Sonymenjelaskan, dengan menerapkan prinsip ini pengemudi bisa memutuskan langkah aman, sebelum melakukan sesuatu dan risiko terlibat kecelakaan di jalan setidaknya bisa berkurang. Dilansir dari laman APKPI , defensive driving merupakan mengemudi dengan cara aman, banyak mengalah. Ini juga akan aman bagi dirinya dan pengguna jalan lainnya.
– Selama pendudukannya di Tanah Air, Jepang juga melakukan pengendalian di bidang pendidikan dan kebudayaan. Masuknya Jepang ke Indonesia dengan membawa propaganda yang menjajikan bagi bangsa Indonesia. Akan tetapi, di balik itu semua ada tindakan merugikan yang dilakukan Jepang selama pendudukannya. Jepang mengerahkan semua kekuatan dan potensi yang ada untuk menopang perang melawan sekutu. Semua aset kekayaan Indonesia pun dikuras habis untuk memenangkan perang dan melanjutkan industri di negara Jepang. Jepang mengerahkan semua kekuatan yang ada di Indonesia untuk membantu mereka dalam perang. Nah, kali ini kita akan membahas mengenai pengendalian Jepang pada bidang pendidikan dan kebudayaan yang menjadi materi sejarah kelas 11 SMA. Yuk, kita cari tahu bagaiman pengendalian Jepang di bidang pendidikan dan kebudayaan Indonesia! “Sifat kejam Jepang lama kelamaan membuat rakyat Indonesia melakukan berbagai perlawanan.” Baca Juga Jawab Soal Perlawanan Rakyat Papua terhadap Kekejaman Jepang Pengendalian Jepang di Bidang Pendidikan dan Kebudayaan Pemerintah Jepang saat menduduki Indonesia mulai membatasi kegiatan pendidikan yang ada di Indonesia.
Pendidikandalam Islam menyentuh semua aspek pengembangan manusia, mulai dari membantu pengembangan individu, meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap aturan-aturan sosial dan moral, dan Oleh Rina Kastori, Guru SMP Negeri 7 Muaro Jambi, Provinsi Jambi - Pada Januari 1942, Jepang mendarat masuk ke Indonesia melalui Ambon dan menguasai seluruh Maluku. Setelah menduduki Indonesia, Jepang mulai menyusun kebijakan bagi rakyat Indonesia. Berdasarkan pengalaman, keberhasilan mereka menjadi negara besar adalah dengan melakukan perubahan di bidang pendidikan. Kondisi ini menjadi pertimbangan Jepang untuk menguasai Indonesia secara maksimal. Alat indoktrinasi yang paling efektif yaitu sekolah. Maka, Jepang membuka kembali sekolah-sekolah yang sebelumnya dibekukan. Baca juga Mengenal Kabuki, Seni Teater Klasik Asal Jepang Sistem pendidikan di Indonesia Dikutip dari jurnal Pendidikan di Indonesia Masa Pendudukan Jepang 2021 oleh Hudaidah dan Arman Putra Karwana, sistem pendidikan pada masa pendudukan Jepang, yaitu Pendidikan Dasar Kokumin Gakko atau Sekolah Rakyat Sekolah rakyat ini memiliki masa belajar selama enam tahun. Di mana Sekolah Rakyat adalah sekolah pertama yang merupakan konversi nama dari Sekolah dasar tiga atau lima tahun bagi pribumi di masa Hindia Belanda. Pendidikan Lanjutan Terdapat dua pendidikan lanjutan, yakni Shoto Chu Gakko Sekolah Menengah Pertama dengan masa belajar tiga tahun dan Kato Chu Gakko Sekolah Menengah Tinggi yang juga memiliki masa studi tiga tahun. Pendidikan Kejuruan Terdiri dari sekolah lanjutan yang bersifat vokasional antara lain bidang pertukangan, pelayaran, pendidikan, teknik, dan pertanian. Sistem pendidikan tersebut termasuk tanda-tanda kemajuan pendidikan di Indonesia, terutama dari segi pendirian lembaga pendidikan seperti madrasah dan pondok pesantren di daerah terpencil. Pendirian beberapa sekolah oleh pemerintah Jepang berhubungan dengan usaha penanaman ideologi Jepang yaitu Hakko Ichiu yang artinya Delapan Benang di Bawah Satu Atap. Guru-guru dibebani tugas sebagai penyebar ideologi Hakko Ichiu. Di mana setiap daerah mengirimkan calon guru untuk mengikuti pelatihan dengan syarat mendapat persetujuan dari pimpinan Jepang. Ketika kembali ke daerah masing-masing, guru tersebut wajib menanamkan ideologi Hakko Ichiu. Baca juga MIAI dan Masyumi, Cara Jepang Galang Dukungan Umat Islam Kebijakan kurikulum pendidikan Selama berkuasa, Jepang melakukan beberapa kebijakan terkait kurikulum yang berlaku, di antaranya Kurikulum berbahasa Indonesia Bahasa pengantar pada kurikulum menggunakan Bahasa Indonesia. Penggunaan bahasa Indonesia menjadi signifikan. Sehingga pelajaran Bahasa Indonesia tetap menjadi mata pelajaran di sekolah-sekolah dan menjadi bahasa resmi serta bahasa pengantar di sekolah. Hanya saja bahasa Jepang ditetapkan sebagai pelajaran dan adat istiadat Jepang yang harus dipelajari. Penghapusan kurikulum dualisme pengajaran Semua lembaga pendidikan berbasis kolonial Belanda dihapuskan oleh Jepang. Sistem dualisme yaitu pengajaran barat dan pengajaran bumi putera tidak berlaku. Hanya ada satu jenjang sekolah untuk seluruh lapisan masyarakat. Mata pelajaran Mata pelajaran dalam kurikulum yang dapat diajarkan yaitu mata pelajaran umum, seperti bahasa Indonesia, matematika, dan geografi. Kemudian diajarkan pula bahasa Jepang. Disiplin militer Jepang mewajibkan siswa untuk berlatih disiplin militer seperti tentara Jepang. Siswa diwajibkan melakukan kinrohosi atau kerja bakti. Para siswa diminta mengumpulkan bahan-bahan untuk perang, membersihkan asrama, menanam bahan makan, dan memperbaiki jalan. Baca juga Kedatangan Jepang ke Indonesia Disiplin militer dilakukan bagi siswa agar memiliki semangat Jepang. Bahkan mereka juga wajib menyanyikan lagu kebangsaan Jepang Kimigayo, melakukan penghormatan kaisar ke arah Tokyo, dan menghormati bendera Jepang Hinomaru. Akhirnya kegiatan para siswa lebih banyak diluar kelas dibandingkan belajar materi di dalam kelas. Sehingga membuat para siswa justru memiliki ilmu pengetahuan yang tidak berkembang. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. JawabanYang Benar Menurut Pilihan diatas adalah A. toleransi yang tinggi terhadap keberagaman bangsa Indonesia. Dilansir dari Ensiklopedia, Prinsip persatuan hendaknya diterapkan oleh seluruh rakyat Indonesia dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara . Wujudkan impian kuliah di Jepang mulai sekarang juga. Kamu bisa mempersiapkan diri dengan mengikuti Kursus Bahasa Jepang. Mau jadi mahasiswa asing di Jepang? Kamu pasti menyadari sistem pendidikan yang unggul membuat Jepang menjadi negara maju. Diketahui sistem pendidikan Jepang menjadi rujukan banyak negara, terutama dari segi teknologi, sumber daya, kedisiplinan, dan norma yang dipelajari. Sistem Pendidikan di Jepang Wajib belajar di Jepang mulai dari usia 6 sampai 15 tahun. Setiap keluarga yang memiliki anak dalam rentang usia tersebut diberi pemberitahuan untuk menyekolahkan anaknya. Seperti negara-negara lainnya, di Jepang ada sekolah negeri dan sekolah swasta. Sekolah negeri masuk pada hari Senin sampai Jumat. Sementara itu sekolah swasta masuk sampai Sabtu. Dalam setahun terdapat tiga semester yang dibagi berdasarkan musim, yakni musim gugur, musim salju, dan musim panas yang cenderung panjang. Anak-anak masuk TK hanya jika memiliki surat keterangan bahwa kedua orang tuanya bekerja. Anak-anak sekolah dasar tidak mendapat ujian sampai kelas 4. Mereka hanya diberikan ujian sederhana yang tidak membebani, yakni berkaitan dengan tata krama, sopan santun, dan memiliki