رحمه الله ﻻ ﻳﻴﺄﺱ ﻣﺬﻧﺐ ﻣﻦ ﻣﻐﻔﺮﺓ اﻟﻠﻪ ﻭﻟﻮ ﻛﺎﻧﺖ ﺫﻧﻮﺑﻪ ﻣﺎ ﻛﺎﻧﺖ ، ﻓﺈﻥ اﻟﻠﻪ ﺳﺒﺤﺎﻧﻪ ﻻ ﻳﺘﻌﺎﻇﻤﻪ ﺫﻧﺐ ﺃﻥ ﻳﻐﻔﺮﻩ ﻟﻌﺒﺪﻩ اﻟﺘﺎﺋﺐ ، ﻭﻗﺪ ﺩﺧﻞ ﻓﻲ ﻫﺬا اﻟﻌﻤﻮﻡ اﻟﺸﺮﻙ ﻭﻏﻴﺮﻩ ﻣﻦ اﻟﺬﻧﻮﺏ ، ﻓﺈﻥ اﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻳﻐﻔﺮ ﺫﻟﻚ ﻟﻤﻦ ﺗﺎﺏ ﻣﻨﻪ . ???? الفتاوى الكبرى ١١١/١. ???????????????????????????????? ???? WhatsApp Salafy Cirebon ⏯ Channel Telegram ???? Website Salafy Cirebon ???? Menyajikan artikel dan audio kajian ilmiah .
  • 6bwck65672.pages.dev/976
  • 6bwck65672.pages.dev/238
  • 6bwck65672.pages.dev/711
  • 6bwck65672.pages.dev/119
  • 6bwck65672.pages.dev/148
  • 6bwck65672.pages.dev/467
  • 6bwck65672.pages.dev/937
  • 6bwck65672.pages.dev/534
  • 6bwck65672.pages.dev/233
  • 6bwck65672.pages.dev/720
  • 6bwck65672.pages.dev/147
  • 6bwck65672.pages.dev/761
  • 6bwck65672.pages.dev/539
  • 6bwck65672.pages.dev/332
  • 6bwck65672.pages.dev/825
  • berputus asa terhadap rahmat allah hukumnya