Surveilansdampak / efek kesehatan. Ada 4 jenis surveilans dampak / efek kesehatan ini yaitu 1.Sebelum pekerja ditempatkan ( Fit to Work ), 2.Periodik (minimal sekali setahun), 3.Setelah pekerja kembali dari absen, dan 4.Sebelum dan sesudah penempatan pekerja pada tugas yang melibatkan hazard kesehatan.
Lingkungan kerja yang sehat menjadi checklist yang wajib diperhatikan oleh setiap kantor. Idealnya, setiap karyawan di kantor pasti mengharapkan kesehatan lingkungan kerja tetap terjaga sehingga suasana bekerja menjadi nyaman. Kantor yang bebas sampah, debu, dan kotoran pasti lebih sedap dipandang. Karyawan juga lebih betah untuk bekerja di ruang kerja yang terjaga kebersihan dan kesehatannya. Untuk mengetahui cara menjaga kesehatan lingkungan kerja yang tepat, simaklah pembahasan dari Sodexo dalam artikel ini. Menjaga kesehatan lingkungan kerja tidak sulit. Kita bisa memulainya dari cara yang sederhana. Jangan remehkan beberapa tips sederhana ini karena bisa membantu meningkatkan kesehatan karyawan Anda. 1. Menyediakan Konsumsi Sehat Bila perusahaan menyediakan katering makan siang dan snack di kantor, pastikan bahwa mereka menyediakan makanan yang sehat dan bergizi. Perusahaan bisa menyediakan buah-buahan sebagai alternatif kudapan untuk karyawan. Untuk makan siang, mereka bisa memilih dan memercayakan katering yang sehat serta bisa memenuhi standar gizi karyawan. Perusahaan juga bisa menyediakan minuman sehat, seperti air putih atau jus. Makanan yang tidak sehat, seperti makanan manis, apabila dimakan secara terus-menerus akan mempengaruhi kesehatan karyawan. Baca Juga Memahami Pengertian dan Jenis Lingkungan Kerja 2. Mengadakan Program Aktivitas Fisik Sebelum jam kerja dimulai, perusahaan bisa menyediakan program aktivitas fisik, seperti senam mini selama 15 menit. Perusahaan juga bisa menyediakan program olahraga di luar jam kerja, seperti bulu tangkis, futsal, basket, dan lain-lain untuk menunjang kesehatan para karyawannya. Apabila sulit menjalankan program olahraga, perusahaan bisa menganjurkan para pekerjanya untuk lebih aktif secara fisik lewat imbauan. Caranya, mengimbau untuk menggunakan tangga daripada lift, jalan-jalan singkat di jam makan siang, dan lain-lain. 3. Menyediakan Ruang Kerja yang Sehat Seperti yang dijelaskan sebelumnya, ruang kerja yang sehat bisa membawa banyak manfaat bagi karyawan dan perusahaan. Ruang kerja yang baik memiliki sirkulasi udara yang bagus. Tentunya hal ini penting mengingat karyawan membutuhkan udara yang segar untuk dihirup. Perusahaan juga bisa menyediakan balkon atau taman hijau di lingkungan kerja sebagai tempat relaksasi. Pencahayaan alami juga membuat lingkungan kerja menjadi sehat, meskipun ruang kerja yang disediakan bersifat indoor. Apalagi, penggunaan lampu fluorescent di ruang kerja berpotensi menyebabkan sakit kepala dan mata bagi para pekerjanya, terutama untuk mereka yang bekerja dengan komputer. Baca Juga Bagaimana Kriteria Lingkungan Kerja yang Baik? 4. Menghias Ruang Kerja dengan Tanaman Hidup Siapa sangka, kehadiran tanaman hidup bisa meningkatkan kesehatan lingkungan kerja. Tanaman hidup tidak hanya berguna menjadi dekorasi, tetapi juga bisa menjadi sarana menghilangkan stres para karyawan di dalamnya. Selain itu, tanaman hidup juga membantu memproduksi oksigen, sehingga bisa meningkatkan kesehatan para pekerja. 5. Membangun Koneksi Antar Rekan Kerja Langkah terakhir ini ternyata bisa membantu meningkatkan kesehatan para karyawan. Tak hanya kesehatan fisik, kesehatan mental dan emosional para karyawan juga perlu dijaga karena keduanya saling berpengaruh. Apalagi delapan jam bahkan lebih waktu karyawan digunakan untuk bekerja di dalam kantor, sehingga bukan tidak mungkin emosi mereka juga dicurahkan saat bekerja. Bangunlah koneksi dengan sesama rekan kerja. Caranya sederhana, tunjukkan saja dukungan untuk mereka ketika bekerja atau mengejar target dalam proyek. Bangun juga kepercayaan dan kejujuran antar kolega di kantor karena itu merupakan