kepribadian yang baik. Sistem Pendidikan di Indonesia Sistem pendidikan Indonesia menekankan pada kecerdasan akademis. Sekolah, siswa, dan orang tua siswa berorientasi pada nilai. Latar belakang siswa yang beragam membuat pendidikan toleransi, kompromi, dan tenggang rasa diadakan di sekolah. Kurikulum di Indonesia sering berubah sesuai perkembangan zaman. Terbaru, pemerintah menetapkan K13 untuk diterapkan di sekolah-sekolah. Jenjang pendidikan paling awal adalah Pendidikan Anak Usia Dini PAUD untuk usia 0-5 tahun, Sekolah Dasar SD selama 6 tahun, Sekolah Menengah Pertama SMP selama 3 tahun, Sekolah Menengah Atas SMA selama 3 tahun, dan dilanjutkan dengan pendidikan tinggi. Perbandingan Sistem Pendidikan Jepang dengan Indonesia Berikut beberapa aspek yang membedakan sistem pendidikan di Jepang dengan Indonesia. Jam Sekolah Jam sekolah di Jepang berlangsung pukul sedangkan di Indonesia berlangsung pukul Ujian Mata Pelajaran Siswa di Jepang baru mengikuti ujian mata pelajaran saat duduk di kelas 4 sekolah dasar. Sebelum itu mereka hanya diberi pelajaran tentang tata krama. Siswa di Indonesia mengikuti ujian mata pelajaran sejak kelas 1 sekolah dasar. Sementara itu pelajaran tentang etika dan kedisiplinan disisipkan dalam mata pelajaran lainnya. Bidang Studi Siswa di Jepang hanya belajar mata pelajaran dasar, selebihnya memilih mata pelajaran yang disukai. Di Indonesia siswa diharapkan menguasai banyak mata pelajaran sekaligus dan baru bisa memilih fokus saat duduk di bangku SMA. Pilihan yang diberikan pun terbatas. Metode Pembelajaran Dalam pembelajaran, siswa di Jepang lebih banyak diajari cara memecahkan masalah dan berpikir kritis. Siswa di Indonesia lebih banyak diminta menghafalkan materi pelajaran. Transportasi Siswa di Jepang disarankan untuk berjalan kaki, menggunakan sepeda, atau naik transportasi umum ke sekolah. Siswa di Indonesia menggunakan sepeda, transportasi umum, dan kendaraan pribadi ke sekolah. Perlengkapan Sekolah Penggunaan seragam di Jepang sangat ketat. Di dalam ruangan siswa menggunakan sepatu khusus agar lantai tidak mudah kotor. Siswa juga wajib memakai tas seragam. Walaupun sama-sama menggunakan seragam, siswa di Indonesia masih dibebaskan menggunakan tas, sepatu, dan aksesoris. Makan Siang Siswa di Jepang makan siang dengan menu yang sama bersama-sama di kelas. Siswa di Indonesia biasanya jajan di kantin atau membawa bekal dari rumah. Piket Bersama Di Jepang setiap pukul siswa bergotong-royong membersihkan lingkungan sekolah karena tidak ada petugas kebersihan. Di Indonesia siswa biasanya hanya diberi tugas membersihkan area kelas setelah pulang sekolah.
ISBN -0 (jilid lengkap) 978-602-427-096-4 (jilid 2) Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan by Izhar Khoir Download Free PDF Download PDF Download Free PDF
Jakarta - Indonesia berada di bawah kekuasaan militer Jepang pada tahun 1942-1945 sebelum akhirnya merdeka. Penjajahan ini juga berpengaruh terhadap sistem pendidikan yang diterapkan pada masa buku Ilmu Pengetahuan Sosial karya Ratna Sukmayani dkk dijelaskan, tujuan utama pendudukan Jepang atas Indonesia adalah menjadikan Indonesia sebagai daerah penghasil dan penyuplai bahan mentah dan bahan bakar kepentingan industri Jepang di Indonesia berlangsung selama tiga setengah tahun. Meski hanya seumur jagung, mereka membawa sejumlah kebijakan penting termasuk di sektor pendidikan yang bahkan masih bertahan dan ditemukan hingga hari pendidikan yang diterapkan pada masa pendudukan Jepang difokuskan pada kebutuhan perang Jepang. Kala menguasai Indonesia, Jepang tengah menghadapi Perang Asia Timur Murni Ramli dalam tulisannya yang berjudul Primary School System in Java Before and Under Japanese Occupation 1940-1944, sekolah dasar di Indonesia pada masa pendudukan Jepang menekankan pendidikan praktis, tidak seperti sistem Belanda yang hanya membina dan memelihara sisi yang diterbitkan dalam International Journal of History Education ini menyebut, kurikulum pada saat itu telah di-Japanisasi melalui pengenalan mata pelajaran baru, seperti bahasa Jepang, pendidikan jiwa/mental, pendidikan jasmani, dan kegiatan tentang pendidikan di era pendudukan Jepang 1942-1945 masih terbatas. Beberapa peneliti juga terkendala dari segi bahasa. Sebagian besar dokumen militer Jepang ditulis menggunakan bahasa Jepang kuno, baik tata bahasa maupun Thomas Murray dalam tulisannya yang berjudul Educational Remnants of Military Occupation The Japanese in Indonesia memberikan gambaran terkait sejumlah kebijakan pendidikan yang ditempuh militer Jepang di di antaranya adalah menghapus bahasa Belanda di sekolah, melarang menggunakan dan mengajar bahasa Inggris dan Prancis, mengajarkan bahasa Jepang di sekolah dasar dan menengah, dan melakukan akreditasi bahasa Melayu/Indonesia sebagai bahasa nasional yang digunakan di sekolah untuk kepentingan itu, pemerintah Jepang juga menghapus ajaran sejarah Belanda dan Eropa dan menggantinya dengan sejarah Asia, Jepang, dan Indonesia. Mereka juga menerapkan aktivitas fisik dan mengadakan latihan militer di sekolah menengah secara intensif. Simak Video "Google Sediakan 11 Ribu Beasiswa Pelatihan untuk Bangun Talenta Digital" [GambasVideo 20detik] kri/lus
Sepertiyang telah dijelaskan, isi kurikulum pendidikan masa penjajahan Belanda berorientasi pada tujuan untuk mempersiapkan tenaga pegawai yang diperlukan oleh pemerintah Belanda, dan pada masa penjajahan Jepang isi kurikulumnya bertujuan untuk membantu kelancaran dan pertahanan Jepang selama mereka berada di Indonesia merdeka, yang diawali
Pada artikel ini membahas sejarah dari perkembangan pendidikan Indonesia pada zaman penjajahan Jepang. Penelitian ini akan membahas mengenai pendidikan Indonesia latar belakang masuknya Jepang ke Indonesia, pergantian mekanisme pendidikan buatan Belanda ke Jepang, sistem pendidikan yang diterapkan pemerintahan Jepang, dan sekolah-sekolah buatan Jepang. Selain itu, pada artikel ini juga akan membahas kekurangan kelemahan sistem pendidikan yang diterapkan Jepang. Adapun metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode sejarah atau metode historis. Sedangkan proses tahapannya yaitu Heuristik, kritik intern dan ekstern, interpretasi dan historiografi. Hasil dari penelitian ini yaitu membahas sejarah perkembangan pendidikan Indonesia pada zaman penjajahan Jepang yang tak banyak diketahui oleh masyarakat umum secara lebih jelas. Masyarakat beranggapan bahwa pendidikan pada zaman penjajahan jepang ini sangat lah buruk. Namun, pada artikel ini terlihat bahwa jika dilihat dari satu sisi pendidikan kala itu memang sangat buruk. Sedangkan jika dilihat dari sisi lain hal itu memiliki dampak positif bagi Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari penghapusan sistem golongan kasta yang membuat masyarakat golongan menengah ke bawah bisa bersekolah. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Jurnal Humanitas Katalisator Perubahan dan Inovator Pendidikan Vol. 8 No. 1, Desember 2021, hal. 10-23 DOI Dikirim 03-05-2021, Diterima 18-11-2021, Terbit 30-12-2021 10 Sejarah Perkembangan Pendidikan Indonesia Pada Masa Penjajahan Jepang Suci Ramadhani Universitas Sriwijaya sucirdhni1811 Abstrak Jepang merupakan salah satu negara Asia yang pernah menjajah Indonesia. Pada zaman penjajahan Jepang, kebijakan pendidikan yang diterapkan memiliki perbedaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sistem sistem pendidikan yang diterapkan pemerintahan Jepang di Indonesia. Adapun metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode sejarah, melalui tahapan yaitu; heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sejarah perkembangan pendidikan Indonesia pada zaman penjajahan Jepang tidak banyak diketahui oleh masyarakat umum secara lebih jelas. Masyarakat beranggapan bahwa pendidikan pada zaman penjajahan Jepang ini sangat buruk. Jika dilihat dari sisi pendidikan kala itu memang sangat buruk sedangkan jika dilihat dari sisi lain hal itu memiliki dampak positif bagi Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari penghapusan sistem golongan kasta yang membuat masyarakat golongan menengah ke bawah bisa bersekolah. Kata Kunci Sejarah, Pendidikan Indonesia, Penjajahan Jepang Abstract Japan is one of the Asian countries that once colonized Indonesia. During the Japanese colonial era, the educational policies applied were different. The purpose of this study was to determine the education system implemented by the Japanese government in Indonesia. The method used in this research is the historical method, through the stages, namely; heuristics, criticism, interpretation, and historiography. The results of this study indicate that the history of the development of Indonesian education during the Japanese colonial era was not widely known by the general public more clearly. People think that education during the Japanese colonial era was very bad. When viewed from the side of education at that time it was very bad, while if viewed from the other side it had a positive impact on Indonesia. This can be seen from the abolition of the class system caste which allows the lower middle class to go to school. Keywords History, Indonesian Education, Japanese Colonization Jurnal Humanitas is licensed under a Creative Commons Attribution International License. 11 Pendahuluan Pada Januari 1942 melalui Ambon, Jepang mendarat dan memasuki Indonesia. Masuknya Jepang ke Indonesia tidak dengan mudah atau langsung masuk tanpa perlawanan. Sebab pada saat itu KNIL tentara Hindia Belanda telah berusaha menghalangi masuknya Jepang ke Indonesia, tetapi usaha mereka tidak membuahkan hasil dikarenakan kekuatan Jepang tidak terkalahkan Yasmis, 2007. Setelah itu, satu persatu wilayah Indonesia berhasil diambil alih oleh Jepang. Sehingga pada tanggal 8 Maret 1942 pasukan Belanda menyerah kepada Jepang melalui penyerahan tidak bersyarat. Dengan hal ini, maka berakhirlah masa penjajaan Belanda dan memasuki masa pendudukan atau penjajahan Jepang di Indonesia. Pengalihan kekuasaan Belanda ke kekuasaan Jepang disambut gembira oleh rakyat Indonesia. Sehingga muncul sebuah harapan atau keinginan baru dari masyarakat Indonesia untuk melepaskan diri dari tali jeratan penjajahan dan keinginan menjadi sebuah negara merdeka. Sedangkan di sisi lain Jepang terus menerus melakukan propaganda-propagana untuk menarik minat dan kepercayaan masyarakat Indonesia serta mempertahankan kedudukannya. Bergantinya kependudukan Belanda menjadi kependudukan Jepang menimbulkan sebuah peralihan drastis. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya sistem yang berganti dan dihapuskan, seperti salah satunya penghapusan sistem golongan kasta yang membuat masyarakat golongan menengah ke bawah bisa bersekolah. Selanjutnya, Jepang juga merubah dan menetapkan berbagai kebijakan dan peraturan. Untuk mewadahi semua kebijakan atau perubahan terhadap pendidikan Indonesia, Jepang mendirikan empat tingkat pendidikan untuk siswa dan beberapa jenis sekolah untuk guru yang tersebar di berbagai kota di Indonesia. Namun, bagai pisau bermata dua Jepang tidak menduduki hanya untuk melepaskan Indonesia dari penjajahan Belanda dan membenahi sistem pendidikan. Hal ini dikarenakan mereka memiliki maksud yang tersembunyi yang pada akhirrnya hanya menyulitkan Indonesia khususnya di bidang pendidikan. Sehingga, bagai pinang dibelah dua, pendudukan Jepang di Indonesia tidak jauh dari masa pendudukan Belanda dan bahkan membuat rakyat lebih menderita. Beberapa penelitian tentang sistem pendidikan pada zaman Jepang sudah dilakukan diantaranya penelitian Abbas 2018 tentang pendidikan di Indonesia pada masa Jepang. 12 Kemudian ada penelitian Wahyuni 2015 tentang kurikulum dari masa ke masa, penelitian Rohman 2018 tentang kebijakan pendidikan Islam masa penjajahan Jepang, dan penelitian Muslimin & Hudaidah 2021 tentang pendidikan Indonesia pada masa pendudukan Jepang. Penelitian ini melengkapi penelitian tersebut di atas sebagai wacana dalam melihat pola dan perkembangan pendidikan pada masa Jepang menjajah Indonesia. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana latar belakang masuknya Jepang ke Indonesia, perubahan dan penetapan sistem, kebijakan dan peraturan pendidikan indinesia serta kekurangan atau kelemahan dari sistem yang diterapkan Jepang untuk pendidikan Indonesia? Tujuan penelitian ini untuk mengetahui sistem pendidikan yang diterapkan pemerintahan Jepang. Oleh karena itu, penelitian ini menjelaskan lebih lanjut mengenai sejarah perkembangan pendidikan Indonesia pada masa penjajahan Jepang sebagai bagian tak terpisahkan dari sejarah pendidikan di Indonesia. Dalam konteks inilah urgensi penelitian ini penting untuk dipublikasikan. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode metode sejarah dengan proses tahapan kerjanya meliputi, heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi Kuntowijoyo, 2015, Sjamsuddin, 2017. Data dikumpulkan berasal dari sumber-sumber pendidikan pada masa penjajahan Jepang. Data yang telah diperoleh kemudian dikritik untuk mengetahui apakah data tersebut dapat dipercaya dan cocok dengan tujuan penelitian serta mengecek kejelasan atau kualitas dari otentitas data tersebut. Interpretasi atau penafsiran sumber dari data yang telah dinyatakan lulus pada proses sebelumnya dilakukan agar fakta yang ada dapat memiliki makna sejarah yang utuh. Terakhir, historiografi dilakukan untuk menjelaskan seluruh peristiwa sejarah secara untuk yang mengandung unsur kronologis sebagai ciri khas dalam penelitian sejarah. Mengetahui secara sistematis sejarah perkembangan pendidikan Indonesia pada masa penjajahan Jepang. Pembahasan Kedatangan Jepang di Indonesia Pertengahan tahun 1941 Amerika Serikat melacarkan embargo minyak bumi terhadap Jepang. Artinya, Amerika mengeluarkan pelarangan perniagaan dan perdagangan minyak bumi terhadap Jepang. Pelarangan perniagaan dan perdagangan yang dikeluarkan Amerika 13 ini bertujuan untuk memperlemah kekuatan militer Jepang Beasley, 2004 319. Sedangkan Jepang sangat membutuhkan minyak bumi untuk industri dan keperluan perang. Perekonomian Jepang yang memburuk mengakibatkan masyarakatnya kesulitan untuk mendapatkan bahan makanan. Sebab sebagian besar makanan dikirim untuk dijadikan perbekalan para tentara di medan perang, maka distribusi makanan dari pemerintah terhadap rakyat kecil menjadi tersendat Udiyani, 2013. Akhirnya, pada tanggal 8 Desember 1941 Jepang mengebom Pearl Harbour yang merupakan pangkalan terbesar Angkatan Laut Amerika di Pasifik. Akibat penyerangan yang berhasil menghancurkan pertahanan militer Amerika Serikat ini, yaitu meletusnya suatu Perang Pasifik. Selain pangkalan laut Amerika Serikat, serangan Jepang diarahkan ke Filipina dan kemudian serangan Jepang juga diarahkan ke Indonesia dengan tujuan untuk mendapatkan cadangan logistik dan bahan industri perang seperti minyak bumi, timah dan aluminium. Hal ini dikarenakan, selama perang Pasifik, persediaan minyak di Indonesia diperkirakan dapat mencukupi kebutuhan Jepang. Pasca serangan Pearl Harbour pada Desember 1941, akhirnya pada awal tahun 1942 atau lebih tepatnya Januari 1942 Jepang mendarat dan memasuki Indonesia melalui Ambon Indrayani & Artono, 2016 255. Namun, Jepang tidak masuk ke Indonesia dengan mudahnya begitu saja karena pada saat itu KNIL tentara Hindia Belanda dan pasukan Australia berusaha menghalangi. Namun, kekuatan Jepang tidak terkalahkan. Jepang kemudian berhasil menguasai seluruh kepulauan Maluku. Selajutnya Jepang juga menguasai Tarakan dan Balikpapan-Kalimantan Timur, kemudian masuk ke Pontianak dan menyerang pulau Sumatera. Pada februari 1942 Jepang mulai menyerang pulau Jawa yang merupakan pusat pemerintahan Hindia Belanda. Untuk menhadapi Jepang blok sekutu yang terdiri Belanda, Amerika Serikat, Inggris, dan Australian membentuk komando gabungan ABDACOM, yaitu American-British-Dutch-Australian Command yang bermarkas di Lembang. Lalu pada tanggal 1 Maret 1942 pasukan Jepang mendarat di Jawa, yaitu terjadi di tiga tempat berbeda seperti Banten, Indramayu dan Bojonegoro. Pendaratan Jepang ini tidak terduga oleh Belanda, sehingga dengan cepat pasukan Jepang menyerbu pusat-pusat kekuatan Belanda. Selanjutnya, pada 5 Maret 1942 kota Batavia sebagai pusat Pemerintahan Belanda berhasil jatuh ketangan Jepang dan diikuti kota-kota lainnya yang dengan mudah dikuasai oleh Jepang hampir tanpa perlawanan. Akhirnya, tiga hari setelah kota Batavia jatuh ke 14 tangan Jepang atau lebih tepatnya pada tanggal 8 maret 1942 pasukan Belanda menyerah kepada Jepang melalui penyerahan tidak bersyarat yang ditanda tangani oleh Jendrak Ter Poorten sebagai wakil dari Beladan dan jendral Imamura sebagai wakil dari pasukan Jepang. Hal ini sejalan dengan Yasmin 200724 yang menyatakan bahwa penyerahan tanpa syarat yang dilakukan oleh Belanda pada tanggal 8 Maret 1942 dari Jenderal Terpoorten kepada Hitoshi Imamura di Kalijati Jawa Barat menyebabkan berakhirnya kekuasaan Belanda di Indonesia. Selanjutnya, Indonesia memasuki sejarah babak baru, yaitu masa penjajahan Jepang. Penandatanganan yang dilakukan di Kalijati kota Subang ini membuat peristiwa tersebut disebut dengan Kapitulasi Kalijati. Dengan demikian berakhirlah masa penjajahan Belanda di Indonesia, selanjutnya Indonesia berada di bawah kependudukan Jepang. Pada awalnya, kedatangan Jepang ke Indonesia disambut dengan senang hati oleh rakyat Indonesia. Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan Rohman 2018 17 bahwa rakyat Indonesia menyambut kedatangan Jepang ke Nusantara dengan terbuka. Selain itu, penyambutan yang dilakukan oleh rakyat Indonesia terhadap Jepang dapat dilihat dari banyaknya orang mengucapkan “banzai” yang artinya “selamat datang”. Sambutan positif rakyat Indonesia ini merupakan wujud rasa syukur dan legah rakyat dari terbebesnya belenggu penjajahan kolonial Belanda yang telah mengekung selama ratusan tahun. Menurut Indrayani dan Artono 2016 ekspresi kegembiraan pada wajah rakyat Indonesia merupakan bentuk harapan mereka untuk lepas dari penindasan Kolonial Belanda setelah sekian lama dijajah oleh Belanda. Pendidikan di Indonesia Pada Masa Jepang Bergantinya kependudukan Belanda menjadi kependudukan Jepang menimbulkan sebuah peralihan drastis dalam berbagai bidang termasuk pada bidang pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya sistem ataupun peraturan yang berganti dan dihapuskan. Adapun sistem pendidikan yang diterapkan Jepang di Indonesia yaitu, mengakomodasi kurikulum berorientasi lokal. Hal ini diakibatkan kegagalan Jepang dalam mengaplikasikan Nipponize Jepangisasi pendidikan di Manchuria. Sehingga, di Indonesia Jepang menerapkan perpaduan antara kurikulum lokal dengan kurikulum Jepang. Penghapusan mekanisme pendidikan yang ditetapkan oleh Belanda kemudian digantikan oleh buatan Jepang, mengharuskan pemerintah Jepang untuk menata ulang 15 pendidikan di Indonesia. Untuk itu, pemerintah Jepang mengeluarkan berbagai kebijakan. Kebijakan-kebijakan tersebut yaitu sebagai berikut. a. Format pendidikan mengakomodasi kurikulum berorientasi lokal. Seperti yang telah dijesalkan sebelumnya bahwa akibatkan kegagalan Jepang dalam mengaplikasikan Nipponize Jepangisasi pendidikan di Manchuria. Di Indonesia, Jepang menerapkan perpaduan antara kurikulum lokal dengan kurikulum Jepang. b. Mengambil tenaga pribumi, yaitu dengan merekrut Ki Hajar Dewantara sebagai penasehat bidang pendidikan. Pengambilan tenaga pribumi ini bertujuan untuk menarik simpati dan dukungan rakyat Indonesia. c. Melatih guru-guru agar memiliki keseragaman pengertian tentang maksud dan tujuan dari pemerintahannya. Pada awal pergantian sistem pendidikan ini, tidak banyak guru yang mengerti akan maksud, tujuan, dan pemahaman materi pendidikan buatan Jepang. Untuk itu diadakan sebuah pelatihan untuk para guru. Adapun materi pokok dalam latihan tersebut antara lain 1 Nippon Seisyin, yaitu latihan semangat Jepang dan kemiliteran; 2 indoktrinasi ideologi Hakko Ichiu; 3 Ilmu bumi dengan perspektif geopolitis; 4 Bahasa, sejarah dan adat istiadat Jepang; serta 5 Nyanyian dan olahraga Jepang. d. Sekolah-sekolah berbahasa Belanda diinstruksi untuk segerah dihapus atau ditutup, dan terjadi pelarangan materi tentang Belanda dan Bahasa-bahasa Eropa lainnya. Sehingga dengan hal ini Peranakan China dipaksa untuk kembali ke sekolah-sekolah berbahasa Mandarin di bawah koordinasi Hua-Chino Tsung Hui, yang berimplikasi padda adanya proses resinification penyadaran dan penegasan identitas sebagai keturunan bangsa China. e. pemerintah Jepang sering mengadakan junjungan dan memberi bantuan ke pondok pesantren. Kunjungan ke pondok pesantren dan memberikan bantuan kepada lembaga pendidikan Islam tersebut terjadi hamper setiap minggu. Menurut Maksum 1999 dalam Sabarudin, 2015 hubungan dengan para pemimpin pondok semakin dipererat agar Jepang kedudukannya semakin kuat dari pengaruh kiai tersebut. f. Mengizinkan pembentukan barisan Hizbullah yang mengajarkan latihan dasar semikemiliteran bagi pemuda islam di bawah pimpinan Zainal Arifin; Mengizinkan berdirinya Sekolah Tinggi Isalam di Jakarta di bawah asuhan Wahid Hasyim, Kahar Muzakkir dan Bung Hatta. 