hal esensial dalam membangun lingkungan kerja yang sehat. Baca Juga 5 Ide Hadiah Gathering untuk Anda dan Rekan Kerja Lima langkah menjaga kesehatan lingkungan kerja dari Sodexo di atas sangat mudah untuk dilakukan, bukan? Praktikkan cara-cara di atas agar lingkungan kerja Anda terjaga kebersihannya, sehingga karyawan menjadi produktif dan perusahaan bisa mencapai keuntungan yang besar. Dari daftar di atas, salah satu cara menjaga kesehatan lingkungan kerja adalah menyediakan konsumsi yang sehat. Apabila kesulitan menyediakan konsumsi yang sehat untuk karyawan, Sodexo bisa membantu perusahaan Anda dalam memfasilitasi tunjangan mereka dengan Sodexo Gift Pass. Dengan voucher ini, karyawan Anda bisa menggunakannya sesuai dengan keinginan mereka, selama masih dalam jaringan merchant Sodexo. Sumber gambar
PP88 tahun 2019 tentang Kesehatan Kerja adalah aturan pelaksanaan UU 36 tahun 2009 tentang Kesehatan. Kesehatan Kerja adalah upaya yang ditujukan untuk melindungi setiap orang yang berada di Tempat Kerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan dari pekerjaan. Jakarta ANTARA - Gaya hidup sedentari atau sedentary kerap terjadi di kalangan pekerja kantoran yang nyaris setiap harinya lebih banyak duduk dalam ruangan selama delapan hingga 10 jam per hari melakukan aktivitas yang monoton di depan komputer dan sesekali rapat, demikian menurut Sequis. Saat makan siang, sebagian mereka tetap berada di ruangan sehingga jarang mengeluarkan banyak tenaga dan kurang berjalan kaki. Menyantap camilan, kopi atau minuman kekinian sering juga jadi pelengkap saat bekerja. Menurut Kementerian Kesehatan, gaya hidup sedentari mengacu pada segala jenis aktivitas di luar waktu tidur dengan karakteristik keluaran kalori sangat sedikit. Berdasarkan durasi waktu, gaya hidup ini terbagi atas level rendah dalam durasi kurang dari dua jam, level menengah dalam durasi dua hingga lima jam dan level tinggi dalam durasi lebih dari lima jam. Senior Manager Medical Underwriter Sequis dr Fridolin Seto Pandu dalam keterangan tertulisnya, Sabtu 10/6 mengingatkan, ada risiko kesehatan dari gaya hidup sedentari seperti obesitas, diabetes, penyakit jantung. Oleh karena itu, Fridolin menganjurkan agar masyarakat mengurangi kebiasaan gaya hidup ini dengan melawan rasa malas untuk bergerak dan meningkatkan motivasi diri untuk lebih banyak melakukan aktivitas fisik. Khusus untuk pekerja kantoran, mereka bisa menggunakan sisa waktu makan siang untuk melakukan aktivitas ringan seperti berjalan kaki. Lalu pada saat bekerja, sebaiknya menghindari posisi duduk yang dapat menyebabkan sakit punggung dan leher. "Dalam kondisi ideal saat duduk, usahakan postur tubuh dalam keadaan tegak. Posisi kaki juga penting diperhatikan, biasakan kaki selalu ada di lantai sehingga peredaran aliran darah lebih lancar," kata Fridolin. Dia menyarankan orang-orang melakukan peregangan tubuh sekitar lima hingga 10 menit di sela-sela waktu kerja. "Sangat baik jika setidaknya tiga hingga empat kali seminggu berolahraga selama 30-40 menit agar tubuh tetap bugar," tutur dia. Selain melakukan aktivitas fisik, Fridolin juga menyarankan agar para pekerja kantoran melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala untuk mencegah penyakit sedari dini. Pemeriksaan kesehatan yang dapat dilakukan antara lain pemeriksaan hipertensi untuk mencegah stroke, pemeriksaan pap smear untuk mencegah kanker serviks dan pemeriksaan kesehatan menyeluruh MCU untuk mengetahui potensi penyakit kritis pada tubuh. Kemudian, sambung Fridolin, sebagai solusi lainnya dari potensi terjadinya penyakit kritis akibat gaya hidup sedentari masyarakat didorong memiliki asuransi kesehatan dan asuransi penyakit kritis sebagai jaring pengaman finansial agar saat terkena risiko sakit. Berita ini telah tayang di dengan judul Pekerja kantoran banyak duduk, ini solusi untuk menguranginyaDi dalam suatu lingkungan perusahaan atau industri terkumpul populasi pekerja yang mempunyai tujuan sama. Populasi