16 g. Di izinkannya ulama dan pemimpin nasionalis membentuk barisan Pembela Tanah Air PETA yang bakal menjadi cikal-bakal TNI di zaman kemerdekaan h. Di izinkannya Majelis Islam A’la Indonesia MIAI terus beroperasi, sekalipun kemudian dibubarkan dan diganti dengan Majelis Syuro Musimin Indonesia Masyumi yang menyertakan dua ormas besar islam, Muhammadiyah dan NU. i. Kantor Voor Islamistische Zaken pada masa Belanda yang dipimpin oleh kaum orientalis dirubah Jepang menjadi Sumubi. Di mana untuk pimpinannya diserahkan kepada rakyat Indonesia sehingga salah satu tokoh Islam yang menjadi pimpinannya, yakni Hasyim Asy’ari. Selain itu, organisasi Islam yang sudah ada di zaman Belanda dan diurus oleh Belanda kemudian diberikan hak penuh oleh Jepang kepada umat Islam untuk mengurus organisasi Islam tersebut, yang secara langsung diserahkan kepada Hasyim Asy’ari Aslan dan Hifza 2019. Setelah mengeluarkan berbagai kebijakan terhadap pendidikan di Indonesia, selanjutnya Jepang mewajibkan para siswa untuk melakukan beberapa aktivitas. Aktivitas tersebut yaitu sebagai berikut 1. Menyanyikan lagu kebangsaan Jepang, Kimigayo setiap pagi. 2. Mengibarkan bendera Jepang dan menghormat Kaisar Jepang setiap pagi. 3. Setiap pagi harus melakukan Dai Toa, bersumpah setia kepada cita-cita Asia Raya. 4. Setiap pagi diwajibkan melakukan Taiso, senam Jepang . 5. Melakukan latihan-latihan fisik dan militer. 6. Menjadikan Bahasa Indonesia sebagai pengantar dalam pendidikan. Sedangkan bahasa yang wajib diajarkan hanya Bahasa Jepang, bahasa Belanda, Inggris, dan bahasa-bahasa Eropa lainnya dilarang untuk digunakan dan diajarkan. Hilangnya kekuasaan Belanda diikuti tumbangnya sistem pendidikan yang didirikan oleh Belanda menyebabkan sekolah-sekolah dengan sistem pembedaan golongan ikut lenyap dan berganti dengan sistem yang merata tanpa memandang golongan kasta. Sehingga dengan ini masyarakat golongan bawah bisa bersekolah. Hal ini dapat dilihat pada masa Belanda, yaitu rakyat yang dapat merasakan pendidikan formal hanya rakyat pribumi untuk kalangan atas, sementara rakyat kecil tidak bisa memiliki kesempatan. Sedangkan untuk mengenyam pendidikan, Jepang mulai menerapkan pola pendidikan semua rakyat dan lapisan. Hal ini memungkinkan rakyat golongan menengah kebawah berhak untuk mengenyam pendidikan formal yang dibuat oleh Jepang tanpa membedakan golongan kasta 17 Fadli dan Kumalasari, 2019. Dengan ini kebijakan yang diterapkan pernerintah Jepang di bidang pendidikan adalah menghilangkan diskriminasi dalam mengenyam pendidikan. Adanya kebijakan penghilangan diskriminasi yang ditetapkan Jepang menjadikan jumlah murid bertambah. Untuk itu diperlukan lembaga pendidikan mengurusnya. Namun, dengan runtuhnya kekuasaan atau kependudukan Belanda terhadap Indonesia, maka lembaga-lembaga pendidikan buatan Belanda ditutup. Sebagai gantinya Jepang mendirikan lembaga-lembaga pendidikan baru untuk para sisiwa dengan tingkatan dan mekanisme yang baru pula. Adapun tingkatan lembaga pendidikan yang disediakan pemerintah Jepang untuk siswa, yaitu sebagai berikut. 1. Pendidikan Dasar Kokumin Gakkso/ Sekolah rakyat. Saat ini lebih dikenal dengan sekolah dasar yang lama jenjang pendidikan ini adalah 6 tahun. Sesuai dengan yang di terapkan sejak masa pendudukan Jepang. 2. Pendidikan Lanjutan yang terdiri dari Shoto Chu Gakko Sekolah Menengah Pertama dengan lama pendidikan selama 3 tahun dan Koto Chu Gakko Sekolah Menengah Tinggi/ Atas yang juga ditempuh dalam waktu 3 tahun. 3. Pendidikan Kejuruan. Sekolah yang setingkat SMA berfokus pada kemampuan kerja siswa atau hal praktek bukan pada hal akademik. Seperti dalam bidang-bidang pekerjaan pertukangan, pelayaran, pendidikan, teknik, dan pertanian. Sekolah ini ditujukan untuk pelajar yang ingin langsung bekerja tanpa masuk ke tingkat perguruan tinggi terlebih dahulu. 4. Perguruan Tinggi. Perguruan tinggi merupakan tingkatan tertinggi dalam jenjang pencarian ilmu yang dibentuk atau ditentukan oleh pemerintah Jepang. Peralihan masa kependudukan Belanda ke masa kependudukan Jepang tidak hanya berimbas kepada sistem dan pada siswa saja. Paga guru sebagai tenaga pendidik juga memperoleh imbasnya. Belum lagi peralihan kekuasaan ini menyebabkan semua sekolah berbasis Belanda ditutup. Akibatnya, para guru terpaksa mengartikan segala buku catatan Belanda kedalam Bahasa Jepang dan Indonesia. Lalu, perubahan sekolah akademis menjadi sekolah vokasi. Kemudian pelarangan untuk membangun sekolah swasta yang mengakibatkan ditutupnya Taman Guru dan Tama Madya. Sehingga adanya penutupan sekolah-sekolah buatan Belanda membuat jumlah sekolah di Indonesia berkurang pesat, baik itu sekolah untuk siswa maupun sekolah untuk mendidik para guru semuanya mengalami pengurangan dan perubahan mekanisme. 18 Berkurangnya jumlah sekolah ini menyebabkan jumlah guru juga berkurang dan kurang terdidik. Untuk mengatasi hal tersebut. Para guru yang yang harus mengajar di sekolah serta kurang terdidik mengenai sistem buatan Jepang akan diberi pelatihan. Jepang mengambil tenaga pendidik dari Indonesia yang diseleksi di tiap kabupaten. Setelah selesai penyeleksian, maka diadakan pelatihan di Jakarta. Setelah selesai maka kembali ke daerahnya masing-masing dan menjadi guru di sekolah yang terdapat di daerah tersebut Khoiriyah, 2017. Guru yang mendapatkan pelatihan di Jakarta dengan waktu beberapa bulan, mendapatkan materi sesuai dengan kebijakan Jepang, yang nantinya akan diajarkan kepada masyarakat Indonesia di seluruh wilayah Indonesia. Maka dengan ini usaha penanaman Ideologi Hakko Ichiu melalui sekolah-sekolah dimulai dengan mengadakan pelatihan guru-guru. Guru-guru diberi tugas sebagai penyebar ideologi tersebut. Pelatihan yang berlangsung selama 3 bulan tersebut dirasa cukup untuk menjepangkan para guru Wiranata, 2018. Selain itu, pemerintah Jepang mendirikan 3 jenis sekolah untuk mendidik para Guru, yaitu sebagai berikut a. Sekolah guru 2 tahun Syoto Sihan Gakko b. Sekolah guru 4 tahun Gotu Sihan Gakko c. Sekolah guru 6 tahun Koto Sihan Gakko Selanjutnya pemerintah Jepang mendirikan Beberapa lembaga pendidikan untuk mendidika para guru. Lembaga pendidikan tersebut yaitu sebagai berikut a. SPG atau Sekolah Pendidikan Guru. Terdapat pada lima kota, yaitu Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surakarta, dan Blitar b. SGMT atau Sekolah Guru Menengah Tinggi. SGMT merupakan sekolah jenjang menengah dengan tingkatan di atas SPG. Lama studinya yaitu 4 tahun bagi para lulusan SMP dan SGB, dan 1 tahun untuk lulusan SMA. Sekolah ini hanya menerima siswa laki-laki dan terdapat di Jakarta. c. SGKP atau Sekolah Guru Kepandaian Putri. SGKP dikhususkan bagi anak perempuan. Lama studi sekolah ini yaitu 4 tahun. Penetapan dan perubahan kebijakan, peratutan serta sistem terhadap pendidikan Indonesia oleh pemerintah Jepang ini memiliki tujuan dan fungsinya tersendiri bagi pemerintah Jepang. Adapun tujuan dari pendidikan yang dibentuk oleh pemerintahan Jepang terhadap pendidikan di Indonesia yaitu untuk menarika simpati pribumi agar mau membantu dan membela serta memenangkan Jepang dalam perannya di Perang Dunia. Sementara itu, 19 fungsi pendidikan yang dibentuk Jepang terhadap Pendidikan di Indonesia yaitu sebagai penyedia tenaga cuma-cuma Romusha dan prajirit-prajurit untuk membantu peperangan bagi kepentingan Jepang. Hal ini dikarenakan seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa saat Jepang menjajah Indonesia mereka sedang mengalami peperangan melawan sekutu. Bersamaan dengan perubahan, pergantian dan perbaikan yang dilakukan Jepang untuk memajukan pendidikan di Indonesia. Bagaikan pisai bermata dua, Jepang memiliki maksud lain dibalik niat baiknya yang diketahui rakyat. Jepang terus melakukan berbagai Propaganda untuk menggerakkan dukungan. Rakyat Indonesia didoktrin bahwa kedatangan Jepang ke Indonesia adalah untuk membebaskan rakyat dari penjajahan serta dapat memajukan kesejahteraan. Berbagai propaganda yang dilakukan Jepang yaitu sebagai berikut. a. Propaganda melalui siaran radio. Lagu Indonesia Raya diperdengarkan disamping lagu kebangsaan Jepang, Kimigayo. Jepang juga melakukan Propaganda mengenai produk-produk buatan Jepang di radio. Adapun menurut Rohman 2018 21 propaganda melalui radio bertujuan untuk menyebarkan informasi pidato pemerintah Jepang, pendidikan dan sarana atau media belajar untuk rakyat mengenai berbagai topik termasuk salah satunya mengenai pendidikan. Penyebaran informasi pidato ini bisa saja disampaikan secara langsung oleh pemerintah Jepang ataupun melalui tokoh-tokoh nasionalis terkenal, seperti salah satunya Ir. Soekarno. b. Pengibaran Bendera merah putih diperbolehkan Pengibaran bendera merah putih ini berdampingan dengan bendera Jepang. Bersamaan dengan bendara nasional Jepang pengibaran bendera kebangsaan Indonesia Merah Putih diizinkan dikibarkan. Termasuk bersamaan dengan lagu kebangsaan Jepang “Kimigayo” lagu Indonesia Raya boleh dinyanyikan. Sehingga rakyat betul-betul percaya bahwa Jepang ingin memerdekan Indonesia dengan slogan “Indonesia-Jepang sama-sama” Sahajuddin, 2019. Namun, hal ini juga harus dimaknai ganda bahwa kemerdekaan hanyalah sebuah ilusi jika Jepang menang dalam perang Pasifik, atau ada kemungkinan kemerdekaan Indonesia akan diraih atas bantuan Jepang. c. Program Pan-Asia. Propaganda juga dilakukan oleh Jepang melalui program Pan-Asia dimana Jepang akan memajukan dan menyatukan seluruh rakyat Asia. Berdasarkan program tersebut Jepang 20 menunjukkan bahwa mereka memiliki sebuat cita-cita besar, yaitu menjadi pemimpin Asia Timur Raya Abbas, 201864. Sehingga gerakan “Tiga A” dengan semboyan Jepang Cahaya Asia, Jepang Pelindung Asia dan Jepang Pemimpin Asia diluncurkan, untuk meneguhkan propaganda ini. Propaganda ini menimbulkan atau membuat kampanye slogan yang dimulai sejak mei 1942 yang pelaksanaannya dikerahkan kepada bangsa Indonesia, yaitu Mr. Syamsudin Rohman, 201817. Oleh sebab itu, sistem pendidikan Jepang untuk mencerdaskan bangsa Indonesia tidak bertahan lama, yaitu hanya berjalan selama satu tahun setengah. Kemudian pada bulan September 1943, Jepang membuat kebijakan baru dengan misi Nipponisasi yang mana Jepang mengajarkan kepada rakyat Indonesia tentang latihan militer Kawamura, 2004. Latihan-latihan militer untuk masyarakat Indonesia yang diajarkan Jepang, diadakan di Jakarta selama 3 bulan. Latihan tersebut mencakup Pertama, mengumpulkan pasir dan batu; Kedua, membersihkan asrama Jepang dan bengkel. Ketiga, untuk persediaan makanan Jepang, rakyat diharuskan menanam umbi-umbian dan sayur-sayuran di pekarangan sekolah. Keempat, diharuskan mempunyai semangat perang dan mengucapkan sumpah setia kepada kaisar Jepang setiap pagi yang mana pengucapan tersebut menggunakan bahasa Jepang Ramayulis, 2011 340. Adapun pengucapan menggunakan bahasa Jepang ini tanpa diketahui oleh yang mengucapkan. Selanjutnya agar sejalan dengan ideologi Jepang, para pemimpin pondok dan masyarakat yang berpengaruh diberikan pelatihan selama sebulan di Jakarta Rohman, 2018. Selain itu, pada masa pendudukan Jepang masalah pendidikan tidak diperhatikan. Hal ini berkebalikan dengan masa Hindia Belanda yang sangat memperhatikan pendidikan. Adapun bukti dari hal ini yaitu terjadi penurunan jumlah sekolah yang diakibatkan oleh penutupan sekolah-sekolah berbasis Belanda. Penurunan jumlah sekolah ini yaitu, jumlah sekolah dasar menurun, yang sebelumnya berjumlah manjadi jumlah sekolah lanjutan menjadi 20 dari 850 dan jumlah perguruan Tinggi/ Fakultas hanya terdiri dari 4 buah. Sehingga tingkat intelektualitas rakyat menurun akibat dari pendidikan bagi rakyat yang kurang diperhatikan ini. Selain itu, walaupun usaha untuk memberantas buta huruf telah dikerahkan, angka buta huruf masih tinggi sekali. Maka dengan ini dapat dikatakan bahwa sistem pengajaran dan struktur kurikulum hanya ditujukan kepada keperluan Perang Asia Timur Raya Perdana, 2011 21 Dengan hal ini, dalam sejarah bangsa Indonesia masa pendudukan Jepang di Indonesia merupakan salah satu periode paling singkat tetapi amat kelam salah satunya dapat dilihat pada bidang pendidikan. Namun, di dalam benak rakyat Indonesia Jepang merupakan pembebas dari belenggu penjajahan Belanda, pada awalnya. Kemudian dalam pendidikan Indonesia penerapan slogan 3A Jepang Cahaya Asia, Jepang Pelindung Asia, Jepang Pemimpin Asia merupakan propaganda Jepang sangat jelas. Tidak hanya itu, bangsa Indonesia juga dibuat percaya oleh Jepang mengklaim diri sebagai “saudara tua” bangsa Indonesia Muhajir, et. al, 2021. Pada akhirnya, sekarang tidak dapat dihindari bahwa akan banyak masyarakan sekarang yang beranggapan bahwa pendidikan Indonesia pada masa penjajahan Jepang sangatlah buruk. Hal ini terlihat dari perubahan dan penurunan yang terjadi. Namun, disamping itu Jepang juga memberikan dampak positif bagi pendidikan Indonesia, seperti dengan melepaskan Indonesia dari belenggu kekuasaan Belanda, Jepang telah merubah sistem dan kebijakan pendidikan Indonesia buatan Belanda yang sangat tidak menguntungkan masyarakat golongan bawah. Selain itu, Jepang juga telah membukakan mata dan memberikan dorongan dengan kekejamannya bagi masyarakat Indonesia untuk terus berjuang dan berambisi agar dapat merdeka seutuhnya. Kesimpulan Kesimpulan dari uraian diatas yaitu sejarah perkembangan pendidikan Indonesia pada masa penjajahan Jepang dimulai sejak menyerahnya Belanda kepada Jepang melalui penyerahan tidak bersyarat pada tanggal 8 Maret 1942 pendidikan Indonesia mengalami perubahan sistem yang sangat drastis dari sistem pendidikan yang dibuat oleh Belanda. Pada awalnya Jepang menutup semua sekolah berasis belanda, membuat sekolah-sekolah baru dan merubah serta menetapkan berbagai kebijakan dan peraturan. Selain itu, menghapuskan sistem kasta golongan sehingga rakyat yang berada pada golongan bawah bisa bersekolah. Namun, pada akhirnya perubahan dari sistem, kebijakan dan peraturan ini malah mempersulit rakyat untuk bisa bersekolah. Tidak hanya rakyat pada guru yang terbiasa menggunakan sistem pandidikan yang di buat Belanda dibuat bodoh oleh sistem yang baru dan tidak mereka pahami. Selain itu, dampakyang amat terasa yaitu berkurangnya jumlah sekolah akbat dari penutupan sekolah Belanda yang di lakukan jepang. Oleh karena itu, tidak dapat dihindari bahwa akan banyak masyarakan sekarang yang beranggapan bahwa 22 pendidikan Indonesia pada masa penjajahan Jepang sangatlah buruk. Hal ini dikarenakan memang benar bahwa pada masa penjajahan Jepang pendidikan Indonesia mengalami penurunan dan sangat buruk yang dapat dilihat dari hasil dan pemabahasan penelitia diatas. Namun, jika dilihat dari sisi lain Jepang juga memberikan dampak baik dampak positif bagi pendidikan Indonesia. Daftar Rujukan Abbas, A. 2018. Pendidikan di Indonesia pada Masa Jepang. Ash-Shahaba Jurnal Pendidikan dan Studi Islam, 41, 62-75. Aslan, A., & Hifza, H. 2019. Pendidikan Islam Masa Penjajahan Jepang di Sambas, Indonesia. EDUKASIA ISLAMIKA Jurnal Pendidikan Islam, 42, 171-188. Beasley, W. G. 2004. Pengalaman Jepang Sejarah Singkat Jepang. Jakarta Yayasan Obor Indonesia. Fadli, M. R., & Kumalasari, D. 2019. Sistem ketatanegaraan Indonesia pada Masa Pendudukan Jepang. Sejarah dan Budaya Jurnal Sejarah, Budaya, dan Pengajarannya, 132, 189-205. Indrayani, Y., & Artono. 