pekerja ini berhadapan dengan bahan baku, proses produksi, dan bahan jadi yang semuanya dapat mempengaruhi kesehatannya. Selain itu, para pekerja juga berhadapan dengan berbagai bahan berbahaya yang termasuk dalam kelompok kimia, fisika, biologis, dan ergonomis. Berbagai bahan berbahaya tersebut perlu dikelola dan diupayakan agar tidak menimbulkan gangguan terhadap kesehatan dan keselamatan para pekerja. Agar tujuan kegiatan industri dapat tercapai dengan baik dan tidak menimbulkan masalah baru, maka perlu dilakukan pengelolaan tersendiri terhadap lingkungan industri. Pengelolaan lingkungan industri yang terencana dengan baik akan memberikan kenyamanan, kesehatan dan keamanan bagi para pekerja. Pengelolaan lingkungan industri dapat dimulai dengan menjaga kualitas bangunan serta isinya yang disesuaikan dengan proses industri agar efisien dan tidak mempengaruhi keselamatan dan kesehatan pekerja. Usaha pencegahan penyakit terhadap para pekerja mempunyai peran sangat penting bagi keberlangsungan kegiatan industri. Banyak penyakit yang timbul akibat pengaruh lingkungan industri yang tidak sehat akan sulit untuk dapat diatasi dan disembuhkan. Penyakit akibat jabatan yang mungkin timbul akibat beban kerja berlebihan tidak bersifat reversibel atau dapat dipulihkan. Misalnya ketulian karena bising atau kerusakan syaraf, ginjal, hati karena zat kimia. Pada umumnya usaha kuratif untuk mengatasi timbulnya penyakit seperti ini tidak banyak manfaatnya. Karena itu sangat diperlukan unsur rekayasa untuk mencegah terjadinya penyakit seperti ini Upaya rekayasa untuk mencegah terjadinya penyakit seperti ini dapat dilakukan dengan mengendalikan kebisingan, mengendalikan uap zat kimia, memperbaiki ventilasi dan sirkulasi udara dan sebagainya. Selain itu, perusahaan juga harus menyediakan fasilitas dasar yang terpenuhi seperti sanitasi dan air bersih. Selanjutnya, limbah industri yang padat, cair maupun gas juga perlu dikelola dengan baik sehingga tidak menimbulkan masalah terhadap lingkungan dan tidak menjadi sumber penyakit bagi pekerja dan masyarakat di sekitar industri. Penyakit Beban Kerja Perusahaan industri beraneka macam, antara lain dikelompokkan berdasarkan jenis produk yang dihasilkannya, seperti industri perminyakan dan gas, tekstil, kertas, logam, kimia, pengolahan pangan dan sebagainya. Tentu saja permasalahan lingkungan yang dihadapi masing-masing perusahaan industri tersebut berbeda-beda tergantung faktor yang mempengaruhi masing-masing perusahaan. Tetapi dari masing-masing perusahaan industri tersebut terdapat potensi yang hampir sama dalam mempengaruhi terjadinya penyakit terhadap karyawan, yaitu penyakit jabatan atau penyakit beban kerja Jabatan pekerja yang meningkat dengan beban pekerjaan yang semakin meningkat pula serta kemungkinan terpapar faktor penyebab penyakit yang semakin meningkat dapat menyebabkan seorang pekerja semakin berpeluang terkena penyakit akibat kerja. Dalam manajemen perusahaan, penyakit yang timbul akibat jabatan perlu dikompensasi sesuai peraturan perundangan yang berlaku. Hal ini perlu mendapat perhatian manajemen perusahaan karena penyakit akibat kerja tidak dibenarkan terjadi. Ada beberapa hal yang menyebabkan tidak dibenarkannya terjadi penyakit akibat kerja. Pertama, lingkungan kerja merupakan suatu lingkungan buatan manusia sehingga dapat direncanakan agar tidak berbahaya bagi pekerja. Kedua, kerugian yang timbul akibat penyakit jabatan atau beban kerja akan diderita oleh kedua belah pihak yaitu pekerja sendiri dan pengusaha. Pekerja akan kehilangan hari kerja, kemungkinan cacat atau bahkan meninggal dunia. Sedangkan pengusaha harus memberikan uang ganti rugi, kehilangan pekerja yang sudah terlatih, dan dapat kehilangan kepercayaan dari karyawan. Ketiga, kerugian juga diderita oleh masyarakat mulai dari keluarga pekerja yang mungkin kehilangan kepala keluarga sampai pada kehilangan sumber pendapatan keluarga Berkaitan dengan hal di atas, penyakit jabatan atau beban