2016. Propaganda Jepang Dalam Majalah Soeara Moeslimin Indonesia Tahun 1944-1945. AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah, 42, 254-268. Kawamura, C. 2004. Pendidikan Sekolah Rakyat di Jawa Pada Masa Pendudukan Jepang dari Perspektif Buku Pelajaran. Lembaran Sejarah, 71, 155–172. Khoiriyah, R. 2017. Revitalisasi Pendidikan Islam dalam Perspektif Kiai Hasyim Asy’ari. Jurnal Islam Nusantara, 0102, 156–170. Muhajir, A., Sumantri, P., & Gultom, A. Z. 2021. Memori Sejarah dan Warisan Pendudukan Jepang di Sumatera Timur sebagai Potensi Wisata Sejarah. MUKADIMAH Jurnal Pendidikan, Sejarah, dan Ilmu-ilmu Sosial, 51, 149-158. Muslimin, Y., & Hudaidah, H. 2021. Pendidikan Indonesia pada Masa Pendudukan Jepang. Journal of Practice Learning and Educational Development, 13, 1-5. Perdana, N. A., & Magelang, S. M. A. N. 2011. Pengaruh Pendudukan Jepang Terhadap Masyarakat Magelang 1942-1945. Paramita Historical Studies Journal, 202. 143-157. Rohman, M. 2018. Kebijakan Pendidikan Islam Masa Penjajahan Jepang. Al-Hikmah Jurnal Pendidikan Agama Islam, 0201, 15–33. Sabarudin, M. 2015. Pola dan Kebijakan Pendidikan Islam Masa Awal dan Sebelum Kemerdekaan. Jurnal Tarbiya, 11, 139–174. Sahajuddin, S. 2019. Propaganda dan Akibatnya Pada Masa Pendudukan Jepang di Enrekang 1942-1945. Walasuji Jurnal Sejarah dan Budaya, 102, 185–201. 23 Udiyani, I. A. D. 2013. Dampak Negatif Invasi Militer Jepang Pada Zaman Shouwa Dalam Manga Madomowazeru Batafurai Karya Ogura Akane. HUMANIS Journal of Arts and Humanities, 52, 1-8. Wahyuni, F. 2015. Kurikulum dari Masa ke Masa Telaah Atas Pentahapan Kurikulum Pendidikan di Indonesia. Al-Adabiya, 102, 231-242 Wiranata, P., Safitri, S., & Sair, A. 2018. Perkembangan Pendidikan di Palembang pada Tahun 1942-1950 Sumbangan Materi Pembelajaran Mata Kuliah Sejarah Pendidikan. Criksetra Jurnal Pendidikan Sejarah, 71, . Yasmis. 2007. Jepang dan Perjuangan Kemerdekaan Indonesia. Jurnal Sejarah Lontar, 42, 24–32. HABIB ASH SIDIQ RAHMANDeri Wanto Deri WantoTujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tingkat kemampuan membaca alquran dan mendeskripsikan tingkat keberhasilan dan mengetahui tingkah pengaruh antara kemampaun membaca Al-Qur’an terhadap hasil belajar siswa. Sedangkan rumusan masalah yang akan diangkata adalah tingkat kemampuan membaca Al-Qur’an 2. Bagaimana tingkat keberhasilan hasi belajaran Alquran Hadits siswa, 3. Adakah Pengaruh yang positiff dan signifikan antara kemampuan membaca alquran terhadap hasil belajar siswa. Penelitian ini menggunakan Penelitian Kuantitatif, pada dasarnya Permasalahan ini di angkat karena masih banyak sekali siswa-siswi Mts Baitul Makmur Curup yang belum lancar membaca Al-Qur’an bahkan masih banyak yang tidak bisa membaca Al-Qur’an. Sedangkan didalam mata pelajaran Al-Qur’an Hadis didalamnya banyak sekali kajian tentang ilmu Al-Qur’an, maka sangat dibutuhkan kemampuan baca Al-Qur’an. Karena bila tidak bisa membaca Al-Qur’an, proses pembelajaran Al-Qur’an Hadis akan mengalami hambatan. Selanjutnya dalam penelitian ini sesuai dengan masalah yang telah dikemukakan diatas,maka secara umum tujuannya adalah untuk mengetahui Kemampuan Baca Al-Qur’an terhadap materi pelajaran Al-Qur’an Hadis dan Hasil Belajar Al-Qur’an Hadis serta mengetahui pengaruh Kemampuan Baca Al-Qur’an Terhadap Hasil Belajar Al-Qur’an penelitian ini menunjukan bahwa Berdasarkan penelitian yang telah di laksanakan di MTs Baitul Makmur Pertama, Kemampuan Baca Al-Qur’an Siswa Kelas VIII MTs Baitul Makmur Curup berada pada katerogi sangat kurang. Hal ini dibuktikan dengan jumlah siswa yang memperoleh persentase paling besar yaitu 10 orang atau 26,3%. Kedua, Hasil Belajar Al-Qur’an Hadis Siswa Kelas VIII MTs Baitul Makmur Curup berada pada katerogi kurang. Hal ini dibuktikan dengan jumlah siswa yang memperoleh persentase paling besar yaitu 13 orang atau 34,19%. Ketiga, Pengaruh antara Kemampuan Dasar Baca Al-Qur’an dengan Hasil Belajar Al-Qur’an Hadits Kelas VIII Madarasah Tsanawiyah Baitul Makmur Curup terdapat pengaruh positif. Hal ini dibuktikan dengan hasil analisis data yang menunjukkan rtabel 0,320 sedangkan rhitung pada taraf signifikan 5% yaitu 0,322 yang menunjukkan terdapat pengaruh yang lemah atau rendah. Untuk penelti selanjutnya semoga skripsi ini bisa menjadi refrensi dan bisa melanjutkan untuk peneltian strategi guru dalam pembelajaranHusnul HotimahBaeti RohmanPendidikan memainkan peran penting dalam perkembangan sebuah Negara, tidak terkecuali Indonesia. Manajemen pendidikan yang baik akan melahirkan sumber daya manusia unggul yang lahir dari ruang pendidikan, sebaliknya manajemen pendidikan yang buruk tidak bisa menjadi daya dorong bagi kemajuan bangsa. Dalam konteks Indonesia, masih banyak pekerjaan rumah dalam dunia pendidikan yang perlu dibenahi secara serius, misalnya pada aspek kebijakan pemerintah terhadap pendidikan dan kualitas tenaga pendidik, masalah lain adalah ketidakmerataan infrastruktur pendidikan khususnya di daerah pelosok. Sangat penting untuk mengambil langkah kolektif guna menuntaskan masalah dalam dunia pendidikan. Di tingkat elit dibutuhkan niat dan kesadaran pemerintah untuk merealisasikan kebijakan yang berpihak pada dunia pendidikan khususnya terkait besaran anggaran untuk sektor pendidikan, semestinya anggaran pendidikan masih perlu ditingkatkan bila ingin mewujudkan pendidikan berkualitas. Islam menaruh perhatian khusus terhadap pendidikan, ada banyak ayat dalam Al-Qur’an yang menjelaskan pendidikan, bahkan secara spesifik Islam memandang mulia orang yang berilmu dengan mengangkat MusliminHudaidah HudaidahThe purpose of writing this article is to find out how the state of Indonesian education was during the Japanese occupation. The research was conducted using the literature study method to obtain reliable information related to predetermined topics. The result obtained from this study are the state of education in Indonesian during the Japanese occupation with various policies as a step for victory in battleAhmad MuhajirPulung SumantriAdam Zaki GultomArtikel ini membahas mengenai warisan Pendudukan Jepang sebagai potensi wisata sejarah di Sumatera Timur. Zaman Pendudukan Jepang merupakan periodisasi sejarah yang kerap dilupakan dan diabaikan dalam kajian-kajian sejarah. Sejarah terkait Zaman Pendudukan Jepang dan segala tinggalannya juga jarang sekali menjadi perhatian pembangunan dan pelestarian. Zaman Pendudukan Jepang perlu ditinjau kembali untuk melihat peluang-peluang baru dan sejauh mana potensinya bagi masyarakat. Penelitian ini melihat adanya peluang di bidang pariwisata. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan sejarah. Data yang digunakan berasal dari berbagai sumber sekunder studi literatur. Beberapa peninggalannya yang teridentifikasi adalah Lubang Jepang di Batu Bara, Sungai Buatan di Deli Serdang, dan Benteng Jepang di Kota Medan. Peninggalan-peninggalan tersebut punya potensi sebagai destinasi wisata sejarah namun belum pernah dipertimbangkan oleh pemerintah daerah sebagai proyeksi pariwisata masa KhoiriyahThis study discusses the revitalization of Islamic Education during the period of colonialism in the perspective of Kiai Hasyim Asy'ari, In order to know the extent to which various changes and developments in Islamic education should duly make us always encouraged to review and improve again the quality of self, for the improvement of quality and quantity of education Islam in Indonesia. Because basically Dari since the state of Indonesia was born in 1945, education has been the basis of one of the milestones of the nation's progress. Education is like a uterus in which there are genes with a neat composition with all the seeds of existing capabilities. Therefore there is a need for motivation in the business of potential excavation, direction and good planning in the development of education. From the results of research conducted do indicate from some thoughts Hasyim Ash'ari who talked about education more emphasis on ethics education. Because ethics is more important than intelligence. Expertise in hadiths colored in the aspect of the education. In order for some of his work to change the situation at that time and experience a rapid change and development of an Adi PerdanaJapan entered through Yogyakarta to Magelang, on March 6, 1942, unlike the Dutch who thought Japan estimation will come from The arrival of Japan was warmly welcomed because people already feel hate with the Dutch who like to act Japan imposed political policies of the economic system of war kriegwierschaft that everything is intended to meet the needs of Policies include deposit obligation of rice, romusha, taxes, changes in the system of government decentralization. This policy affects the economy of the people who declined Magelang and adversely affects the condition of society and cause various problems of hunger, lack of clothing, poverty, and social problem from health problems and high death rates are very But there is also a positive impact such as the introduction of new rice planting system and the established system of Japanese school in The young men in addition to getting a formal education also received military training which is beneficial for the survival struggle of the people of Magelang in the future.  Key words Japanese occupation, struggle, Magelang  Jepang masuk melalui Yogyakarta ke Magelang, tepatnya tanggal 6 Maret 1942, tidak seperti perkiraan Belanda yang mengira Jepang akan datang dari arah Semarang. Kedatangan Jepang disambut baik karena orang sudah merasa benci Magelang dengan Belanda yang suka bertindak sewenang-wenang. Jepang menerapkan kebijakan politik dari sistem ekonomi perang kriegwierschaft yang semuanya dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan perang. Kebijakan yang mencakup pula kewajiban simpanan wajib beras, romusha, pajak, perubahan sistem pemerintahan desentralisasi. Kebijakan ini mempengaruhi perekonomian masyarakat yang menolak Magelang dan berakibat buruk pada kondisi masyarakat dan menyebabkan berbagai masalah kelaparan, kekurangan pakaian, kemiskinan, dan masalah sosial dari masalah kesehatan dan tingkat kematian sangat tinggi. Tapi ada juga dampak positif adalah seperti mulai diperkenalkan dengan sistem tanam padi baru dan pendirian sekolah Jepang di Magelang. Orang-orang muda selain mendapatkan pendidikan formal juga menerima pelatihan militer yang bermanfaat bagi perjuangan hidup rakyat Magelang di masa depan.  Kata kunci pendudukan Jepang, perlawanan, Magelang ÂPendidikan di Indonesia pada Masa Jepang. Ash-Shahaba Jurnal Pendidikan dan Studi IslamA AbbasAbbas, A. 2018. Pendidikan di Indonesia pada Masa Jepang. Ash-Shahaba Jurnal Pendidikan dan Studi Islam, 41, Islam Masa Penjajahan Jepang di SambasA AslanH HifzaAslan, A., & Hifza, H. 2019. Pendidikan Islam Masa Penjajahan Jepang di Sambas, Indonesia. EDUKASIA ISLAMIKA Jurnal Pendidikan Islam, 42, Jepang Dalam Majalah Soeara Moeslimin Indonesia Tahun 1944-1945Y IndrayaniArtonoIndrayani, Y., & Artono. 2016. Propaganda Jepang Dalam Majalah Soeara Moeslimin Indonesia Tahun 1944-1945. AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah, 42, Sekolah Rakyat di Jawa Pada Masa Pendudukan Jepang dariC KawamuraKawamura, C. 2004. Pendidikan Sekolah Rakyat di Jawa Pada Masa Pendudukan Jepang dari Perspektif Buku Pelajaran. Lembaran Sejarah, 71, Pendidikan Islam Masa Penjajahan Jepang. Al-Hikmah Jurnal Pendidikan Agama IslamM RohmanRohman, M. 2018. Kebijakan Pendidikan Islam Masa Penjajahan Jepang. Al-Hikmah Jurnal Pendidikan Agama Islam, 0201, 15-33.
1 Sekolah kelas satu atau eerste klasse untuk anak-anak golongan priyayi dengan pelajaran bahasa Belanda; 2. Sekolah kelas dua atau tweede klasse untuk rakyat kebanyakan tanpa pelajaran bahasa Belanda. Peraturan Pendidikan lebih dikhususkan pada anak-anak golongan priyayi. Dengan kebijakan tersebut, diharapkan penduduk yang lebih rendah status
Suatuprinsip yang diterapkan oleh bank untuk mengenal dan mengetahui identitas nasabah serta melaporkan setiap transaksi yang mencurigakan merupakan prinsip dari.. SD Matematika Bahasa Indonesia IPA Terpadu Penjaskes PPKN IPS Terpadu Seni Agama Bahasa Daerah
Ternyataada beberapa prinsip dasar yang mengakar pada budaya mereka yang tentu bisa kita contoh dan terapkan jika ingin memiliki etos kerja seperti orang Jepang. Ini dia beberapa prinsip kerja orang Jepang yang mengakar dari budaya mereka dirangkum dari berbagai sumber berikut ini:. Prinsip Hou-Ren-Sou
menjalankanprinsip keadilan di sektor pendidikan. Namun penerapan PPN menuai (JKP) yang dikecualikan di Indonesia mencapai 4 kelompok barang dan 17 kelompok jasa (Tabel 1). tarif umum yang berlaku diterapkan oleh Singapura, Malaysia, dan Austria.
.
  • 6bwck65672.pages.dev/747
  • 6bwck65672.pages.dev/403
  • 6bwck65672.pages.dev/976
  • 6bwck65672.pages.dev/910
  • 6bwck65672.pages.dev/798
  • 6bwck65672.pages.dev/50
  • 6bwck65672.pages.dev/402
  • 6bwck65672.pages.dev/40
  • 6bwck65672.pages.dev/726
  • 6bwck65672.pages.dev/992
  • 6bwck65672.pages.dev/354
  • 6bwck65672.pages.dev/116
  • 6bwck65672.pages.dev/148
  • 6bwck65672.pages.dev/568
  • 6bwck65672.pages.dev/274
  • prinsip pendidikan yang diterapkan oleh jepang di indonesia