kerja perlu didiagnosa sedini mungkin sehingga tidak menimbulkan kerugian tersebut. Sebenarnya penyakit jabatan atau beban kerja dapat dicegah dengan pemantauan yang baik melalui pemantauan kesehatan pekerja maupun lingkungan kerjanya yang mengandung penyebab penyakit. Usaha pencegahan dapat dimulai dengan mencari kemungkinan adanya faktor lingkungan kerja yang tidak memenuhi standar yang berlaku Nilai Ambang Batas. Bila ternyata ditemukan hal yang demikian maka perlu dilakukan upaya penanggulangan untuk memperbaikinya. Penanggulangan dapat dilakukan dengan melakukan substitusi bahan baku atau proses produksi sehingga sumber pencemar penyebab penyakit dapat dihilangkan. Apabila hal tersebut tidak dimungkinkan maka perlu dilakukan upaya isolasi terhadap sumber penyakit. Upaya isolasi dilakukan untuk mencegah terjadinya pemaparan sumber pencemaran yang dapat menimbulkan penyakit terhadap pekerja Apabila isolasi tidak dapat dilakukan dan faktor penyebab penyakit berupa debu maka dalam proses produksi di perusahaan yang bersangkutan dapat dilakukan dengan “metoda basah”. Untuk faktor yang lain dapat ditanggulangi dengan memasang ventilasi setempat. Dan jika berbagai hal tersebut di atas tidak dapat dilakukan maka perlu dipikirkan penggunaan ventilasi umum, kebersihan rumah tangga housekeeping perusahaan, atau pengaturan jam kerja pegawai dan penggunaan alat pengaman perseorangan. Pemantauan Lingkungan Pemantauan terhadap faktor penyebab penyakit akibat kerja tidak hanya dilakukan di lingkungan kerja di dalam perusahaan tetapi juga perlu dilakukan di lingkungan masyarakat di sekitar perusahaan. Hal ini perlu dilakukan terutama di sekitar perusahaan yang menggunakan bahan radiasi berbahaya bagi kesehatan. Beberapa hal yang perlu didapat melalui pemantauan antara lain adalah 1 tingkat radioaktivitas alamiah, 2 terjadinya tingkat perubahan radioaktivitasnya, 3 apakah terdapat kebocoran, 4 perlu adanya penentuan standar radioaktivitas Pemantauan di luar perusahaan atau pabrik perlu dilakukan untuk mengetahui pengaruh terhadap lingkungan sekitarnya dan terhadap masyarakt di sekitarnya. Misalnya, perlu diperiksa radioaktivitas udara, tanah, air, lumpur, tumbuhan, makanan dan lain-lain. Hal ini sangat penting dilakukan terutama terkait dengan pembuangan limbah industri ke lingkungan Mengingat bahaya bahan beradiasi maka pengelolaan lingkungan harus dilakukan secara cermat dan seksama. Perhatian utama tentu perlu dilakukan terhadap pekerja yang mungkin terpapar pada waktu bekerja dan masyarakat umum yang mungkin terpapar buangan limbah atau bocoran bahan radiasi. Pengelolaan lingkungan dapat dilakukan melalui beberapa cara, antara lain berdasarkan jarak dari sumber radiasi dan waktu pemaparan Perpanjangan jarak fisik perlu dilakukan disamping juga perlu dilakukannya pemasangan perisai atau menjauhkan pekerja dari radiasi dengan melakukan otomatisasi suatu proses kerja. Selain itu, juga perlu diperhatikan baku mutu pemaparan yang menentukan dosis maksimum yang diperbolehkan bagi pekerja dan masyarakat di sekitar perusahaan. Pengelolaan lingkungan perusahaan industri yang terencana dengan baik tidak hanya akan memberikan kenyamanan, keselamatan dan kesehatan terhadap para pekerja dan masyarakat di sekitarnya, tetapi juga akan memberikan keuntungan berupa keberlangsungan investasi dan operasi perusahaan. Perusahaan industri yang tidak melakukan pengelolaan lingkungan dengan baik akan menghadapi berbagai masalah yang merugikan, baik kerugian ekonomis maupun kerugian sosial. Lingkungan Industri dan Kesehatan Pekerja – Oleh AHMAD JAUHARI Peneliti P3BI Jakarta, Dosen FT – UMJ
BerdasarkanUndang-undang Jaminan Keselamatan dan Kesehatan Kerja itu diperuntukkan bagi seluruh pekerja yang bekerja di segala tempat kerja, baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air maupun di udara, yang berada di dalam wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia. PKB biasanya akan mengatur mengenai hak dan kewajiban
.